Dear Maid!
.
.
.
Disclaimer : Tite Kubo
Warning : Warning : Untuk fict kali ini saya sengaja bikin pendek supaya lebih mudah mengekspresikan imajinasi saya biar lebih efektif. mohon dimaklumi ya~~~dan perlu diingat saya hanya manusia biasa jadi kalau ada salah-salah kata mohon dimaklumi
"Gin...Gin-san..? apa yang kau mau disini?" gunam Orihime yang hanya bisa terkejut melihat kedatangan seseorang yang memanggil dirinya sendiri sebagai 'Tunangan'
"ya ampun..ya ampun, apa aku tidak salah dengar? 'Gin-san'? itu terkesan aneh sayang, cobalah kau panggil aku Gin-kun atau sayang, bagaimana?" ucapnya sambil membisik ke telinga Orihime sambil memegang rambut panjangnya hingga ujung. Mata sipitnya dan senyum khasnya membetang jelas diwajah Orihime yang masih kaget itu
"sudahlah Orihime, ayo ikut denganku. Aku akan membawamu dan kita akan menikah, dan kau tidak perlu susah payah tinggal di tempat kumuh ini.." ucapnya sambil menarik Orihime secara kasar dan paksa. Namun entah mengapa Orihime hanya diam dan mematung tanpa perlawanan
"Hei sipit! Kau mau kemana hahhh?" umpat Ichigo sambil menjengut ramput Gin, hingga ia agak terbanting ke belakang
"..dan kau ini adalah siapa? Tuan..? supir? Atau pembantu ke-2 wanita itu?!" ujar Gin yang kesal, sambil menunjuk Tatsuki wanita yang dimaksud
"hey...! oy Inoue apa maksudnya? Aku tidak mengerti..?" ucapnya yang awalnya menunjuk Gin dengan kesal namun malah berbisik pada Orihime
"..Ichigo-sama, dia kira Arisawa-san ini pemilik apartemen in,i dan anda dan saya adalah pembantu disini" balas Orihime, Ichigo terdiam sebentar mencerna perkataan Orihime sambil mengerutkan dahinya dengan pose berfikir.
"APA!? Berani sekali kau sipit! Kau pikir wanita setengah gorila itu adalah majikanku!?"
"Oy, Kurosaki kau ini!" geram Tatsuki yang berada didalam
"asal kau tahu saja dasar Vampir Cina! Aku adalah pemilik apartemen ini walau kau tidak akan mengerti namun aku bangga tinggal dsini! Dan berhentilah berkata kumuh! Atau akan kubuat kau dapat menjilat jempol kakimu!" gertak Ichigo, namun Gin bangkit dan mengambil sesuatu dari jasnya.
"oh benar, maafkan aku kalau begitu. Aku terbawa suasana dan akhirnya begini hahaha itu memang kebiasanku." Balasnya dengan santai, sambil membersihkan tangannya yang tidak terlalu kotor dengan sapu tangan
Orihime hanya tertunduk diam seperti sedang memikirkan sesuatu, selama Orihime hanyut dalam ingatan. Ichigo memperhatikan Orihime dengan agak khawatir. Bagaimana tidak? Biasanya jika Orihime bertemu berandal atau orang cabul dia bisa langsung membanting mereka hingga beberapa tulang dapat retak, namun kenapa hanya pada orang sipit yang selalu tersenyum ini tidak dia apa-apakan? Sungguh aneh!
"hei Sipit! Apa hubunganmu dengan Inoue?" ucap Ichigo sambil melangkah berhadapan dengan Gin, hingga Orihi etertutupi oleh Ichigo
"tenanglah. Kau...Kurosaki? Kurosaki-kun, aku kemari tadi sebenarnya hanya ingin mengajak 'tunanganku' jalan-jalan denganku, namun maaf saja tadi aku terbawa suasana" balasnya dengan tenang dan kalem dengan senyum khasnya. Selesai membersihkan tangan dia menunjukan sapu tangannya ke muka Ichigo
"kau tahu?, kau tidak lebih dari sapu tangan ini, kau dapat dengan mudahnya ku perlakukan semauku dan kau tidak dapat melawan" ucapnya sambil meremas sapu tangan miliknya dengan tersenyum sinis.
Hal ini membuat Ichigo agak naik darah, namun ia menyimpannya untuk nanti karena ada beberapa pertanyaan lagi yang akan dia ajukan.
"aku tidak tanya apa tujuanmu, aku tanya apa hubunganmu dengan Inoue?"
"bukankah sudah jelas? Aku adalah tunangannya. Apa kau tidak dengar dari tadi?"
