Dear Maid!
.
.
.
Disclaimer : Tite Kubo
Warning : Untuk fict kali ini saya sengaja bikin pendek supaya lebih mudah mengekspresikan imajinasi saya biar lebih efektif. mohon dimaklumi ya~~~
Ditempat lain seseorang berambut merah marun, yang kaki dan tanganna sedang diperban terlihat sedang resah melihat ke pintu masuk berharap seseorang datang.
"sial! Kemana si Ichigo berengsek itu! Dia bilang dia akan datang kesini membawakan game terbaru yang rilis itu tapi,tapi..." Ya! Renji, adalah teman Ichigo yang sedang terbaring lemah di rumah sakit karena suatu kecelakaan, dan sepertinya dia sedang menunggu teman mainnya itu. Tak lama kemudian suaa pintu perlahan membuat harapan Renji naik, wajahnya pun terlihat menganga setelah melihat apa yang masuk ke ruangannya
"Hei Renji!" ternyata suara itu tidak datang dari seorang yang berambut oranye dan bukan juga pria. Yang datang malah Rukia sambil membawa keranjang dan membuat Renji Down.
"ehh hehehe, aku tahu bukan aku yang kau harapkan melainkan Ichigo kan?" ucap Rukia sambil menutup pintu ruangan tersebut.
"grrrr, sudah kuduga dia pasti tidak akan kemari!" gerutu Renji yang membuat Rukia semakin berkeringat.
Sementara itu...
"hahahah, game ini sangat seru! Wahahaha!" ucap Ichigo kegirangan mencoba game baru yang baru dia beli dari game center
"Ichigo-sama, bukankah anda harus segera ke rumah sakit? Anda bilang game itu diperuntukan untuk Renji-san" tanya Orihime yang sedang membawa pakaian kotor pada keranjang pada Ichigo yang tengah asik bermain Psnya di ruang tengahnya. Namun pertanyaan itu membuat Ichigo terdiam sejenak dan berdiri.
"dengar Inoue! Godaan agi orang sepertiku adalah Disc game yang baru keluar dari bungkusnya dengan tingkat kehalusan dan bau yang masuh menempel membuat tanganku ini tidak sabar memegang stik PS, lagi pula bagaimana kita tahu game itu tidak rusak? Mana bisa aku membuat temanku kecewa karena game yang aku berikan rusak" pidato Ichigo itu hanya dibalas tatapan biasa dari Orihime yang mematung mendengarnya.
"intinya anda hanya ingin mencobakan?" ucap Orihime
"benar" balas Ichigo
"baiklah kalau begitu, jadi kapan anda akan ke rumah sakit Ichigo-sama?" tanya Orihime pada Ichigo yang kembali duduk
"setelah aku berhasil mencapai stage 23!" ucapnya tanpa menoleh sedikit pun
"yahh baiklah kalau itu keinginan anda" balas Orihime yang mulai membawa keranjangnya lagi ke kemar mandi untuk dicuci
"ops...satu lagi Inoue!" kali ini Ichigo berkata begitu sambil menoleh ke aah Orihime yang akan melangkah.
"pakaian kotorku biar aku yang cuci, ini perintah!" ucapnya dengan wajah sangat serius.
"..." Orihime hanya mendengar ucapan Ichigo dengan pandangan biasa sambil diam.
"saya tidak dapat menolak perintah anda tuan, kalau begitu saya simpan cucian anda di sebelah mesin cuci" balasnya yang kemudian dibalas anggukan oleh Ichigo. Orihime pun masuk ke kamar mandi.
"Fiuhh, kalau aku tidak mengatakan 'ini perintah' dia tidak akan mau menurut seperti waktu itu. Menyebalkan..." ujar Ichigo, sementara itu Orihime masuk kekamar mandi dan menyimpan pakaian milik Ichigo. Sambil memasukan pakaian yang akan dia cuci terlihat bibirnya sedikit tersenyum.
"tapi untung saja aku tidak ketahuan kalau ada contekan di saku celana dan bajuku, wahhahaha" tambah Ichigo sambil melanjutkan main gamenya.
-orange-
Setelah puas bermain game, Ichigo pun naik kekamaranya dengan maksud beristirahat. Setelah dia masuk kekamarnya dia menggapai ponselnya dan mulai memainkannya. Ichigo sempat tertarik melihat notifikasi SMS yang dia dapat. Setelah membukanya bola matanya melebar, dan dia pun beranjak dari kasurnya dengan tergesa-gesa dengan paniknya.
"hm?" Orihime yang sempat lewat bingung dengan tingkah laku Ichigo yang cukup aneh itu, dia pun mengecek kamar Ichigo tempat dimana Ichigo menjadi panik. Setelah masuk dia tertuju pada ponsel milik Ichigo yang tergeletak dilantai, setelah mengambilnya dan membaca isinya dia sama shocknya dengan Ichigo setelah membaca isi SMS tersebut
"tidak mungkin..." ucap Orihime tidak percaya sambil menahan suaranya dengan mulutnya.
"SIALL! Orang itu!" keluh Ichigo yang sedang berada di atas motor miliknya
"aku tidak..percaya...aku tidak percaya!" ucapnya yang semakin mempercepat laju motornya. Ditengah jalan dia terjebak hujan yang cukup lebat, sementara orang-orang berteduh, dia malah meneruskan laju motornya dengan sangat cepat tanpa peduli mobil-mobil yang menghalanginya.
