Dear Maid!

.

.

.

Disclaimer : Tite Kubo

Warning : sebelumnya mohon dimaklumi jika ada typo karena sesungguhnya author itu manusia biasa *alay lagi* so, happy reading~~~~

.

.

"haahh!? Kau gila buat apa aku jauh-jauh ke rumah ayahmu hanya untuk membantu wanita setengah polisi itu!?" geram Ichigo pada ponselnya

"hey Kurosaki! Kau dengar dulu aku hanya ingin membantu Orihime-san agar tidak stress saja tau!" balas Ishida

"cih"

"hei! Apa maksudmu cih!? Ayo kau ini mau atau tidak?"

"entahlah akan ku pikirkan lagi nanti dah!" sambung Ichigo yang lekas menutup ponselnya. Mukanya terlihat kesal namun entah apa yang sedang ia pikirkan.

"kalau dipikir-pikir boleh juga ya? Lagi pula Inoue sering melamun akhir-akhir ini. Huhh! Dasar pria mata sipit itu! Baru datang sekali sudah membuat masalah bukan main, apalagi kalau sering! Bisa-bisa aku gila." Gunam Ichigo. Dia pun segera melangkahkan kakinya dari kamarnya dan segera ke ruang tengah.

"Ichigo-sama anda lapar?" ucap Orihime yang tidak sengaja melihat Ichigo saat hendak menyimpan cucian di mesin cuci.

"iya"

"baiklah kalau begitu saya akan-"

"tapi aku akan makan diluar saja" potong Ichigo yang kemudian mengambil jaketnya dan meraih kunci motornya, dan lekas keluar

"ada apa dengan Ichigo-sama ya?" gunam Orihime agak khawatir.

'sial! Untung saja aku aku segera lari. Hahaha kalau Inoue tahu kalau rice cooker dan blendernya terbakar karena kemarin aku menggunakannya untuk eksperimenku, entah sudah bagaimana aku" gunamnya dengan senyuman liciknya.
"baiklah saatnya makan!" ucapnya, yang kemudian memacu motornya keluar gerbang. Namun saat Ichigo keluar ada mobil yang parkir di halaman parkir apartemen.

"hoo, ternyata Ichigo-sama buru-buru pergi karena ini...?" gunam Orihime yang tengah memandangi rice cooker dan blender yang sudah hitam gosong dengan pandangan dingin dan kosong.

"sepertinya aku harus memperingati Ichigo-sama lagi.." gumannya sambil mereganggan tangannya dan memutar-mutar bahunya

TING TONG !

Terdengar jelas suara bel pintu dari luar. Orihime pun segera menyimpan amarahnya untuk nanti dan lekas membuka pintu.

"tunggu, bagaimana kalau ini Gin?" gunamnya saat tengah membuka pintu.

"haruskah ku buka?" gunamnya semakin bingung namun dia tetap dalam keadaan tenang.
"oii Ichigo kau ada!?" terdengar suara Rukia dari luar pintu. Mendengar hal itu Orihime segera membuka pintunya.

"ah! Orihime, apa Ichigo ada?" ucap Rukia sambi mengintip kebelakang pintu.

"maaf Rukia-san, Ichigo-sama baru saja pergi tadi untuk makan. Memangnya ada apa?" tanya Orihime.

"tidak, aku bermaksud membawakannya surat. Entah mengapa ada orang jail yang salah memasukan surat" balas Rukia sambil memberikan sepucuk rurat yang agak lecek karena terpegang.

Tanpa lama-lama, Orihime pun membuka surat itu dan mulai membacanya

"ano...Rukia-san apa benar ini untuk Ichigo-sama?" ucap Orihime dengan pandangan ragu

"pertama kali membaca aku pun berfikir begitu, lagi pula Ichigo punya banyak nama panggilan yang banyak" Ucap Rukia dengan pandangan tidak percaya juga.

"lalu...Siapa 'ezzzsuupadazzz' itu siapa?" tambah Orihime yang makin tambah bingung.

"entahlah, lagipula Ichigo punya banyak teman" Balas Rukia.

Sementara itu..

"hahahah, bagaimana sudah kau masukan ke rumah si Kurosaki?" ucap Noitra yang tengah duduk di atas ban bekas tua yang berada di tempat bekas pembangunan.
"hosh...hosh...sudah boss, lagi pula..kenapa kau suruh aku bukannya Starkk! Aku kan baru saja sampai setelah mencari Ichigo sampai luar kota! Kau tahu!?" geram Yami kesal, sehingga membuatnya bangkit dari tempatnya duduk.

"oi! Kau lihat kami sedang sibuk kan?! Lihat aku! Aku harus menjaga pipa ini agar tidak kabur! Lihat starkk dia sedang mengerjakan hal penting!" balas Noitra.

