Kembali di markas Sailor Guardian.
"Ano sebenarnya kenapa kalian mengajak kami kemari?" tanya Matsuda.
"Soal itu, sebenarnya kami hanya ingin mengajak Issei saja. Namun, karena kalian juga ikut kami jadi harus membawa kalian masuk juga, mau bagaimanapun, kami tidak ingin melibatkan manusia biasa seperti kalian berdua dalam urusan kami dalam melawan Youma," ungkap Rei yang menampakan wujud Sailor miliknya. Setelahnya Makoto, Minako dan Amy menunjukkan wujud Sailor Guardian mereka yang terlihat cantik dengan aura suci yang kuat
"Youma? Apa itu?" Tanya Matsuda penasaran.
"Youma, itu semacam makhluk supranatural yang jahat(Setan), mereka memiliki wujud makhluk dunia lain yang menyakiti manusia kapan saja," ucap Luna menjelaskan sambil menjilati kaki depannya.
"Eh? A-aku baru sadar kalau Luna bisa bicara!" seru Motohama yang kaget.
"Tentu saja. Luna bukanlah kucing biasa, ia adalah partner dan pelayanku," ucap pelan Usagi.
"Aku bisa mendengar apa yang kau katakan Usagi" ucap Luna.
"Luna, bukankah kau memang pelayan sekaligus partnerku?" tanggap Usagi dengan muka agak polos.
'muka ini yang paling hampir bikin aku gemes' pikir Luna melihat wajah polos Usagi.
Lalu tak lama setelahnya Usagi kini menampilkan wujud aslinya dengan bagian dahinya muncul lambang bulan sabit berwarna perak keemasan, Usagi juga tersenyum ketika tubuhnya diselimuti cahaya dan pakaiannya berubah menjadi gaun berwarna putih, yah dia sekarang menampakan wujud aslinya sebagai putri bulan dari kerajaan Silver Milinium yang sudah hancur dan ia serta keempat temannya adalah satu-satunya manusia bulan yang berhasil selamat dari kehancuran karena bereinkarnasi sebagai manusia bumi.
"Bisakah aku pingsan dulu melihat kalian yang cantik?" Tanya Issei asal dengan wajah memerah
Bruk
Alhasil Issei tentu tidak tahan karena ada beberapa gadis cantik disana dan berakhir jatuh dengan wajah berkunang-kunang.
"S-senpai!" kaget Usagi yang berlari menyambut tubuh Issei, "Haaah, aku benar-benar tidak mengerti, kenapa kau pingsan hanya karena aku memperlihatkan wujud asliku, padahal aku tidak memberikan intimidasi apapun," ucap Usagi.
'Masalahnya bukan itu baka,' batin para Sailor Guardian yang melihat Princess mereka yang kadang polos kadang tidak.
"Issei, kamu lebay amat sih, bangun, jangan bilang kau benar-benar terserang Ambien," ucap Motohama asal nyeletuk.
"Perlu ditampar dulu nggak?" Tanya Matsuda kepada Motohama asal-asalan.
"Sssst sudah jangan ribut, Amy, Rei tolong bawa Matsuda dan Motohama aku rasa kalian perlu berbicara berdua bukan," ucap Usagi sambil tersenyum ke arah dua temannya itu.
"Yaaa… jika itu maumu, aku tidak masalah" ucap Amy
"Aku juga" ucap Rei.
Setelah sekian lama mereka kembali berkumpul dan Usagi pun berkata, "Motohama-senpai, Matsuda-senpai, apa kalian sudah diberitahu mengenai Youma dan perlawanan kami dalam melindungi dunia?" tanya Usagi pada Matsuda dan Motohama.
"Kalau menjelaskan Youma sudah dijelaskan oleh Rei-chan. Tapi untuk perlawanan… aku hanya bisa menebak untuk menjaga bumi, bukan?" Tanya Matsuda.
"Tepat sekali. Sekarang saat kalian mengetahui rahasia kami, apakah kalian bisa menjaga rahasia? Jika kalian berjanji menjaga rahasia ini maka kita bisa bertemu tiap pulang sekolah seperti biasa, jika tidak aku akan membuat kalian melupakan itu semua dan membuat kita seolah-olah tidak pernah bertemu," ucap Usagi sambil duduk di atas kursi.
'seram sekali' pikir Matsuda.
Sebab konsekuensinya sangat besar dimana jika dia tidak bisa menjaga rahasia ini, mereka akan menghapus ingatannya termasuk dua temannya dan mereka semua akan menganggap pertama kali bertemu.
"Kami tidak tahu, tapi aku akan berusaha menjaga rahasia," ucap Motohama.
"Aku juga!" seru Matsuda yang kini menatap Issei mempertanyakan apakah Issei juga bisa menjaga rahasia, atau setidaknya berusaha menjaga rahasia.
"A-akwu akan berusaha u-uwntuk menjaga rahasia ka-kwalian" ucap Issei yang pingsan lagi lihat wajah Usagi dan membuat wajahnya panas.
'kenapa dengan dia dah' pikir Matsuda dan Motohama melihat Issei yang dulu mesum kini gampang pingsan lihat cewek cantik seperti Usagi.
"Jangan bilang Ambiennya kambuh?" tanya Usagi panik.
"Pifff!" terlihat para Sailor langsung menahan tawa saat mendengar perkataan Usagi barusan.
"Minako-chan, Mako-chan, Amy-chan, Rei-chan itu nggak lucu!" seru Usagi yang sebel karena ditertawakan
"Yaaa… gimana ya soalnya ucapanmu sangat polos" ucap Mako.
"L-lalu apa?" tanya Usagi lagi.
"Ah gimana yah, aku rasa kau harus kembali ke wujud manusia biasamu saja, dengan begitu dia bisa bertahan saat melihatmu, kurasa," ucap Makoto yang sangat familiar dengan adegan itu karena ia penggemar novel romantis.
Sebab dia tahu kalau Issei orang yang pemalu sama gadis cantik. Jadi tidak heran kalau sifatnya seperti itu.
Usagi yang mendengar itu langsung mengangguk dan mengganti pakaiannya menggunakan sihir miliknya.
"Apa yang seperti ini sudah cukup?" tanya Usagi pada keempat temannya dan juga kedua teman Issei
"Sudah bagus" ucap Makoto
"Hmm… sudah bagus. Apalagi tampilan ini sudah pas untuk dilihat oleh Issei asal jangan tampilan barusan yang buat dia pingsan" ucap Matsuda
Tentu para gadis tertawa cekikikan mendengar apa yang dikatakan oleh Matsuda jika Issei orang yang bisa salah tingkah. Mungkin lihat sisi inilah Issei bisa disebut sisi lucu dan imut buatnya apabila ada seorang gadis lihat tingkah Issei ini.
"Ya ampun, aku benar-benar tidak mengerti kenapa sampai ada orang yang gampang pingsan," gumam pelan Usagi sambil menunggu Issei sadar.