Diapun sampai disebuah mansions yang sangat mewah dan besar. Diapun mengarahkan motornya kearah gerbangnya, tanpa lama-lama gerbang pun terbuka perlahan, namun belum terbuka lebar Ichigo sudah masuk saja kedalam walau sempat terhimpit. Tanpa basa-basi diapun mendobrak pintu seperti orang yang benar-benar tidak tenang, namun di dalam hanya ada yang mati dengan perapian yan terlihat menyala di tengah ruangan.
"Apa-apan ini?" ujar Ichigo dengan mata yang masih membuat
"Oh tidak, tidak mungkin lagi!?"
Tak berselang lama seseorang dari belakang Ichigo perlahan bersiap dibelakang untuk menangkap Ichigo tanpa sepengetahuannya.
"SELAMAT DATANG ICHYY!" ucap seorang wanita sambil melompat ke arah Ichigo, namun dengan santai Ichigo menghindari tangkapannya
"aduh~! Apa-apaan itu Ichigo?! Kamu tidak sopan ya pada orang tua!?" ucap wanita itu sambil mencoba berdiri.
"SEHARUSNYA AKU YANG TANYA ITU! Apa-apan SMS tadi!?" ucap Ichigo kesal
"SMS? Memangnya aku SMS apa Ichigo?" Ucap wanita yan menggunakan kemeja berwarna putih dengan rok panjang dihisasi rambut oranye sebahu.
"aku mohon cukup! Ini sudah keterlaluan aku pergi!" ucap Ichigo meninggalkannya, namun tangan dari wanita itu menggemgam erat tangan Ichigo.
"tunggu Ichigo itu hanya untuk kau kemari ibu serius!" ucap wanita itu yang tak lain adalah ibu Ichigo.
"maksudmu membuat SMS tentang kematianmu itu lucu!? Mungkin bagimu lucu tapi kalau kau tahu, ini benar-benar memuakan! Aku heran mengapa ibu masih bisa membuat gurauan segila ini!? Cukup aku pergi lepaskan!" tegasnya dengan menarik secara kasar tangannya dan pergi menaiki motornya
"ya..ampun dia bahkan tidak masuk dan tidak memanggilku secara sopan, ya ampun anak-anak jaman sekarang makin aneh pola pikirnya" ujarnya sambil n=menghela nafas dengan santai
"tapi Ichigo...jika aku tidak menuliskan SMS tadi tidak akan tahu keadaanmu itu, haaahh ya ampun" tak berselang lama, seorang Maid datang sambil membawa telepon dan berdiri di sebelah dia
"Misaki-sama, anda ada panggilan" ucapnya sambil menyodorkan telepon, dia pun menggapai telepon itu dan mendekatkan pada telinganya.
"Ya, ini Misaki"
"ya ampun mama! Sudah aku bilang untuk tidak bilang seperti itu saat menelponku" ujap seorang gadis dari telepon
"oh...KARIN! anak kesayangan ku ke-2 setelah ICHIGO!"
"ehhh...mungkin lebih baik mama menggunakan nada seperti tadi"
"hahaha, jangan seperti itu sayang, oh iya mengapa hanya sekarang kau menelpon mama, sayang?, mama kangen sekali denganmu dan adikmu itu"
"yahhh aku, menelpon karena seminggu lagi program pertukaran pelajaran kami akan selesai, maka dari itu kami akan pulang dan..."
"KYAAAAA, aku senang sekali baiklah kalau begitu mama akan siapkan semua makanan yang kamu suka, maka dari itu jangan buatku menunggu ya!? Baiklah mama akan belanja dulu bye!"
"ahh tung..." dan Misaki pun munutup teleponnya.
"Baiklah kita harus mempersiapkan makanan untuk anak-anakku tercinta!, Iroha! Bilang pada semua maid untuk bersiap! Hohoho" ucapnya pada maidnya tadi
"baiklah nyonya" ucap Maid tadi yang kembali masuk kedalam Mansions
"aku ingin tahu apa reaksi Orihime-chan kalau-kalau dia membaca SMSku dari ponsel Ichigo,...mungkin Ichigo benar aku sedikit keterlaluan..." ujarnya sambil melihat ke arah langit yang hujannya semakin deras.
Sementara itu...
"hosh..hosh...Misaki-sama..." Ujar Orihime yang terbujur kaku dilantai sambil memegangi ponsel milik Ichigo.
BERSAMBUNG...
A/N : Ya maaf minna-san karena sikap buruk saya yang selalu membuat fanfict dengan waktu terbit acak dan sesuka saya, sebenarnya saya juga selalu ingin menupdate fict ini begitu pula fict saya yang dengan tempo namun kadang-kadang saya juga selalu mendapat kesibukan pelajaran dan kadang kadang yang tidak penting juga hehehe. Namun untuk fict saya terkadang selalu menulis ketika Inspirasi melintas, namun sayang dengan mengandalkan itu membuat saya kaku dalam mengupdate fict jadi mohon maaf sudah membuat minna-san menunggu. Ya walau pun baru 3 chapter plus saya malah belum pernah bikin cerita tamat sepertinya gak pantes ngomong begini tapi jujur saya akan berusaha sebaik mungkin agar hasilnya membuat minna-san senang dengan fict saya! Jadi terus ikuti setiap cerita saya ya!