"apa? Mencari TTS di koran?"

"walaupun begitu dia masih melakukan yang benar tapi dia melakukannya lebih baik!"

"oi, boss bahasa inggrisnya handsome apa?" ucap Starkk, mendengar hal ini yami langsung memandangi Noitra dengan penuh keraguan sambil menyilangkan tangannya.

"ehh..., yah setidaknya dia lebih tampan darimu!" gunam Noitra sambil memutar bola matanya.

"oi mengapa kau menyinggung ketampanan!" balas Yami dengan pandangan kesal.

"ahh, sudahlah aku akan mencarinya saja!" Yami pun pergi meninggalkan Noitra dan Starkk yang tengah asik sendiri.

"hei ada apa dengan anak itu?" tanya Starkk dengan polosnya.

"cih! Mana aku tahu! Memangnya aku ibunya!? Lagi pula apapun itu tidak ada sangkut pautnya denganku!" Noitra pun mengambil koran Starkk dengan kasar dan melihat-lihat, dan padahal koran itu terbalik.

-orange-

"oi Ichigo! Kenapa kau mengajak aku kemari haaah!? Memangnya aku apa? Anak SD!?"

"ohh, jadi kau tidak mau aku pesankan makanan? Tidak masalah, aku pesan sendiri saja" kecam Ichigo pada Ikkaku.

"heeyy, kita kan teman! Lagi pula kau tahu aku kan kita selalu bercanda bukan...? hehe" entah mengapa Ikkaku menjadi agak baik pada Ichigo, dan malahan memijat-mijat pundak Ichigo.

"sudahlah cukup! Baiklah kau siap mendengarkan?"

"soal Orihime?"

"ahh benar! Entah mengapa sejak kemarin dia selalu melamun, sampai-sampai dia mencuci di bak air panas untuk mandiku, lalu mengepel lantai bahkan sampai dinding! Ampun!"

"hahahaha bukannya bagus? Lagi pula kau ada bahan omelan bukan?"

"grrr, bukan itu saja dia bahkan salah mencampurkan air perasan bekas mencuci dengan sup tadi pagi! Ya ampun kalau begini terus aku akan mati sebelum sempat mengomelinya, ya memang enak juga sih punya bukti mengomelinya secar puas"

"jadi apa rencanamu?"

"entahlah mungkin aku akan menerimatawaran si kacamata itu lagi pula kalau Orihime jadi gila siapa yang bisa aku salahkan dan omeli? Haaah" suasana pun menjadi hening. Ichigo dan Ikkaku sama-sam menundukan kepala untuk berfikir.

'sial, kalau begini terus bisa-bisa dia akan di bawa oleh orang sipit itu' batin Ichigo.

'sial! Kalau begini teruskapan burgerku datang!?' batin Ikkaku.

"emmm, Ichigo bagaimana kalau kita pikirkan secara positif dulu! Yah sebelum berfikir positif ada baiknya kita mengisi energi! Dengan begitu kita bisa memikirkan sesuat-" kata-kata Ikkaku terhenti takala Ichigo menggedurkan meja sambil bangkit dari tempat duduknya, sehingga membuat Ikkaku agak ketakutan

"KAU! BENAR!" ucap Ichigo dengan nyaring

"benarkan..kita harus memesan burge—"

"..seharusnya aku berfikir positif lebih dulu sebelum berfikir yang tidak-tidak! Terimakasih botak kalau begitu aku pergi!" Ichigo pun lekas mengambil jaketnya yang berada di atas meja dan lekas pergi menuju pintu keluar meninggalkan Ikkaku yang menangis sendiri.

"lalu..burgerku?" gunam Ikkaku singkat.

Ichigo segera menaiki motornya, dan sedang memundurkannya. Namun didepannya terlihat wajah yang tidak asing sedang menghadang motornya.

"hallo Ichi!" ucap orang yang tidak lain adalah Ibunya

"I-ibu?" Ichigo agak kaget melihat keberadaan Ibunya, dengan setelan anak muda dengan tas pinggang dengan setelan kaos putih dan celana jeans biru muda.

"hooo, sudah sombong ya? Mentang-mentang jarang bertemu dengan ibu?" goda Misaki.

"apa yang kau lakukan disini?" tanya Ichigo.

"sudah jelas bukaan? Refreshing,refreshing!" balas Misaki dengan santai dan senyuman lebar.

"oh begitu, baiklah minggir" ujar Ichigo yang hendak membelokan motornya.

"baiklah kalau begitu!" Misaki kemudian berlari kebelakang

"eh?" Misaki pun seketika itu naik ke atas motor Ichigo.

"baiklah, ayooo!" mendengar kalimat Ibunya itu, Ichigo merasa aneh dengan ibunya itu.

"ya, ampun aku tidak percaya dia ibuku" Ichigo pun menjalankan motornya.