"aku, tidak percaya" ucap Ichigo sambil menajamkan pandangannya pada Gin
"jangan melihatku seperti itu aku belum selesai berbicara tenang saja.." balas Gin dengan santai lagi
"aku sebenarnya sudah bertunangan dengan Orihime,sejak dia masih kecil. Itu karena keluarga Ichimaru dan Inoue sudah dekat, sama halnya dengan keluargamu dan keluarga Orihime." Ucapnya singkat. Diapun membuang sapu tangan ke lantai dan diinjak.
"lihatlah ini.." Gin mulai mengeluarkan sesuatu dari jasnya yang membuat Ichigo penasaran
"lihatlah.." Gin mengeluarkan sebuah box merah yang indah berhiaskan pita kuning.
"ini adalah pemberiannya dulu padaku...dan tanda kami bertunangan" belum lama Ichigo memandangi box itu Gin sudah memasukannya kedalam jas.
"oy! Memangnya kau tahu dan yakin apa yang ada didalam kotak?" ucap Ichigo pada Gin yang sedang tersenyum sinis
"aku tidak perlu melihat karena sudah tahu." Ucapnya yang berbalik menuju tangga turun
"lain kali kita bicara lagi Kurosaki, aku menantikan pertemuan selanjutnya untuk menentukan siapa yang berhak bersama Orihime." Mendengar perkataan Gin tadi, Ichigo mulai geram dengan gaya bicara Gin yang terkesan sombong dan merendahkan itu.
"ada apa dengan pria itu? Inoue ada apa diantara ka-?" saat membalik Ichigo melihat kalau Orihime sudah tidak ada dibelakangnya begitu juga Tatsuki.
-orange-
Penasaran, dia pun menelusuri apartemennya dan menemukan mereka tengah sibuk membongkar buku-bkuu koyak milik Orihime dikamarnya
"oy, kalian berdua ini memangnya sedang apa?" ucap Ichigo dengan pandangan aneh pada mereka berdua
"diamlah Kurosaki! Aku sedang membantu Orihime-chan mencari sesuatu! Jadi pergilah yang jauh!" balas Tatsuki
"diamlah! Terserah aku kemana aku akan pergi! Lagi pula aku punya pertanyaan padamu Inoue!" ucap Ichigo yang awaknya mengepalkan tangan karena kesal namun rasa penasarannya terlalu bergejolak akan pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuatnya mabuk.
"ada apa Ichigo-sama?" balas Orihime seperti biasanya dengan nada datar dan ekpresi dinginnya sebari mencari buku-buku didalam lemarinya.
"SUDAH JELAS KAN!? Ya ampun mungkin karena orang sipit tadi datang, mentalmu jadi aneh ya? Untuk yang terakhir kali siapa si Gin itu!? Dan mengapa dia memanggilmu sebagai tunangan!? Ahh! Aku benarkan! Ternyata selama ini kau selalu membawa laki-laki saat aku sedang di game centre—akhh!" belum sempat Ichigo menambahkan titik pada ucapannya kaki Orihime sudah menghantam kepalanya hingga tersungkur jatuh dengan benjol yang menghiasai kepalanya.
"SAKIT! Dasar Inoue! Kau ini benar-benar sama dengan gorila biru disanaa—akhh!" belum beres dia menghayati benjol Orihime. Tatsuki sudah memberi hadiah tambahan, berupa pukulan ke kepalanya.
"dasar kau ini...tidak pernah belajar" geram Tatsuki yang tangannya masih bersarang dikepala Ichigo. Namun perhatian Tatsuki dan Ichigo tertuju pada Orihime yang sedang diam tertunduk tanpa berkata ataupun bergerak.
"oy Inoue, apa kau tidak salah makan tadi?" tanya Ichigo, namun Orihime seketika itu langsung duduk di depan mejanya tanpa menjawab pertanyaan Ichigo
"hey..Ichigo, sebaiknya kita keluar dulu. Orihime-chan sepertinya sedang gunggah." Bisik Tatsuki pada Ichigo, namun orang yang dia bisiki tidak dalam posisi dilantai malahan sedang menusuk-nusuk tangan Orihime dengan ranting entah darimana, untuk memastikan Orihime tidak pingsan.
"dasar, kau ini! Cepat ikut aku!" dengan cekatan Tatsuki menyeret Ichigo dengan paksa, walau Ichigo meronta-ronta tidak mau.
"apa-apan tadi itu haahh!?" keluh Ichigo pada Tatsuki yang tengah menutup pintu kamar Orihime
"itu pertanyaanku dasar otak udang! Mengepa kau seang sekali menjahili Orihime dengan tingkah lakumu yang seperti anak usi 13 tahun itu!?"
"heyy,,,kau salah besar! Itu bukan 13 tahun tapi 14 tahun! Revisi kata-katamu!" balas Ichigo yang disuguhi cubitan tiada dua dari Tatsuki
"...sial! Tatsuki! Kau ini benar-benar ya!?"