Setelah satu menit, akhirnya Issei bangun dan Issei melihat teman-temannya Usagi sedang bermain kartu bersama Matsuda dan Motohama, sementara Usagi terlihat sedang menulis di sebuah buku dengan mengggunakan pen di tangannya, entah apa yang ia tulis.
"Oh ah Senpai sudah bangun, apa senpai lapar?" tanya Usagi penasaran.
"Ah em, yah begitulah," gumam pelan Issei menanggapi perkataan Usagi.
"Kalau begitu, ambilah," ucap Usagi sambil memberikan bingkisan kertas makanan yang ditutup dengan steples.
Mendengar hal itu Issei pun mengambilnya dan membuka bingkisan kertas makanan itu, ia terdiam melihat isinya terdapat nasi dan sambal kare dengan lauk suiran ayam dan bawang goreng yang bertaburan di atasnya, aroma kare yang sangat khas itu meningkatkan nafsu makan orang-orang yang menciumnya.
"Itu enak sekali, bukankah katamu kau tak bisa memasak?" tanya Makoto kaget dengan makanan yang dikeluarkan Usagi untuk Issei.
"Ahahaha, aku diam-diam belajar memasak bersama ibuku," ucap Usagi dengan nada lembut bahkan ia tersenyum manis ke arah teman-temannya.
'Dasar beruntung' pikir Matsuda dan Motohama.
"Ah aku juga membuat untuk kalian," ucap Usagi yang mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan beberapa bungkus nasi dikeluarkan. Isinya sama yaitu nasi dengan kuah kare, bedanya hanya lauk dan sayur yang menemaninya saja.
"Waaah makasih banget, kamu emang yang terbaik Tsukino-san!" seru Matsuda dan Motohama dengan wajah terharu.
"Sekarang karena kalian sudah mau menjaga rahasia, aku akan bertanya lagi, apa kalian ingin membantu kami sebagai ksatria Bulan atau memilih untuk tidak ikut campur dan hanya diam berpura-pura tidak tahu apa-apa?" tanya Usagi lagi pada Issei, Matsuda dan Motohama.
"Ksatria bulan?" tanya mereka kaget.
"Em, aku bisa sedikit membagikan kekuatanku pada kalian, yah meskipun tentu saja kalian juga harus belajar dulu untuk bisa menggunakannya," ucap Usagi dengan nada lembut, "Bahkan kalian juga bisa mendapatkan pedang suci bulan dariku jika setuju dan lulus pelatihan," tambah Usagi lagi.
"Dan soal pelatihan, tenang saja, kami akan melatih kalian sebaik mungkin," ungkap Minako, lalu terlihat Rei, Makoto dan Amy tersenyum ke arah mereka.
Sementara Usagi ia hanya diam menunggu jawaban atas tawarannya.
"Apa kalian tidak mau?" tanya Artemis tiba-tiba setelah sekian lama Issei dan kedua temannya hanya diam berpikir.
"Kami mau… apalagi nantinya aku harus melawan naga itu. Mengingat aku tahu bagaimana cara melawannya" ucap Issei.
Usagi hanya tersenyum dan mengeluarkan kristal perak berkilau dari dalam dirinya, lalu membagi kristal itu menjadi tiga lalu setelahnya Issei, Matsuda dan Motohama mendapatkan satu kristal.
"Kristal itu memiliki energi yang sangat besar, aku yakin kalian suatu saat bisa menggunakannya dengan baik, kalian bisa menanamkan nya pada tubuh atau alat apapun yang selalu kalian bawa," ucap Usagi dengan lembut.
"Lalu khusus untukmu, Issei, bisakah kau perlihatkan Sacred gearmu," pinta Usagi
"Boosted Gear"
(Boost)
Alhasil muncullah gauntlet merah darah disana dengan permata hijau zamrud di tangan kiri Issei.
Usagi pun langsung menanamkan Kristal perak berkilau yang katanya mengandung energi tak terbatas dan saat itu juga Sacred gear milik Issei berubah bentuknya atau berevolusi menjadi lebih besar dan kokoh.
Bahkan cakarnya jadi lebih tajam dengan taji emas tajam di sepanjang Gauntlet, lalu sinar putihnya menyebar ke seluruh tubuh Issei.
Matsuda dan Motohama kaget melihat hal itu, "Oi Issei! Apa kau tak apa-apa? Tubuhmu jadi bersinar!"
"Etto… apa yang terjadi padaku?" tanya Issei
Melihat kekhawatiran itu Usagi pun menjelaskan, "Tenang saja, itu proses penyatuan tubuh manusia dengan energi bulan, manusia yang terkena atau terpapar energi dari kristal itu akan berumur panjang dan awet muda," ungkap lembut Usagi.
"Tapi kekuatan kristal itu akan hilang jika Usagi dan keturunannya terbunuh," jelas Minako sambil menatap Issei dan dua temannya.
"Eh… maksudnya jika Usagi atau keturunannya musnah, maka kekuatan bulan hilang dan mereka yang diberikan kekuatan itu otomatis akan meninggal?" Tanya Matsuda.
"Tidak seperti itu, Semua itu karena kalian mendapatkan kristal itu dari Usagi, Kristal perak berkilau itu terbuat dari pecahan jiwa dan curahan hati Princess Serenity atau saat ini namanya adalah Usagi. Oleh karena itu, jika Usagi terbunuh kristal itu menghilang, kita tidak akan mati, hanya saja kita akan kehilangan kekuatan magis yang sudah Usagi bagikan," tanggap Luna sang kucing hitam yang paling mengerti asal usul kekuatan sailor dan kristal perak berkilau yang merupakan bagian jiwa dari putri dan ratu Serenity dari kerajaan Bulan Silver Millenium.
"Jadi meski kami memiliki sihir. Jika Usagi mati, kami akan menjadi manusia biasa tanpa sihir lagi?" Tanya Motohama yang sedikit paham dengan ini.
"Ya begitulah, oleh karena itu kalian harus melindungi Princess sebaik mungkin," tambah Rei.
"Begitu yah," gumam pelan Motohama sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan dari kristal yang ia terima, haruskah ia menelannya atau menjadikannya aksesoris.
Matsuda kemudian melirik ke arah Usagi, "Kenapa kau mau membagikan kekuatanmu pada orang yang baru kau kenal?" tanya Matsuda.
Usagi kemudian diam dan menatap langit-langit markasnya yang meniru pemandangan langit malam, "Karena aku merasa, aku tak akan bisa melindungi tempat ini hanya dengan berlima saja dan dari sekian banyak orang, hanya kalian yang aku kenal," jawab Usagi.
"Sebab aku tidak mau kekuatanku disalah gunakan untuk kejahatan karena kekuatanku ini dipakai untuk menjaga kebaikan" tambah Usagi.
