PENGUMUMAN: TERTANGKAPNYA AUTHOR
"AH! Itu dia!" ucap pria berambut merah panjang yang diikat itu. Kawannya yang berambut gundul itu pun menghampiri sembari melihat ke arah yang ditunjukan kawannya itu.
"Akhirnya, tertangkap kau, pria brengsek!" ucap pria botak itu kehadapan sosok yang ditunjuk oleh pria berambut merah.
"Ayo!" pria berambut merah dan pria botak itu pun melesat ke arah sosok yang terlihat panik itu. Dia terlihat kebingungan menyaksikan sesosok manusia yang tengah meluncur ke arahnya.
"Ikkaku, Formation D!" ucap pria berambut merah itu.
"Yes, sir, Renji!" ucap pria bernama Ikkaku itu sembari menyeringai ganas memandang sosok yang tengah panik. Kedua pria itu mengeluarkan katana dari punggung mereka.
"Hoero, Zabimaru," ucap Renji dengan nada dingin dan penuh intimidasi. Dengan ajaib, sebuah pedang bergerigi panjang muncul dari katana biasa yang ia pegang. Begitu pula dengan Ikkaku yang kini tengah menarik nafas dalam.
"Nobiro, Hozukimareee!" ucap Ikkaku dengan sangat bersemangat. Matanya begiru menyala seperti bara api yang tak terpadamkan. Keduanya melompat dan berhasil mengepung sosok yang mereka kejar itu.
Kedua wajah mereka begitu ganas. Sangat menakutkan, seperti dua singa yang begitu haus darah ingin segera menerkam dan mengoyak leher mangsa mereka.
Urat-urat kepala mereka sudah muncul di sana-sini. Seringai mereka semakin menakutkan! Ya ampun! Mereka begitu erat menenteng pedang mereka! Aura membunuh sudah begitu kuat dan hadir dengan sangat luar biasa! Bahkan udara di sekitar pun terasa sangat dingin.
Kaki sosok yang Ikkaku dan Renji rujuk sebagai 'pria brengsek' itu pun sudah sangat gemetaran. Wajahnya begitu pucat dan keringat dingin terasa di sekujur tubuh. Seakan-akan menelan ludah pun terasa sulit dan sakit.
"Mau kemana lagi kau pria brengsek? Kami akhirnya menemukanmu! Kau tidak sadar? KAMI MENEMUKANMU!" ucap Ikkaku dengan wajah yang begitu emosi. Menyala matanya dengan begitu berkobar sampai-sampai terpancar hingga kepalanya yang botak plontos itu.
"SIAPA YANG KAU SEBUT BOTAK, KORAA!?" ucap Ikkaku berteriak sembari menendang keras pria brengsek itu. Pria itu tersungkur ke tanah dengan pantat yang naik.
"GIHH!" pekik pria brengsek itu. Renji menarik rambut pria brengsek itu dan segera menghadapkan wajahnya ke wajah Renji yang sudah terlihat tidak sabar ingin segera menebas pria tersebut.
"Hei, brengsek, tidak, kau bukan brengsek. Kau bajingan sejati! Kau tau apa yang sudah kau perbuat dan dampaknya kepada kami? Hei jawab! Atau kupukul Ikkaku!" teriak Renji dengan geram.
"Bodoh! Pukul dia jangan pukul aku!" balas Ikkaku yang sedikit menjitak Renji.
"Ah, iya. Habis kau belum bayar utangmu yang kemarin sih! Jadi emosiku terpancing ke sana," balas Renji.
"Utangku? Apa kau gila!? Itu uang hasil aku jadi pak Ogah selama 6 tahun terakhir ini, otak udang! Kau kira selama ini aku tidak capek apa mengatur jalannya lalu lintas!? Kau seharusnya ikut bantu aku atau cari pekerjaan lain! Bukannya menikah dengan Rukia dan tiba-tiba main ambil uangkuy ketika kita sampai di sini!" balas Ikkaku yang menodongkan pedangnya ke arah Renji.