"ohh, kau mau berkelahi..?" tantang Tatsuki yang sudah menaikan lengan bajunya.
Dari dalam kamar Orihime terdengan jelas suara Ichigo menolak sambil berlari-lari dari kejaran Tatsuki. bukannya diluar menjadi lebih sunyi, justru malah menjadi lebih kacau ketimbang didalam tadi.
Orihime POV
'Gin, apa benar dia..? tidak-tidak mungkin sudah jelas kan!'
'tapi mana mungin aku meragukan ini, memang benar aku selalu bermain bersamanya saat masih keci..ehh tunggu..apa aku salah..?'
'keluarga kami memang dekat...akhh tidak aku tidak bisa berfikir dengan benar, tunggu mana yang berada dimana, dan siapa yang bersama siapa!?'
',,ya ampun ada apa denganku..? biasanya aku bisa mengingat dengan baik, tapi saat mengingat masa itu, apa benar yang selalu bermain denganku adalah Gin? Rasanya dari dulu dia selalu pendiam tiap ku ajak main tapi..apa benar?'
'perasanku, campur aduk. Aku lupa! Aku bingung! Aku muak! Padahal itu tadi ada di ujung lidahku, kalu saja Ichigo-sama tidak berteriak tadi aku sudah tahu, tapi aku malah lupa lagi'
'...tunggu aku tidak bisa menyalahkannya,lagi pula mengapa Gin harus berkata begitu didepan Ichigo-sama..? tapi aku lupa kalau aku pernah memberi box seperti itu pada Gin, tunggu aku pernah! Tapi sepertinya tidak pada Gin! Iya! Pada seseorang! Siapa ya..?'
'...tunggu! aku tidak dapat mengingatnya, siapa ya...aku ingat sesuatu dengan orang ini...dia...'
'akhh...aku melupakannya lagi!, ya ampun sepertinya aku dan Gin memang bertunangan atau ada ingatan lain yang menyangkut disini? Aku yakin Gin dan orang ini berbeda! Aku tahu klau orang ini bukan Gin tapi...tapi...apa benar..?'
'...perasaanku ini sepeti...mengingat sesuatu namun terhalang sesuatu! Karena tidak salah lagi tempat aku dan Gin, dan aku dan Ornag ini bermain ditempat yang sama walaupun...ahh ini aneh!'
Batin Orihime sedang beradu argumen meyakinkan sesuatu yang dulu ia lupakan dan mulai muncul lagi kepermukaan
END of Orihime POV
BERSAMBUN...? ah?! Belum selesai?
-orange-
Entah mengapa cerita masih berlanjut namun kita akan pindah dimensi sebentar.
"wahhh! Akhirnya ku sampai!" ucap seorang pemuda dengan riang dan penuh semangat di sebelah selatan Karakura atau bisa disebut South Karakura. Meski sama Karakura namun tempat ini sudah berbeda Kota. Diparkirkannya mobil milik Ishida di sebuah lapangan parkir. Dia berjalan meninggalkan mobilnya menuju sebuah klinik yang berada tepat didepan Parkiran. Diujung jalan dapat dilihat Pantai yang membentang luas dan bau air asin yang dapat tercium dari tempat Ishida berdiri.
"yosh kalau begitu!"
TING TONG!
Dengan riang Ishida menekan bel itu berkali-kali dengan wajah bodoh. Pintu pun dibuka dengan agak kasar
"AYAH! AKU PULANG!" belum keluar sosok yang dipeluk Ishida, dia sudah merasakan hangatnya seorang pria
"ya..ampun kau ini! Sudah aku katakan berkali-kali sejak kau selalu kemari! Rumah ayahmu disebelah rumahku! Dan berhentilah mengincar rumahku setiap kali kau kemari!" geram seorang bapak-bapak gendut dengan gaya mohawk itu. Dengan keras bapak-bapak itu menutup pintu dengan kasar.
"huu dasar penipu!" gunam Ishida*bukannya yang salah!?*
Ishida pun menekan bel pintu yang sudah dipastikan kediaman keluarganya
"ayah! Aku pulang!" ucap Ishida yang mencoba memanggil ayahnya karena tidak ada jawaban
"Ayah! Aku pulang!" ucapnya sambil menggedor-gedor pagar pintu
"AYAH! AKU PULANG!" teriaknya sambil menggedor-gedor pagar dengan makin cepat
"HEIII! SIALAN! INI MASIH RUMAHKU! CEPAT PERGI SANA ! KE RUMAH YANG BENAR DASAR BRENGSEK!" geram bapak-bapak tadi karena ternyata Ishida masih berada dirumah yang salah
"ya ampu-ya ampun, maafkan anak bodohku ini Omaeda-san! Aku janji akan membawanya" ucap Ayah Ishida yang sudah keluar dari rumahnya
"baiklah, jaga dia yang benar!" ucap bapak-bapak itu sambil menutup keras pintunya
"ayah!"