"Soal cara menggunakannya kalian akan dilatih langsung oleh mereka berempat. Oh iya dasar dari pemakaiannya adalah kekuatan hati dan tekad, terutama pada perasaan cinta, semakin kuat hati kalian semakin besar kekuatan yang dipancarkan kristal itu," ucap pelan Usagi.
"Kekuatan tekad dan cinta," gumam pelan Matsuda dan Motohama.
Sementara itu Issei terdiam karena ia bisa menjadi sangat kuat hanya dengan menerima sedikit dari kekuatan Usagi, bahkan Draig mengatakan peningkatan kekuatannya sampai ke tahap 100 kali lipat.
'[Tak hanya itu. Issei kristal itu juga secara otomatis memurnikan jiwamu terus menerus, yang artinya kau bisa memakai Jugernaut Driver tanpa khawatir mengamuk atau diluar kendali. Karena pengaruh jahat yang tersimpan di dalam diriku terus dimurnikan oleh kristal itu]' ungkap Draig melalui telepati.
'singkatnya aku bisa berubah menjadi naga kapan aku mau, bukan?' tanya Issei pada Ddraig.
'[Ya, aku juga terkejut akan kekuatan kristal itu, kau sungguh punya hoki tinggi kawan]' balas Draig.
"Apa kalian menyukainya?" tanya Usagi tiba-tiba.
"Jangan khawatir, kami cukup menyukainya kok," balas Issei, "Benarkan teman-teman!" seru Issei lagi sambil menatap Matsuda dan Motohama.
"Begitulah" ucap Matsuda dan Motohama.
"Tapi kalau bisa. Tolong buat kami menjadi murni kembali. Maksudnya pikiran mesum kami hilang sepenuhnya… karena kami tidak mau itu berakibat fatal kedepannya" ucap Issei memohon.
Karena dia tidak mau kehidupan di masa yang akan datang akan hancur dan remuk.
"Itu ….. aku tidak yakin bisa melakukannya. Aku cukup punya kekhawatiran dalam mencabut emosi, aku takut kalian jadi seratus persen kehilangan nafsu kalian, itu bukanlah hal yang baik," ungkap Usagi.
"Begitu ya" ucap Issei.
Sebab dia tidak mau dirinya membuat orang lain kesusahan dengan tingkahnya apalagi dia masih dikenal sebagai Trio Pervert.
"Soal sifat mesum kalian, aku bisa menanganinya," ucap Makoto sambil tersenyum.
"Mako-chan," gumam lembut Usagi.
"Hehehehe. Ehem, prosesnya memang lambat dan tidak pasti, tapi aku yakin kalian bisa sedikit mengurangi kebiasaan mesum kalian melalui pelatihanku!" seru Makoto.
"Aku juga akan membantu, jadi itu tergantung akan tekad kalian, yang paling penting berjuang," tambah Minako.
"Em Selama kalian punya tekad untuk berubah dan berusaha keras, cepat atau lambat kalian pasti akan jadi lebih baik," tambah Rei.
"Tidak ada orang yang bisa jadi kuat secara instan, bahkan jika mendapatkan kekuatan dari Princess sekalipun, kalian tetap harus belajar untuk bisa memakai kekuatan yang dipinjamkan itu," ungkap Amy.
Melihat ekspresi Matsuda dan Motohama yang plonga plongo, Usagi pun menyederhanakannya, "Jadi begini, bahkan mie instan pun masih membutuhkan waktu dan proses untuk bisa dimakan. Oleh karena itu perubahan sifat pun juga akan butuh proses dan waktu, yang penting niat dan usaha," ungkap Usagi menyederhanakan kata-kata Amy.
"Begitu" ucap Matsuda yang memahami maksud Usagi.
Pertemuan dengan Biarawati.Singkat cerita di keesokan harinya Issei seperti biasa berjalan kaki menuju sekolahnya dan dalam perjalanan menuju sekolah, di taman bunga ia tak sengaja melihat pantat mulus biarawati muda yang dilindungi sempak putih.
(Partner, ingat) Peringat Ddraig kepada Issei.
'Ingat apa?' tanya Issei.
(Hindari pikiran bejatmu itu) ucap Ddraig
'Aku nggak bejat!' seru Issei membantahnya.
(Malah aku meragukannya) Pikir Ddraig pada dirinya sendiri mengenai perkataan partnernya ini.
"Aduduh, kenapa aku malah jatuh lagi," ucap Biarawati itu berusaha untuk berdiri.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Issei yang mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu berdiri.
"Ah t-terima kasih," ucapnya menyambut uluran tangan Issei. Namun, tiba-tiba kerudung gadis itu terlepas dan tertiup angin menampakkan wajah mungilnya dengan rambut pirang dan mata hijau yang cerah, tatapan antara Issei dan gadis Eropa itu terlihat sangat intens
Hingga akhirnya kerudung itu di tangkap atau diambil oleh seorang gadis berambut pirang panjang yang diikat model odango dengan mengenakan seragam SMP, gadis itu kemudian berjalan, "Ara Senpai, siapa dia? Pacarmu yah?" tanya Usagi sambil mengembalikan kerudung itu pada gadis biarawati yang dibantu oleh Issei
"U-Usagi-chan! B-bukan kok! K-kami saja baru bertemu pagi ini!" seru Issei.
"Oh, tapi kalaupun dia adalah pacarnya Senpai aku tidak marah sama sekali, toh itukan haknya Senpai," ucap santai Usagi sambil melirik si biarawati muda itu.
(Hahay… mau kau bilang apa dan menjelaskannya kayak apa tuh?) Tanya Ddraig kepada Issei dengan mengerjai Issei.
"Ano, Usagi," ucap sedih Issei.
Usagi yang melihat ekspresi Issei jadi sedikit terdiam dan tersenyum, "Ya sudah kalian bukan pacar, jadi kalau boleh tahu siapa namamu? Aku Tsukino Usagi, secara harpiah artinya adalah Kelinci bulan," ucap Usagi sambil tersenyum ke arah gadis biarawati itu.
"Asia, Asia Argento," jawab Asia dengan nada pelan jujur ia gugup bicara dengan orang sebayanya, karena ia tak pernah punya kesempatan dalam berkomunikasi.
"Baiklah Asia, kamu sepertinya seorang biarawati muda, tapi setahuku kota ini tidak memiliki Gereja," ucap pelan Usagi penasaran akan maksud kedatangan Asia.
"Ehh… bukannya disini ada Gereja? Katanya disini ada Gereja" ucap Asia.
(Kuyakini itu yang dimaksud adalah gereja terbengkalai dimana kau membunuh datenshi itu, aibo) Ucap Ddraig kepada Issei.
"Kalaupun ada, pasti itu gereja tua yang tidak terurus, karena dari yang aku tahu sangat sedikit ada orang yang pergi beribadah atau beragama Kristiani di kota ini," ucap Usagi menanggapi perkataan Asia.
