Dear Maid!

.

.

.

Disclaimer : Tite Kubo

Warning : Untuk fict kali ini saya sengaja bikin pendek supaya lebih mudah mengekspresikan imajinasi saya biar lebih efektif. mohon dimaklumi ya~~~

Hujan semakin deras, sama dengan perasaan Ichigo yang kembali larut kedalam kenangan yang membuatnya terpancing emosi yang campur aduk. Motor yang dibawanya dipaju tidak seektrim sebelumnya namun peasannya lebih buruk dar sebelumnya.

"apa maksudnya tadi? Mengujiku? Dia membuatku seperti ikan yang memakan umpan" ujarnya dengan mata yang kosong

"...dia sengaja mau membuatku seperti itu lagi ya? Maaf saja! Aku takkan seperti itu lagi!" tegasnya.

Ditengah jalan dia serasa mendengar suara kecil yang familiar yang sudah dia lewati sangat cukup jauh!" dia memutar kembali motornya untuk menelusuri suara itu. Diapun berhenti di seberang halte bus dan melihat wajah yang tidak asing.

"Rukia!?" ucapnya, Rukia pun membuka payungnya dan mengencangkan jaketnya karena udara makin dingin.

"kau...kau tidak apa-apa Ichgo!? Aku dengar kalau Ibu-"

"...tidak dia tidak mati, dia hanya mempermainkanku. Sekarang tidak apa-apa Rukia tidak ada yang harus kau katakan unutk bela sungkawa, karena dia memang belum mati. Dia ha nya mempermainkanku itu saja." Ucap Ichigo dengan wajah yang tungkul kebawah.

"ter..ternyata begitu syukurlah kalau begitu tapi Ichigo, aku akan tetap kesana untuk membicarakan sesuatu dengan ibumu kau yakin takkan kembali?"

"tidak terimakasih, tempatku kembali hanya ke apartemen"

"be..begitu, kalau begitu aku duluan Ichigo, aku akan menemuimu saat kembali" Ichigo mengiyakan itu, namun saat Rukia mengambil satu langkah dia berbalik lagi

"dan...ichigo ini soal Orihime-chan,...dia" seketika itu Ichigo membulatkan matanya dan segera bergegas menuju apartemennya,

"Baik..Rukia! aku akan menghubungimu nanti!" Ichigo pun melajukan motornya dengan cepat

"SIAL! Ada apa sebenarnya dengan hari ini! Mengapa hari ini sangat menyebalkan" ujarnya sambil memacu kecepatan motornya.

-orange-

Sesampai diapartemennya, dia memarkir motornya dan naik keatas ke apartemennya. Dia naik denga seluruh baju sudah basah akibat kehujanan tadi, namun tidak dia hiraukan karena dia lebih khawatir pada Orihime.

Setelah sampai didepan pintu rumah dia tampak sedikit terkejut melihat pintu rumah ternyata tidak dikunci yang membuat Ichigo berfikir buruk. Saat dia masuk dia melihat seorang laki-laki yang sedang berada dekat Orihime yang sedang berbaring disofa, orang itu mengenakan pakaian serba hitam dan kupluk hitam yang membuat Ichigo berfirasat buruk tentang orang itu. Dengan sigap Ichigo mengambil tang dari meja dan mengendap-edap kearah orang itu

"hn? Ohhh Kurosaki aku pikir sia—Akhhhh!?" ternyata dia adalah Ishida yang sedang menunggu Orihime bangun, namun Ichigo terlanjur menghempaskannya

"akh, Ku...ro..sa...ki apa yang...kau-AKHHH!" tanpa basa-basi Ichigo tetap memukul Ishida dengan tangnya lagi dengan cukup keras

"OI, BEGO! KAU MAU APA SIH?!" keluh Ishida sambil marah-marah pada Ichigo dengan benjol yang sudah 2 tingkat , namun Ichigo diam sesaat mencerna wajah orang yang ia lihat.