"ya ampun, Uryuu! Padahal Katagiri ibumu tidak ngidam yang aneh-aneh tapi mengapa kau lebih aneh ketimbang anak monyet!?" ucap ayahnya pada Ishida yang masih tersenyum polos dan bodoh.
"hehehe,itu hobi...hobi!" sambil menggelengkan kepala Ryuken membawa anak kesayangannya kedalam rumah.
"jadi ayah, ada yang ingin aku ajukan padamu.." ucap Ishida dengan pandangan yang entah mengapa menjadi serius
"ohhh, sekarang kau serius. Masalah apakah itu nak..?"
"ini tentang temanku..."
"aku dengar darinya tadi pada saat perjalananku kemari, yah karena menggunakan jalan tol dapat dipersingkat waktu kedatanganku dari 3 hari menajdi 2 hari. Ehhh tunggu aku malah membahas ini, intinya aku perlu bantuanmu ayah. Ichigo, ayah sudah tahukan dia temanku, mengatakan kalau maidnya sedang kebingungan pikiran. Jadi dia memintaku membawa ayah kesana karena maidnya itu terlihat sangat frustasi dengan apa yang terjadi."
"aku..mengerti nak, tapi siapa yang akan menjaga ibumu kalau akau pergi..?"
"lho? Mana kakak dan adik?"
"ya ampun nak, KAU ITU ANAK TUNGGAL!" seketika itu Ishida terdiam sejenak dan matanya tiba-tiba terlinang
"tidak...mungkin..tidak.." ucap Ishida yang terlihat agak frustasi
"Uryuu! Kau kenapa!?" Ucap Ryuken dengan perlahan mendekati Ishida
"LALU SIAPA YANG AKU INTIP MINGGU LALU!?" ucap Ishida frustasi
"kau menginti gadis!?" ayahnya sontak ikut kaget oleh teriakan Ishida
"yah.. satu bulan lalu itu aku masuk kerumah ayah, saat ayah memancing dan ibu sedang di klinik aku masuk dan melihat seorang gadis di kamar mandi dan ku kira itu kakakku..." tegasnya pada pernyataan tidak logisnya..
"tunggu sebentar, Omaeda-san juga bilang kalau adiknya diintip pemuda dengan kacamata yang masuk tanpa permisi, dan kemudian keluar tanpa jejak, jangan-jangan..." ucap Ryuken sambil melirik Ishida
"ada, apa ayah..?" tanyanya dengan polos, ayahnya hanya bisa menepuk dahinya tidak habis pikir
"sudahlah ayah jadi bagaimana? Apa ayah mau membantu maid temanku ini? Ya walaupun maid ini tidak begitu mengenalku namun bagi temanku...dia lebih dari itu." Mendengar perkataan anaknya yang begotu diplomatis,membuat Ryuken memacu otaknya untuk mempertimbangkan.
"baiklah"
"namun ada satu syarat. Karena 2 hari nanti ibumu akan bergi kerumah bibimu. Dan hingga saat itu kau harus disini membantu ayah"
"baiklah ayah!" senyum mengembang diwajah Ishida, namun ayahnya mulai menyeringai.
"tapi..temanmu lah yang harus kemari!" kata-kata dari ayah Ishida membuat jantungnya seperti tersambar petir *gila alay banget* seketika itu dia pergi keluar
"uryuu.." dia pun pergi keluar karena lupa kalau kunci mobilnya disimpan di dasboard mobilnya.
"hehehe, untung tidak hilang" Ishida pun kembali masuk ke dalam rumah, dan dia segera kembali ke dalam dan menemukan kalau ayahnya sudah menghilang mungkin menyusulnya ke depan pikirnya. Dia pun tertarik pada suatu asap dari arah atas. Tanpa basa-basi Ishida segera ke atas dan menemukan sesuatu yang berasap dari ruanagn itu
"sial! Kebakaran..!?" Ishida pun segera meluncur membuka pintu ruangan itu, dan dia kaget tidak kepayang melihat isi ruangan itu.
"ka..kakak!?" gunam Ishida yang ternya asap itu berasa dari ruangan yang adalah kamar mandi, seketika itu gadis di dalamnya menjerit dengan kencang sambil menutup tubuhnya dengan handuk
"MAREYO! Ada apa!?" Omaeda serentak melihat Ishida yang tengah membuka pintu kamar mandi
"sudah..berapa ratus kali aku bilang...RUMAHMU DISEBELAH RUMAHKU!" Ucap Omaeda sambil melemparkan pukulan kuat hingga membuat Ishida mental keluar kaca
"ya...ampun...haruskah aku bedah kepala anakku sendiri..haahh.." gunam Ryuken dengan pelan meneguk tehnya sambil duduk.
BERSAMBUNG...