"Eh? T-tapi ini benar kok alamatnya, t-tidak mungkinkan aku dikirim jauh-jauh dari eropa hanya untuk mengetahui fakta kalau tempatku tak punya Gereja dengan umat aktif, jadi apa fungsiku sebenarnya di sini?" ucap kecewa Asia.
Usagi yang mendengar itu langsung menggenggam lengan Asia, "Asia-chan, mungkin saja kau dipercaya untuk merawat dan menjaga Gereja tua itu sampai tempat itu kembali layak jadi tempat ibadah," ucap Usagi sedikit memberikan motivasi
"Begitu. Bisa kalian temani aku sebentar saja ke sana? Aku sedikit takut" ucap Asia.
"Tentu saja Asia-chan, dan panggil aku Usagi, ini sebagai bentuk pertemanan!" seru Usagi dengan ramah dan ceria.
"Aku juga. Salam kenal, Asia-chan. Namaku, Issei Hyoudou" ucap Issei.
"Ah iya, terima kasih, dan mohon bimbingannya!" seru Asia.
"Mah sudah santai saja, kami juga akan mengunjungi Gerejamu kapan-kapan, yah meskipun bukan untuk beribadah sih, karena kau tahu kebanyakan orang di kota ini adalah Ateis dan juga kebanyakan ajaran yang dipercaya juga ajaran nenek moyang seperti, roh-roh dan semacamnya," ungkap Usagi dengan nada tenang.
"Ano, Usagi, tumben kamu nggak sama teman-temanmu?" tanya Issei
Usagi yang mendengar pertanyaan Issei langsung tersenyum dan menjawab, "Terkadang ada saatnya aku ingin jalan bersama Senpai sesekali," jawab Usagi dengan nada tenang.
'[Ciee dikangenin oleh ayang rupanya]' ucap Draig tiba-tiba melalui pikiran Issei. Issei yang mendengar sindiran dari Draig hanya bisa sedikit memasang wajah kesal saja.
[Uhuyy… jangan lupa kasih tahu kapan resepsinya untuk menikah] tambah Ddraig.
"Ano, karena aku benar-benar masih baru di kota ini aku tidak tahu lokasi-lokasi toko dan jalan dengan baik, jadi bisakah kalian mengenalkanku dengan kota ini saat kalian ada waktu?" tanya Asia.
"Bukan masalah, meskipun mungkin agak sore menjelang malam sih bisanya," ucap Usagi mengingat jam pulang sekolahnya itu sore mendekati malam hari.
Tak lama kemudian terdengar suara tangisan dari satu arah dan hal itu membuat Usagi, Asia dan Issei mendelik ke arah bocah yang sedang terluka lututnya itu. Asia dengan segera berlari menghampiri bocah itu.
"Hei-hei tenang, anak lelaki tak boleh menangis," ucap Asia yang menggunakan Sacred gearnya untuk menyembuhkan lutut anak itu.
Setelahnya luka di lutut bocah itu menutup dengan cepat, "Nah lukanya sudah menghilang, jadi berhenti menangis yah, kamu bocah kuat," ucap Asia sambil tersenyum setelahnya ia berdiri dan menatap Usagi dan Issei lalu tersenyum dan berkata, "Maaf karena membuat kalian menunggu."
"Em tak apa, ngomong-ngomong yang kamu lakukan tadi itu apa?" tanya Issei penasaran.
"Ah.. ini. Aku menggunakan kekuatan berkah Tuhan saat aku berada di Eropa" ucap Asia yang memperlihatkan cincin yang merupakan Sacred Gear
(Penyembuhan Senja atau Sacred Gear Twilight Healing rupanya) Ucap Ddraig
'kau tahu itu?' tanya Issei
(Iya. Itu salah satu Sacred Gear yang dikenal sebagai salah satu sacred Gear penyembuh. Uniknya Sacred Gear miliknya bisa menyembuhkan berbagai macam ras. Entah iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan lain sebagainya) Ucap Ddraig menjelaskan.
"Kau sungguh diberkati yah, tak banyak loh orang yang punya kemampuan untuk menyembuhkan luka," ucap Usagi memberikan sedikit dukungan moral pada Asia Argento
"Eehehehehe… aku merasa senang karena mendapatkan karunia tuhan" ucap Asia.
Sebab dia senang mendapatkan Twilight Healing yang merupakan kekuatan untuk menyembuhkan orang-orang yang dia sayangi
"Tapi sebaiknya kamu pilih-pilih dalam menyembuhkan orang, karena jika kau tidak pilih-pilih maka akhirnya bisa gawat, karena bisa saja suatu saat nanti, kamu malah menyembuhkan seorang penjahat, dan karena sikapmu itu kau akan dianggap aliansi atau penjahat yang kau tolong dan akhirnya itu menjadi sesuatu yang buruk untuk diri sendiri," tegur Usagi yang secara tidak sengaja menyinggung masa lalu Asia.
Asia nampak tertunduk mendengar teguran itu, sepertinya ia teringat akan masa lalu yang menyakitkan karena pernah melakukan kesalahan seperti yang Usagi katakan.
"Asia-san ada apa?" tanya Issei yang melihat wajah murung dari Asia ketika mendengar apa yang Usagi katakan.
"B-bukan apa-apa," gumam pelan Asia yang nampaknya tidak mau membicarakan masa lalunya.
Usagi hanya diam saja dan tidak mengatakan apapun selain melirik ke sekeliling, hingga akhirnya ia berkata, "Sebuah pengalaman buruk bisa menjadi peringatan agar seseorang tidak melakukan hal yang sama agar tidak berakhir di lubang yang sama. Jika kau sudah pernah mengalami kejadian dimana kau dicap buruk karena salah menyembuhkan orang, maka mulai sekarang belajarlah dari masa lalu agar hal itu tidak terulang kembali."
Asia yang mendapat nasehat langsung dari Usagi yang nampak tersenyum ke arahnya hanya bisa diam memandang wajah Usagi yang tersenyum ke arahnya.
Lalu perlahan senyum tipis mulai terlihat di wajahnya, ia nampaknya mulai mendapat sedikit semangat dari kata-kata Usagi barusan.
Akhirnya mereka sampai di Gereja tua, "Ano kalau tidak keberatan, apa kalian mau menemaniku sampai ke dalam Gereja?" tanya Asia.
Usagi hanya tersenyum dan berkata, "Maaf, karena guru kelasku sangat galak, aku tidak punya waktu untuk menemanimu," ucap Usagi sambil melambaikan tangan dan berjalan pergi menuju ke sekolahnya.
Sekarang tersisa Issei yang masih diam di dekat Asia sambil mengingat kejadian dimana ia membunuh orang-orang sesat yang menjadikan Gereja tua itu sebagai markas dan membunuh orang atas nama agama.
"Ano?" panggil Asia Argento pada Issei yang melamun hingga tidak sadar kalau Usagi sudah tidak ada di tempat itu.
"Eh ah… ada apa?" Tanya Issei.