"Otak udang!? Kau sebut aku otak udang!? Sejak terakhir kita tampil di sini, akulah yang memperkenalkanmu ke orang bernama Gin itu yang mau mempekerjakanmu sebagai pak Ogah di sana! Jadi secara teknis, uangmu uangku juga! Lagi pula aku terpaksa, oke? Ichika minta dijajanin Boba dan hanya uang itu yang ada, jadi sebaiknya kau jangan sembarang omong, kepala kaca!"
"KEPALA KACA!? KEPALA KACA!? Kau tarik ucapanmu sebelum ku tarik Hozukimaru-ku kepada mu! Salah sendiri kau menikah ketika job di Fanfict ini tiba-tiba berhenti karena si keparat satu inI!" ucap Ikkaku yang terpelatuk mendengar ucapan Renji.
"HEI, BOTAK! Jangan bawa-bawa Ichika ke sini! Di cerita ini aku masih anak SMA, jadi jangan campur kehidupan terakhirku!" ucap Renji agak gelagapan dengann nada yang keras.
"BOTAK!? Setelah kepala kaca kau panggil aku botak!? Dasar, otak udang! Cukup! Masa bodoh dengan pria brengsek ini, meninju wajah bodohmu adalah prioritasku saat ini!" ujar Ikkaku yang kini memposisikan kuda-kudanya ke arah Renji.
"APA KAU BILANG!? Ternyata benar kau adalah kepala kaca karena kau tidak punya kaca untuk menyadari wajahmu yang juga bodoh!" Renji pun memasang badan ke arah Ikkaku. Aura merah dari Renji dan aura biru dari Ikkaku pun saling bercampur satu sama lain dan saling beradu.
Mereka pun saling memandang tajam dan bersiap untuk menghunuskan senjata mereka ke masing-masing pihak. Wajah mereka begitu fokus dan serius sehingga menghilangkan wajah bodoh dan kekanak-kanakan yang sejak tadi mereka tunjukan. Akankah mereka berhasil menetukan siapa yang paling kuat? Tentu saja jawabannya akan kita dapatkan di lain wakt-
BOOMM
"YA KALI!?" Ikkaku dan Renji ternyata justru menghunuskan pedang mereka ke sosok brengsek yang sejak tadi mengomentari mereka.
"Ya ampun hampir saja kita terjebak, si brengsek ini" ucap Renji dengan nada santai.
"Kau pikir kau bisa menipu kami lagi dengan trik murahanmu itu lagi?" ucap Ikkau yang tengah membersihkan serangamnya dari debu yang beterbangan.
"Melihat kebiasaan jelekmu dengan cara membuat cerita yang memperselisihkan kami, rasanya membuatku mengantuk. Bahkan tidak ada bandingannya dengan All Mighty si Raja Quincy sialan itu. Menyerahlah, Author," sosok itu tercengan ketika dirinya dirujuk sebagai Author-
BOOMM
"Oh, aku sangat menikmati ini, setelah 6 tahun lamanya," ucap Renji yang tadi telah menghunuskan pedangnya lagi sehingga membuat ledakan kedua yang membuat Author terpental.
"Oi, Renji, jangan seperti itu dong. Kamu terlalu kejam, harusnya kan …"
BOOMM
Ya … kaliann tau yang terjadi, hanya saja Ikkaku yang melakukannya.
"Ba-baiklah, ampun, cukup, aku menyerah aku menyerah," Ikkaku dan Renji memandang Author dengan wajah yang tertutup siluet.
"Menyerah? Kau kira kamu akan menerimanya begitu saja?" Renji pun mencengkram kerah baju Author dan dengan wajah yang murka.
"Apa kau pikir kau bisa membayangkan bagaimana penderitaan kami selama ini setelah kau tinggalkan begitu saja dengan "embel-embel" UN, mu?"