"hoooo" balas Ichigo singkat

"dasar kau ini benar..benar—akhhhh KYAA!" namun belum beres Ishida berbicara tang sudah mengayun ke arahnya lagi

"KUROSAKI! INI AKU ISHIDA, KAU INI BUTA ATAU TOLOL SIH?"

"iya aku tahu itu kau" ucap Ichigo dengan santai

"LALU MENGAPA KAU TETAP MEMUKULKU!?" balas Ishida semakin kesal

"karena aku pikir tadi maling sungguhan"

"kan sudah aku teriak-teriak kalau ini aku!"

"karena menyenangkan" ucapnya dengan santai dan bahkan seperti tidak ada dosa

"BRENGSEK! Dasar berandal oranye, kau pikir memukul mukuli kepalaku itu menyenangkan dasar bocah edan!" ucap Ishida sambil membalas memukul Ichigo

"sudahlah kita lupakan!" ucapnya lagi sambil pura-pura tidak terjadi apa-apa

"kau bahkan tidak mendengarkan kata-kataku!?" keluh Ishida yang masih kesal, kemudian Ichigo mendekati Orihime yang sedang terbaring lemas diatas sofa dengan kompres didahinya dan selimut yang membungkusnya

"oy, kau yang merawatnya?"tanya Ichigo sambil duduk di sebelah Orihime

"ya bisa dibilang begitu, karena tadi aku datang sesudah Rukia-san datang"

"ooh, jadi kau tau awal mulanya dia begini? Bisa kau ceritakan?" tanya Ichigo. Ishida sedikit mengernyitkan dahinya namun pada akhirnya dia mulai bercerita.

-orange-

"jadi begitulah ceritanya" ucap Ishida yang menarik nafas dalam dalam setelah beres berceria panjang

"ohh...begitu, cih sial! Kenapa raja bos ini sulit sekali" ucap Ichigo yang sedang memainkan PSPnya dan sepertinya sejak tadi dia tidak mendengar omongan Ishida

"OYY brengsek sejak tadi apa kau mendengarkan!?" ucap Ishida yang kesal pun menarik kerah baju Ichigo hingga dia terangkat

"habis tadi aku teringat kalau aku belum mencoba game yang baru aku tambahkan pada PSPku ini jadi aku coba.." ucapnya yang masih memainkan PSPnya

"Cih, aku tidak habis pikir padamu" balas Ishida, Ishida pun mulai berjalan keluar pintu

"Oy kacamata! Kau ma kemana?"

"aku mau ke swalayan! Hujan-hujan begini enaknya cari makanan, dahh!" namun sebelum pintu tertutup rapat, Ichigo bergegas kedepan pintu

"hey, aku nitip burger ukuran reguler dengan soda, dan tambahanya kentang!" mendengar hal itu Ishida hanya memasang wajah bingung sesaatnya

"KAU PIKIR AKU INI TUKANG DELIVERY HAHH!?, KALAU KAU MAU TITIP SESUATU YANG LOGIS SAJA!"

"baiklah teh oolong dan 1 set bento" sahutnya membalik kata-kata Ishida

"geezzz kalau bukan untuk menjaga Orihime-san, aku tidak akan mau melakukan ini" Ishida pun menutup pintu dan Ichigo kembali duduk dekat Orihime. Sebelumnya dia sangat asik bermain PSP namun dia sadar kalau bajunya belum diganti, dia pun bergegas mandi agar tidak sakit nantinya. Bisa repot jika ada orang sakit di rawat oleh oang sakit juga

Setelah selesai dia mengenakan kaos biasa dengan celana jeans dan kembali bermain dengan PSPnya. Sekali-kali dia melihat Orihime mengecek apa dia sudah bangun atau belum. Namun saat ini dia memandangi Orihime dengan wajah bingung beserta khawatir.

"cih, Inoue sebenarnya ada hubungan apa antara kau dan Ibuku hingga tiap ada hal buruk dengan ibuku kau ikut-ikutan saja" ujarnya pada Orihime yang sedang terbaring itu.