"Ano .. temanmu sudah pergi, apa kau masih ingin di sini?" tanya Asia agak sedikit berharap kalau Issei mau menemaninya.
"Eh ahh… mungkin aku akan datang kesini lagi. Apalagi yaa… aku juga mau ke Sekolah dulu. Oh ya Asia. Sampai jumpa" ucap Issei karena dia orang yang takut kena marah sama guru
"Baiklah, aku tunggu kedatangan kalian," ucap Asia sambil melambaikan tangan.
Sementara itu di ruangan gelap.
"Jadi Koneko, apa yang kau temukan?" tanya gadis berambut merah.
"Ketua, begini, ketika mereka berada di game center, saat itu juga keberadaan kalian menghilang," ucap pelan gadis berambut perak sambil duduk di sofa.
"Menghilang? Apa kau sudah mencari di berbagai tempat Game Center? Karena bisa jadi mereka pergi main ke game yang mereka suka" ucap Rias.
"Ya, tapi entah kenapa …. dan bagaimana mereka tiba-tiba menghilang begitu saja," ungkap pelan Koneko.
"Lalu soal gadis yang mengajak Issei ke game center adalah gadis SMP kelas 2b yang dikenal sangat bodoh dan malas," jawab Koneko yang rupanya sudah menyelidiki informasi mengenai Usagi.
'Etto… apa yang membuat seseorang tertarik pada orang bego ya? Setahuku mereka suka sama orang pintar apalagi beroppai besar' pikir Rias.
Karena dia tahu hampir seluruh orang menyukai itu meski ada juga yang suka oppai kecil asal cerdas seperti Sona. Tapi ini membuatnya heran selaku akuma yang terkesan aneh jika ada laki-laki suka cewek yang bego seperti Usagi.
'Yaaa… biarlah. Apalagi pikiran manusia susah ditebak' pikir Rias lagi.
"Tapi aku merasa mereka bisa menyadari kehadiranku, karena saat mereka berbisik mereka membicarakanku yang ketahuan mengintai mereka, lalu satu gadis SMP yang paling tinggi juga entah bagaimana bisa mengetahui lokasiku saat bersembunyi," ucap Koneko sambil mengingat Makoto bisa langsung mengetahui posisinya saat berbisik dengan Usagi.
'sepertinya mereka tahu kalau mereka diintai. Apalagi mereka bukan sembarang manusia' pikir Rias.
Sebab biasanya orang yang mengintai tidak akan pernah menyadarinya bahkan diacuhkan saja mengingat jika diintai. Tapi ini seperti mereka mencurigai bahkan mengetahui apa yang dilakukan oleh peeragenya membuat dia terheran-heran.
"Siapa sebenarnya mereka itu, kalau begitu, bisakah kau mencari informasi yang lebih jauh lagi?" tanya Rias pada Koneko.
"Em, lain kali aku akan berhati-hati," ucap Koneko.
"Ketua, bagaimana jika aku menemani Koneko dalam penyelidikan?" tanya Kiba pada Rias yang nampaknya ia sangat ingin bisa berkontribusi lebih sebagai anggota.
"Kalau gitu, yang ada kalian berdua ketahuan nantinya" balas Rias.
Sebab dia tidak mau terlihat menonjol dalam misi pengintaian ini. Apalagi menimbulkan keributan jika ada 2 orang anak SMA tengah stalker anak SMP yang berakhir di interogasi di tempat polisi.
"Aku hanya perlu datang menemui para gadis dan bicara dengan mereka seolah teman akrab, aku yakin itu cara paling efisien dalam menggali informasi mengenai seorang gadis," ucap Kiba yang merasa kalau tugas mencari informasi mengenai seorang gadis sangat sesuai dengannya.
"Baiklah. Tapi aku tidak mau tahu kalau tiba-tiba mereka akan menghindarimu karena melakukan stalker nantinya" ucap Rias.
"Tenang saja, Ketua, para gadis terutama orang yang dikenal bodoh pasti akan mudah diperdaya," ucap pelan Kiba yang langsung pergi.
Tapi, Kiba tidak tahu bahwa meski ada 1 orang yang bodoh, disana ada beberapa gadis yang pintarnya luar biasa.
Tak lama kemudian, ketika jam istirahat, Kiba langsung melayat pergi ke SMP Kouh, hal itu tak sengaja dilihat oleh Matsuda.
'Huh, ngapain si Ikemen itu pergi keluar gerbang sekolah?' batin Matsuda.
'heeee… sepertinya ini orang mau bolos kah?' tanya Matsuda lagi dalam hati.
Setelahnya Kiba akhirnya sampai dan masuk ke dalam halaman sekolah, melirik kesana kemari, seperti biasa, kedatangannya pasti disoraki gadis-gadis cantik di SMP.
Tapi apa daya. Disana dia tidak disambut karena anak SMP pada santai di jam Istirahat.
'sakitnya kok luar biasa ya?' tanya Kiba dalam hati setelah melihat tatapan diacuhkan oleh anak SMP.
apalagi dia belum tahu bahwasannya anak SMP sana belum kenal Kiba yang merupakan anak SMA.
Usagi yang melihat ada seseorang yang mengenakan seragam yang mirip dengan Issei, Matsuda dan Motohama langsung berjalan mendekat, "Ano, seragam itu, seragam SMA Kouh kan?" tanya Usagi sambil mendekati Kiba bersama Makoto Kino dan Amy Mizuno
"Eh iya.." balas Kiba.
"Ada apa anak SMA sepertimu datang ke SMP Kuoh?" Tanya Makoto penasaran. Lebih tepatnya curiga jika anak SMA datang ke SMP Kuoh.
"Ah aku hanya datang untuk melihat-lihat saja sekaligus sedikit bernostalgia sewaktu masih SMP. Ah iya aku juga sempat melihat kalian datang ke SMA dan bertemu dengan seseorang bermarga Hyoudo," gumak pelan Kiba.
"Lalu?" tanya Amy sembari melirik Kiba.
"Yah, aku hanya agak penasaran, sebenarnya apa yang membuat kalian mau bicara dengan orang seperti dia, maksudku dia itu terkenal sebagai orang berkelakuan buruk," ucap Kiba.
Kino Makoto langsung menatap tajam Kiba, hal itu dikarenakan Makoto juga sering dijauhi karena ia berbeda, yah bukan hanya lebih tinggi dari anak seusianya, Makoto juga dianggap Gorila karena tenaganya yang rada tidak manusiawi.
"Reputasi buruk bukanlah hal yang harus kami jauhi," ucap Makoto, "Selama mereka baik pada Usagi," tambah Makoto.
"itu benar. Kami mau berteman dengan dia mau dia mesum atau tidak, itu bukan urusanmu. Dan jangan otakmu hanya bersumbu pendek hanya menilai dari sampul bukan isinya. Memang dia mesum. Tapi, bagaimana jika dia baik dan perhatian yang ditutup oleh sifat mesumnya itu? Kau mau mengatakan apa" ucap dan tanya Amy.