"bagaimana sekolahmu Ichigo?" tanya Ibunya sambil mencoba mengambil sesuatu di tasnya

"biasa saja"

"hehehe, lalu bagaimana Orihime-chan? Apakah ada hal yang menarik?"

"tidak"

"ya, ampun kau seperti aspal saja yah? Dataaar" keluh Misaki

"aku tidak peduli" balas Ichigo

"hihi kau ini lama-lama makin sama dengan ayahmu!" goda Misaki dengan cekikikan.
"sudahlah berhenti"

"mengapa? Oh! Benar Ichigo ibu mau membeli sesuatu dulu! Tolong antarkan ibu ke toko baju ya!" Ichigo sebenarnya mendengarkan namun dia tidak merespon karena agak bingung.

"tidak!

"ayolah kau tidak mau? Kalau begitu sayang sekali ya..padahal ibu berniat membelikanmu game Super Martabak apaalah ibu lupa! Jadi bagimana..?"

"baik sudah sampai!" Misaki pun agak teheran dengan mantranya yang diberikan pada anaknya itu.

'benar-benar mirip sekali dengan ayahnya..' batin Misaki yang bergegegas turun

'sial! Aku menggigit umpan!' batin Ichigo yang tengah berkeringat dingin dan frustasi.

1 jam kemudian..

"yahh! Maaf meunggu nak! Ya ampun baju-baju itu sangat bagus sampai-sampai aku bingung sekali memilih!" ucap Misaki sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"lamaa sekali! Memangnya apa yang kau beli!?" tanya Ichigo yang sudah kegerahan menunggu ibunya

"iya! Selain jas tadi aku tidak sengaja melihat boneka beruang cantikk sekali! Lalu setelah itu aku melihat ada topi lucuu sekali! Dan, dan aku tidak sengaja lagi melihat sepatu hak yang indahhh sekali jadi aku tidak sengaja membelinya..dan..lupa...membeli..game...martabak.. " semangat Misaki yang semula membara, menjadi berubah ketika memberi tahu Ichigo tentang gamenya yang lupa dibeli.

"aaappaaa!?" ucap Ichigo tercengang.

"tunggu...aku minta maaf Ichigo...bagaimana kalau kita..." ucapan Misaki terhenti saat melihat wajah anaknya yang memandangi Misaki dengan keheranan.

"kau membeli jas? Untuk siapa lelaki!?" tanya Ichigo, yang membuat Misaki agak tersentak mendengar hal ini

"ya...tepatnya aku..akan membawanya untuk.."

"siapa? Lelaki lain yang kau sebut 'rekan kerja'? "

"Ichigo.." Misaki mulai mengerti kemana arah percakapan Ichigo

"sudahlah aku muak!" Ichigo pun menggunakan helmnya dan memacu motornya keluar meninggalkan ibunya.

"dia memang tidak berubah!" ucap Ichigo dengan kesal

"anak itu, mungkin aku terlalu berlebihan ya? Lagi pula aku akan menyimpan rahasia ini untuk nanti." Gunam Misaki yang tengah memandangi anaknya itu dari kejauhan dengan maklum dan sudah mengerti.

"laluuu, bagaimana dengan game aneh ini? Harusnya aku membuat lelucon yang tidak PHP ya..?" gunam Misaki yang tengah memandangi game SUPER MARTABAK BROS itu yang ternyata sdah ia beli.

"hihi! Sekarang ada alasan aku ke apartemennya!"

-Orange-

"hmmm, aku mengerti kondisimu Orihime. Seharusnya kau tidak perlu memikirkan hal yang tidak-tidak! Lagi pula bisa saja si Gin ini hanya menipu" ucap Rukia yang tengah berbincang dengan Orihime diruang tengah.

"inginnya saya begitu namun, semua ini berhubungan. Tapi saya sudah tidak memikirkan ini lagi, karena akhir-akhir ini Ichigo-sama terlihat ketakutan setiap makan dan mandi"

"sepertinya aku yakin ada sesuatu" ucap Rukia sambil melihat kearah Orihime

"Baiklah! Itu saja Orihime, terimakasih sudah mau ngobrol denganku!" ucap Rukia yang mulai berdiri dan menggapai tasnya dan akan bergegas pergi.

"tidak, saya yang merasa senang karena Rukia-san mau ngorbrol dengan saya" ucap Orihime yang tengah mengambil gelas bekas minum untuk di cuci nanti.

"ohh, iya satu lagi Orihime" Orihime pun segera melirik ke arah Rukia dengan agak bingung.

"terima kasih soal 'keluarga'" itulah kata-kata yang tedengar oleh Orihime saat Rukia menutup pintunya.

"begitu" Orihime terpejam senang mendengar hal itu. Diapun segera menuju arah wastafel untuk mencuci gelas tadi.