"waktu itu juga sama, saat ibuku masuk RS, kau shock dan mengurung diri sepanjang malam. entah mengapa ekspresi yang sering ku lihat padamu itu hanya ekepresi dingin saja, namun aku baru tahu kalau kau punya lebih dari itu..." suasana menjadi hening hanya suara hujan yang bisa terdengan jelas

"Apapun itu, seharusnya kau tidak usah terbawa-bawa oleh orang aneh seperti Ibuku" ucap Ichigo yang masih berbicara sendiri

Belum lama sebelum Ichigo beres berbicara Orihime membuka matanya perlahan dan melihat keadaan sekitarnya.

"ano...Ichigo-sama apa yang terjadi?" tanya Orihime dengan lemas

"sudah Orihime tidak ada yang perlu kau pikirkan, cepat tidur saja supaya akau bisa main PSP lagi!" balas Ichigo

"Ah! Ichigo-sama, Misaki-sa...maksudku Ibu Ichigo-sama sekarang dia...dia.." saking paniknya Orihime sampai terengah-engah berbicara

"tenang saja Inoue, tidak ada yang perlu kau khawatirkan..."

"eh..?" Orihime terlihat bingung dan juga penasaran akan apa yang Ichigo bicarakan

"benar dia berulah lagi, SMS tadi palsu! Itu Cuma agar aku datang ke sana kau mengerti?" setelah mendengar kata-kata Ichigo, Orihime pun terlihat sedikit tenang

"Terimakasih..."

"heng?...apa kau bilang tadi..? aku tidak dengar!?"

"Terimakasih Ichigo-sama, berkat anda saya sudah lebih tenang sekarang" ucap Orihime yang kembali berbaring di sofa

"cih, sekarang aku terlihat seperti orang yang sedang menenangkan seorang anak kecil!" balas Ichigo dengan nada yang sedikit di besarkan

"Oy...Inoue..aku-" kata-kata Ichigo terhenti melihat Orihime yang kembali tertidur

"Cih, dia tertidur lagi.." gunam Ichigo sambil menggosok-gosok tangannya dikepalanya

Hujan masih berderu, namun pintu depan Ichigo terbuka dan masuklah seseorang yang yang pergi sejak tadi.

"Permisi~~" Ishida pun masuk kedalam dengan nada sedikit dikecilkan, takutnya membangunkan yang tidur. Setelah masuk dia tidak menemukan Ichigo diruang tengah mungkin sedang keluar pikirnya, yang ada hanya orang yang tertidur di sofa.

'haaah kemana Kurosaki? Dasar laki-laki tidak yang tidak gentle! Masa meninggalkan Orihime-chan sendiri begini? Ck..ck..ck' batin Ishida, diapun mendekati sofa. Perlahan dengan perlahan dia menggapai tangan yang berada disofa. Diapun mengelus-eluskan tangan itu ke pipinya dengan wajah senang sekali.

"hehehe, kapan lagi aku bisa memegang tangan Orihime-chan, ooooww ternyata tangannya kekar juga ya? Mungkin karena dia jago bela diri hehehe" Ishida nampak asik sendiri dan tak sadar orang yang tangannya dia elus sudah memperhatikannya dari tadi

"Oy! Kacamata, entah aku saja tapi aku tidak tahu kalau kau sampai segitunya seka dengan laki-laki!?" dengan wajah lemas Ishida memandang Ichigo yang sedang menatapnya dengan tatapan membunuh

"Dasar! Cabul!" pukulan keras menghantam Ishida membuatnya terpental keluar ruamh Ichigo

"Ini, uang untuk aku ganti set bento dan teh oolong. SEKARANG PERGI! KACAMATA CABUL!" Ishida hanya tersungkur menangis memikirkan tentang tangan siapa yang dia elus tadi dan harga dirinya yang hancur berkeping-keping. Dan untuk tambahan Orihime dipindahkan oleh Ichigo ke kamarnya dan karena sedikit lelah Ichigo pun erbaring di Sofa tadi yah kurang lebih begitu~~

BERSAMBUNG...