"Maaf bukan itu maksudku, kalau bisa bolehkah kita berbicara di satu tempat?" tanya Kiba.
Usagi hanya menatap Kiba, lalu setelahnya Usagi memasang senyum manis.
"Baiklah, tapi kita akan pergi ke gereja setelah pulang sekolah, apa anda tidak keberatan?" tanya Usagi.
'Ternyata dia memang benar-benar bodoh,' batin Kiba ketika melihat senyuman bodoh Usagi.
"Apakah kalian tidak khawatir akan kondisi teman kalian ini, karena dia bisa saja menjadi korban pelecehan oleh tiga orang yang dikenal cabul itu," tegur Kiba yang langsung pergi begitu saja.
"Sebenarnya ada apa dengannya?" tanya Amy.
"Apa mungkin ini …. kisah cinta segitiga?" tanggap Makoto.
"Au adudududududuh Sakit! Usa-chan hentikan!" seru Makoto karena telinganya kena jewer oleh Usagi.
"Mako-chan aku tidak punya hubungan asmara pada siapapun!" tegas Usagi
"Hai hai. Tapi bisa lepaskan jeweranmu dulu?" Tanya Makoto.
"Humu," gumam pelan Usagi agak malu karena jadi pusat perhatian banyak orang.
Setelah itu, Kiba nampak dicegat sama Matsuda dan Motohama saat dalam perjalanan kembali ke Akademi Kuoh
"Yoo… sepertinya kau lagi bersenang-senang disana untuk mengganggu mereka, bukan? Yaa… apalagi seseorang tengah menunggu dirimu yang baru kali ini telat ke Sekolah" ucap Matsuda yang menunjuk salah satu OSIS yang nampak melihat Kiba datang telat ke Sekolah akibat pergi ke Akademi Kuoh.
Kiba hanya diam saja dan tidak menanggapi perkataan dua orang yang ia anggap tidak penting itu dan menemui OSIS untuk mendapat sedikit hukuman kecil.
Kerja kerasSingkat kisah, akhirnya Issei, Matsuda dan Motohama berkumpul di Gereja atas perintah Usagi yang disampaikan melalui gelang komunikasi yang diberikan pada mereka bertiga sebagai anggota resmi dari Ksatria Bulan/Knight of Silver Millenium.
Alhasil Issei, Matsuda dan Motohama tiba disana dalam waktu singkat mengingat Kiba pasti akan melakukan hal yang kurang baik jika berada di Tempat Sepi.
Tak lama setelahnya, Usagi, Minako, Amy, Makoto dan Rei datang, dan kelima gadis itu terlihat cantik dengan aura yang sangat damai dan begitu cerah.
"Yo Hyoudo Senpai, Matsuda-senpai, Motohama senpai!" seru Usagi yang datang sambil membawa alat bersih-bersih dan peralatan lainnya.
"Oh Usagi, Amy, dan kalian semua." Ucap Issei yang juga tiba disana.
"Asia-chan mana, bukannya dia bilang akan menyambut kedatangan kita?" tanya Usagi penasaran.
"Entahlah. Aku juga tidak tahu juga" ucap Issei
"Etto… siapa Asia yang kamu maksud?" Tanya Makoto bingung.
Sebab mereka belum bertemu dengan Asia yang dimaksud oleh Usagi dan Issei.
"Etto bagaimana menjelaskannya, dia adalah gadis cantik yang baik?" gumam pelan Usagi yang memang pada dasarnya dia bukanlah orang cerdas, jadi mendapatkan penjelasan yang baik darinya hanyalah harapan sia-sia.
"Ngomong-ngomong, Usagi, apa alasanmu mengajak kita ke gereja, jika ingin nongkrong sambil ibadah kan bisa datang ke kuilku saja," ucap Hino Rei.
"Ini gara-gara orang yang dari Akademi Kuoh rambut pirang yang ingin ketemu sama kita" ucap Usagi.
"Maksudmu pacar keduamu kan," ucap Makoto lagi sambil berlari menjauh ketika melihat Usagi meliriknya sambil melepaskan sendal.
"Huaaa ampun, Amy-chan tolong aku, kepala Dango itu ingin membunuhku!" seru Makoto sedikit bercanda.
"Ahahahaha," tawa Amy yang agak bingung harus bersikap bagaimana.
"Mako-chan, kemari kau!" seru Usagi.
"Tsukino-san sabar-sabar!" seru Minako sambil menahan Usagi yang mengamuk.
'aku merasa kasihan jika ada sandal sakti melayang dan menghantam Makoto dalam sekali lempar' pikir Issei sweetdrop.
Tak lama setelahnya, pintu Gereja terbuka, "Usagi-san, Issei-san?" gumam tak percaya Asia melihat Usagi dan Issei yang benar-benar datang.
Saat itu emosi Usagi langsung hilang, "Ah Asi-chan!" seru Usagi memberikan nama panggilan pada Asia begitu saja.
"Oh jadi dia yang namanya Asia ….. hem, energi dan auranya cukup unik," ucap Rei yang melirik Asia.
"Ano … silahkan masuk," ucap Asia sambil membuka lebar-lebar pintu gereja.
"Hmm.. arigatou, Asia-chan" ucap Usagi.
"Ayo semuanya kita akan membantu Asia membuat Gereja ini jadi layak huni dan enak dilihat!" seru Usagi sambil melemparkan perkakas dan alat bersih-bersih.
"Eh? U-Usa-chan! J-Jangan repot-repot, a-aku tidak nyaman jika melihatmu membantuku membersihkan tempat ini, melihat ini bukan tempat ibadahmu," ucap Asia merasa kurang nyaman
"nggak apa Asia-chan. Apalagi ini masih sore dan kebetulan kami sudah selesai sekolahnya. Jadi nggak enak jika gerejanya tidak dibersihkan" ucap Issei.
"K-kalau begitu, katakan apa yang harus aku lakukan, aku tidak mau diam saja ketika orang lain sedang bekerja," ucap Asia.
"Asia-chan, kamu cukup bantu kami dalam membersihkan lantai dinding dan atap dari debu dan sarang laba-laba, sementara para lelaki akan memperbaiki perabotan yang rusak," ucap Usagi membagikan peralatan berupa palu, paku kayu dan papan pada Issei, sementara dia dan teman-temannya beserta Asia hanya memakai sapu, kain pel, ember dan alat kebersihan lainnya.
"Baiklah. Waktunya bekerja" ucap Issei yang kini mengambil beberapa perabotan rusak yang masih layak pakai.
"Etto… apa aku boleh pakai sihir disini?" Tanya Issei bingung.
Sebab ada beberapa perabotan yang dibutuhkan untuk memperbaiki yang rusak dan harus pakai sihir untuk memperbaikinya.
"Belajarlah untuk tidak memakai sihir dan menggunakan otot dan otak kuli kita," ucap Matsuda sambil memotong beberapa papan dengan Gergaji.