Di tengah keheningan Orihime tidak sadar kalau roknya terkena busa habis mencuci. Sadar akan hal tersebut, Orihime segera mencari sebuah lap untuk membersihkan roknya. Setelah beres busa memang hilang namun roknya malah basah. Berhubung seragamnya yang bersatu antara rok dan baju, membuat Orihime berencana mengganti bajunya karena tidak enak kalau dilihat begitu.

"sebaiknya aku mandi dulu" ucapnya singkat.

Orihime pun segera menuju kamar mandi, dan menanggalkan pakaian lalu menggunakan handuk untuk penutup. Setelah air panas di bak penuh, dia segea masuk kedalam untuk berendam setelah ia menggosok badannya.

Keheningan itu pecah oleh air yang menetes dari keran. Saat ini pikiran Orihime sedang kemana-mana. Walau dia bilang ke Rukia jika dia sudah tidak memikirkan lagi hal tadi, namun entah mengapa rasa penasaran terngiang-ngian di kepalanya. Teringat kembali ucapan Rukia tentang keluarga membuatnya ada rasa rindu pada keluarga yang dulu sering memberikan nasehat saat dia salah dan motivasi saat dia jatuh, namun bukan itu saja yang membuatnya rindu.

"sepertinya aku masih jadi anak manja ya..?' ucapnya pada dirinya sendiri.

Teringat dulu ketika kakaknya selalu membantunya dan menolongnya saat tengah kesulitan.

Saat kakaknya rela bolos demi menuruti keinginan Orihime mencari kupu-kupu, saat kakaknya rela membatalkan janji kencan hanya untuk menemani Orihime saat sendiri di rumah, saat kakaknya disalahkan oleh seluruh teman sekelas Orihime, padahal Orihime lah yang menjatuhkan lemari kelasnya, namun kakaknya yang mengaku untuk melindungi Orihime.

Perlahan Orihime larut oleh masa lalu membuatnya tersenyum dibarengi sedih. Puas berendam diapun segera keluar dan mengenakan handuknya.

Dari bawah terdengar suara pintu terbuka.

"Ichigo-sama?" karena penasaran Orihime pun bersiap keluar

"sial! Orangtua itu benar-benar!" baru saja masuk Ichigo sudah membuat berisik seluruh ruangan.

"INOUE! OI INOUE!" Ichigo mencari Orihime di kamarnya namun tidak ada, kemudian diapun mendapat feeling kalau Orihime berada di kamar mandi.

"Ya ampun INOUE-"Ichigo terheni ketika mendapat pukulan kuat oleh Orihime dari dalam kamar mandi

"Ichigo-sama, apa anda tidak bisa menunggu sampai saya selesai berpakaian?" ucap Orihime sambil meregangkan tangannya dengan wajah seramnya, sebari menggunakan baju piayama namun kebawahannya masih handuk.

"tunggulah di bawah Ichigo-sama, atau mau saya buat gosong seperti rice cooker dan blender yang kau buat gosong ?" mendengar hal itu Ichigo pun merangkak kebawah dengan benjol yang besar..

"baiklah ada apa Ichigo-sama?" ucap Orihime yang sudah menggunakan piyamanya.

"cih, kau ini benar-benar tidak tahu kapan harus menahan pukulan ya..?"sindir Ichigo sambil mengelus-elus kepalanya yang sudah tertutupi plester.

"baiklah, maafkan saya Ichigo-sama lagipula sudah saya perban kan?" balas Orihime datar.

"mana ada permintaan maaf seperti itu?" balas Ichigo sambil menunjuk ke arah Orihime

"baiklah kalau begitu" Orihime pun turun kelantai dan duduk dilantai.

"oi kau mau apa?" ucap Ichigo aneh. Perlahan Orihime menundukan kepalanya dan membungkuk.

"maafkan saya Ichigo-sama" sambungnya dengan nada datar.

"oi,oi! Inoue kau membuatku jijik! Ahhh baiklah! Ini sudah tidak tertolong! Inoue besok kita akan ke tempat Ishida! Aku akan membawamu! Sekarang berhentilah! Yaa ampunn ini menjijikan!" ucap Ichigo sambil mengangkat tubuh Orihime.

"ke Ishida-san kemana?" ucapnya dengan pandangan dingin

"ke South Karakura! Anggap saja ini liburan! Jadi kemasi barang-barangmu!"

"South Karakura?"

BERSAMBUNG...

A/n : hallo minna-san! Maaf ya author lama updatenya! Ini karena UAS disekolah author masih berlangsung jadinya gak ada waktu buat bikin kelanjutannya. Untuk kedepanya karena bentar lagi beres author usahakan akan lebih baik! Jadi stay tunned ya! Dan jangan lupa budayakan REVIEWS! Terimakasih!