"Hem, jika apa-apa pakai sihir, nanti kita tidak bisa berkembang," tambah Motohama, yang sebenarnya mereka berdua hanya ingin tampil keren dan tidak ingin niatan mereka gagal gara-gara cara instan yang hanya Issei yang bisa melakukannya.
"Hai okelah kalau gitu" balas Issei.
Dan tentu para gadis sana hanya tertawa cekikikan mendengar apa yang dikatakan oleh Issei dan 2 temannya itu. Meski mesum dan reputasi mereka buruk, tapi mereka orang yang peduli dan perhatian.
"Yang semangat yah," maaf kalau aku tidak bisa menghidangkan apapun," ucap Asia yang rupanya gereja itu tidak punya peralatan dapur dan lainnya yang akhirnya Asia tidak bisa menghidangkan makanan apapun untuk tamunya dan itu membuatnya tidak nyaman.
"Nggak apa. Kebetulan aku bawa Snack, camilan dan minuman untuk kita semua karena tahu kita akan membersihkan Gereja" ucap Motohama.
'Hei, Usa-chan, kamu nggak apa-apa nih, Issei deket dengan gadis lain?" tanya Minako.
"Minako-chan, aku dan senpai tidak punya hubungan spesial apapun," ucap Usagi lagi.
"Kau yakin? Apalagi hatimu berkata lain lho" ucap Makoto.
"Apakah aku terlihat cemburu?" tanya Usagi.
"Sedikit." Balas Amy.
"Apakah begitu terlihat?" tanya Usagi yang tidak percaya.
"Begitulah" ucap Amy.
"Bagian mananya?" tanya heran Usagi, perasaan dia tidak marah atau bahkan berusaha menjauhkan Asia atau cewe lain dari Issei.
"Tatapanmu," jawab Rei sambil menepuk punggung Usagi, "Meskipun kau berusaha menyangkal perasaanmu, tapi tatapan dan auramu tak bisa berbohong," balas Rei.
"Rei, kau bahkan ikut-ikutan," sanggah Usagi.
"Hati-hati, jika terlalu passive, nanti ditikung orang," tegur Makoto.
"Ano, kalian membicarakan apa?" tanya Asia yang membawa satu ember air yang akan ia gunakan untuk mengepel lantai ruang bawah tanah,
"Bukan apa-apa kok Asia-chan, Mako-chan dan yang lain hanya sedang mengusiliku saja," tanggap Usagi.
"Begitu" ucap Asia.
"Bercandanya jangan berlebihan, akan sulit nanti memulihkan hati yang sakit," tegur Asia.
"Ya, baiklah Asia-chan," ucap Minako, "Oh iya aku dan Asia akan membersihkan ruang bawah tanah, Amy buku-buku, Rei-chan dan Mako-chan atap dan Usa-chan lantai bagaimana?" ucap Minako membagi tugas.
"Em, bukan masalah!" seru Usagi.
"Baiklah. Aku membenahkan bagian atap sini" ucap Makoto.
"Begitupun denganku" ucap Amy yang bersiap untuk membersihkan buku dan rak buku disana.
Kiba vs Super Sailor MoonSingkat cerita.
Akhirnya Usagi dan yang lain beristirahat dan terlihat tubuh mereka dipenuhi keringat karena melakukan berbagai pekerjaan berat.
"Ano, terima kasih atas bantuan kalian. Aku tidak tahu harus membalasnya dengan apa," ucap Asia yang juga tampaknya kelelahan karena ruang bawah tanahnya begitu luas.
"Untuk itu, bagaimana kalau kita mandi bersama, soalnya aku lihat di ruang bawah tanah ada kamar mandi yang bagus," gumam pelan Minako.
Namun, sebelum mereka semua setuju Rei langsung merasakan sesuatu dan ingin memeriksanya, menyadari hal itu Usagi langsung menepuk bahu Rei, "Biar aku saja," bisik Usagi di telinga Rei. Rei pun hanya mengangguk menanggapinya
"Usa-chan mau kemana?" tanya Minako.
"Aku ingin melihat-lihat keadaan diluar," ucap Usagi sambil tersenyum.
"Usagi, apa boleh aku ikut?" tanya Issei.
"Tidak ini urusanku dengannya," ucap Usagi dengan tatapan datar dan setelah keluar Gereja Usagi terlihat sedikit berbalik menatap ke arah Issei dan teman-temannya dan saat itu ia berubah ke wujud Super Sailor Moon miliknya dan akhirnya ia keluar Gereja entah apa yang ia lakukan di luar.
"Jaga yang lain, Issei," pinta Usagi dengan nada pelan.
Issei hanya mengangguk mendengar permintaan kecil dari Usagi.
"Ada apa? Kenapa kau biarkan dia keluar sendiri, kau kan bisa mengikutinya diam-diam?" tanya Matsuda dan Motohama ke Issei.
"Dia memintaku untuk menjaga kalian jika ada sesuatu yang terjadi," ungkap Issei.
Kembali ke Usagi yang kini dalam wujud Super Sailor Moon yang merupakan salah satu dari sekian banyak form terkuatnya, ia berjalan mendekati Remaja SMA berambut pirang yang tidak lain Kiba Yuuto, "Aku tahu kita sudah pernah bertemu dan karena sekarang tidak ada siapapun, katakan apa hal yang ingin kau bicarakan padaku, sampai-sampai kau datang menemuiku di Sekolah, Youma-san, ah tidak maksudku Akuma-san?" tanya Usagi sambil melirik tajam Kiba yang merupakan bawahan dari Rias Gremory, "Apa mungkin ketuamu masih mempermasalahkan soal aksiku dalam membunuh Youma di wilayahnya," ucap Usagi.
"Youma? Maksudmu Hagurei Akuma yang harusnya kami atasi?" tanggap Kiba.
"Hagurei Akuma? Ah jadi itu sebutan mereka di tempat ini," gumam pelan Usagi sambil berjalan melewati Kiba.
"Ya, kau sendiri, kenapa memanggil mereka dengan sebutan Youma?" tanya Kiba.
"Itu karena sifat jahat mereka," ungkap Usagi dengan nada datar.
"Lalu apakah kau juga akan memusuhi kami?" tanya Kiba lagi.
"Tergantung situasinya, aku putri dari kerajaan Silver Millenium, Princess Serenity akan selalu melindungi kediamanku dari ancaman, tak peduli itu naga, iblis, Youma, bahkan manusia, aku tidak akan segan menyerang siapapun yang bisa mengancam penduduk atau orang-orang yang tinggal di tempat yang sama denganku," jawab Usagi dengan tatapan datar.
"Sebelum itu, aku tidak menyangka kau tidak tertarik padaku," ucap Kiba.
"Karena aku tidak sudi menjalin hubungan dengan orang yang menjual jiwanya pada iblis," tanggap Usagi sambil melirik Kiba dengan sudut matanya.
"Jadi begitu, tapi bolehkah aku menantangmu berduel sebelum pergi?" tanya Kiba.
Usagi tidak berbasa-basi langsung mengambil langkah mundur dan mengangkat tangannya ke udara, "Kemarilah! Hime no mamoru no ken, Silver Millenium no Tsurugi!" panggil Usagi dan seketika pedang bercahaya putih terang secerah cahaya bulan muncul di tangan Usagi dan setelahnya, Usagi bersiap untuk berduel dengan lawannya.
Kiba yang melihat senjata yang dipegang oleh Usagi, tatapan Kiba menjadi sangat dingin, ia kemudian mengeluarkan pedang miliknya, "Sword Birth!" seru Kiba yang langsung menyentuh tanah dan seketika tanah bergetar dan bilah-bilah pedang tajam mulai bermunculan dari bawah tanah untuk menyerang Usagi. Usagi yang melihat hal itu melompat ke udara dan pita besar di pinggangnya berubah menjadi sayap malaikat berwarna putih dan membuatnya bisa terbang melayang di udara.
Memunculkan bola energi berwarna putih kecerahan, "Moon Power! Sailor Satelit Attack!" seru Super Sailor Moon yang langsung menembakkan cahaya dengan bentuk miniatur bulan purnama yang ukuran volomenya mencapai 10 meter.
Melihat itu Kiba langsung menghindar dan dengan kecepatan yang sangat tinggi dia bergerak untuk menyerang Usagi dari belakang. Namun belum juga menyerang, serangan Usagi sebelumnya malah meledak dan menciptakan kawah di tanah sebesar 20 meter dengan kedalaman 17 meter ledakan itu juga membuat getaran hebat di tanah dan hal itu tentu membuat semua teman-teman Usagi yang sedang bersantai di dalam Gereja di dekat itu kaget dan berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi.
"Ada apa ini!" seru Issei, Matsuda dan Motohama disusul oleh Minako dan yang lainnya.
"Usagi-chan!" seru para gadis SMP dan SMA beserta gadis biarawati yang jadi teman baru Usagi itu.
Sementara itu, Kiba yang sedikit terdistrack karena suara ledakan dan kehadiran teman-teman Usagi tidak sadar kalau Usagi melirik ke arahnya hingga ia merasakan dinginnya bilah tajam dari pedang yang ditangan Usagi menyentuh lehernya. Semua orang terdiam melihat Usagi yang memiliki sayap putih yang lebar dengan tatapan dinginnya menyentuhkan pedangnya ke leher seorang pemuda berambut pirang dengan sayap iblis.
"Kenapa kau tidak meneruskan seranganmu?" tanya Kiba.
"Aku tidak punya alasan untuk membunuhmu," jawab Usagi dengan nada datar sambil menarik pedangnya dan membuat si pedang menghilang ke dimensi lain, "Pulanglah," ucap Usagi membiarkan Kiba untuk pergi.
"Kau memang tidak punya, tapi aku punya alasan untuk membunuhmu!" seru Kiba yang melesat dengan pedang yang ia ciptakan dengan Sacred gear miliknya, ia menciptakan pedang besar dengan aura iblis yang sangat kuat.
Rei yang melihat Kiba mencoba memyerang Usagi yang saat ini sedang tidak bersenjata, hal itu langsung membuat Rei mengeluarkan api besar dari telapak tangannya, dan besiap untuk ia tembakkan ketika ia memasukki wujud Sailor Mars dengan membentuk api di tangannya menjadi busur panah.
Namun, sebelum Rei menembakkan kekuatannya, Usagi entah bagaimana sudah memberikan serangan cepat menggunakan tongkat miliknya, seketika itu juga gelombang energi magis berbentuk hati berwarna merah mudah menghantam tubuh Kiba hingga membuat Kiba terlempar sangat jauh dan suara ledakan besar kemudian terdengar setelahnya.
"Moon Spiral Heart attack," gumam pelan Usagi menyebutkan nama jurusnya setelah ia sudah menembakkannya.
Booooom
Ledakan energi merah muda terlihat dari jauh dan menyebarkan partikel cahaya berbentuk hati, setelah itu Usagi pun turun dari udara setelah kakinya menapakkan kaki ke tanah pakaiannya berubah kembali dan saat ini dia berada dalam mode manusia biasa.
"Usagi! Tadi itu berbahaya sekali!" seru yang lain yang langsung menghampiri Usagi dan Usagi melihat kalau Rei tiba-tiba berada dalam wujud Sailor dan setelah menghilangkan busur api di tangannya ia berjalan dan kembali ke wujud manusianya untuk mendekati Usagi.
"Maaf membuat kalian Khawatir," tanggap Usagi sambil tersenyum tipis.
"Ah bukan masalah, tapi … apa yang akan terjadi pada orang yang menyerangmu?" tanya Asia agak khawatir.
"Tenang saja, sihirku bukan tipe serangan yang akan membunuh target, dia hanya disucikan saja," jelas Usagi.
Sementara tak jauh dari sana, terlihat Kiba Yuuto terbangun di dedaunan kering dan mendapati dirinya terbangun dengan ada bidak catur dalam bentuk kuda di dadanya, saat Kiba duduk, bidak catur itu jatuh dan diambil oleh Kiba.
"Lalu kita harus apakan orang itu?" Tanya Issei.
Sebab tindakan Kiba sudah kelewatan dan sama sekali tidak bisa ditoleransi. Jujur, meski dia mesum, dia tidak akan pernah menyakiti seorang wanita atau seorang gadis jika tidak ada alasan yang jelas itu merupakan aib bagi seorang laki-laki yang seenak jidatnya ingin membunuh seorang wanita.
"Biarkan saja, semua orang yang terkena sihir tadi, biasanya akan lupa akan apa yang terjadi padanya beberapa menit lalu dan kebanyakan juga akan menjalani kehidupan mereka dengan lebih baik, karena hati mereka dimurnikan oleh serangan sihir tadi, bahkan manusia yang menjadi Youma pun akan kembali menjadi manusia sekali lagi," jelas Amy pada Issei dan diiringi anggukan oleh teman-teman Usagi yang lain.
"Baguslah kalau begitu. Aku takut terjadi apa-apa pada Usagi" ucap Issei.
Tapi bagi Matsuda dan Motohama sendiri itu sudah memiliki arti yang ambigu bahkan para Sailor juga merasa ambigu dengan perkataan Issei mengingat ucapan Issei seolah-olah dia adalah pacar Usagi.
"Umm… Issei… kau kenapa tiba-tiba ada rasa suka sama Usagi?" Tanya Matsuda.
"Nggak, i-itu cuman rasa khawatir sebagai teman!" seru Issei menolak perkataan Matsuda tadi.
"Issei," panggil Usagi tiba-tiba.
"Ya?" tanggap Issei.
"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku, aku sangat menghargainya," ungkap Usagi sambil tersenyum tipis.
Bersambung