"INI SUDAH ENAM TAHUN, ASTAGA, ENAM TAHUN! Kau pikir apa yang selama ini kami lakukan!? Menunggu dalam ruangan gelap ini dan hanya bisa menunggu pintu yang terkunci itu untuk terbuka! Satu-satunya cahaya yan bisa kami lihat hanyalah cahay dari lubang kunci yang begiru kecil itu. Berharap … berharap kau kembali …" ucap Renji memalingkan wajah.
Sosok brengsek itu hanya menunduk.
"Iya! Berharap kau kembali! Kau tidak begitu saja membiarkan kami, para pembaca yang sudah mendukung selama ini, dan yang terpenting-tentunya yang paling penting dari itu semua … " ucap Renji terdiam sejenak. Author itu terlihat menatap Renji dengan pandangan menunggu jawaban.
'Renji ..' gunam Ikkaku yang terlihat bersimpati pada emosi yang Renji perlihatkan. Ia percaya Renji tengah mewakili semuanya.
"Yang paling penting dari semua itu .. KAU HARUS MENAMBAH BAGIAN SCREEN TIME-KU!"
Ikkaku terjatuh mendengar mendengar hal itu.
"Dasar Author Brengsek, bisa-bisanya kau meng-cut bagianku ketika mau bicara dengan Ikkaku di Chapter 15! Aku tahu pembaca ingin segera membaca bagian ketika Orihime dan Ichigo berada di balkon, tetapi yang benar saja!" Ucap Renji yang berteriak-teriak.
Ikkaku bangkit dan mengelus kepalanya karena pusing dengan respon temannya itu.
'Tidak apa, mu-mungkin dia memang sedang stress berat mendapati author kembali, jadi tuntutannya tentang porsi pribadi pasti sudah lama ingin dia suarakan. Aku yakin dia pasti akan membujuk Author untuk menuliskan kisah semua karakter dnegan sama rata-'
"POTONG SAJA BAGIAN YANG LAIN AGAR AKU BISA DAPAT BANYAK BAGIAN! Kalau tidak, potong saja bagian si Botak itu, aku yakin dia juga sudah cukup tampil-"
BOOMM
Hempasan Hozukimaru membuat Renji terkena ledakan dan terlempar dengan badan yang sudah gosong.
"Tidak ada yang bisa diharapkan dari pria itu," ucap Ikkaku berserapah.
Terima kasih Ikkaku dan Renji. Terima kasih sudah memberikan ucapan kasar seperti itu. Itu sepertinya memang hal yang saya butuhkan.
"Hm? Apaa ini? Kau mau kabur lagi ya?"
Untuk kali ini saya rasa sudah cukup saya kabut dan perlu kau tau juga bahwa selama ini saya sudah sering mengunjungi ruang gelap yang Renji tadi sebut. Namun, sayang, saya selalu urung untuk membukakan pintu. Hingga saat ini.
"Cih, beralasan lagi,"
Ya mungkin, tetapi ketahuilah Ikkaku, sebenarnya keinginan untuk melanjutkan fanfict Dear Maid ini sudah ada sejak lama beberapa bulan setelah saya berhenti menulis.
"… kau penuh dusta,"
Sebelumnya saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada kalian semua, khususnya para pembaca, atas ketidaktepatan tindakan saya dengan menelantarkan fanfict ini. Saya benar-benar tidak tahu terima kasih dengan segala yang sudah kalian lakukan sehingga membuat fanfict ini seperti ini.
Perpisahan terakhir saya sampaikan ketika saya UN SMP, dan ironisnya, saya sekarang malah sudah kuliah dan bahkan hampir menyentuh semester akhir. (Tentu saja bukan berarti setelah lulus UN SMP saya langsung mendaftar kuliah. Tentu saja tidak! Itu gila! Saya juga merasakan masa-masa SMA). Rasanya begitu aneh membuat dan mengucapkan semua ini terlebih setelah saya menghilang selama bertahun-tahun.
Alasan saya pergi sendiri tentu tidak jauh dari ketidakmampuan saya dalam menghadang musuh utama saya selama ini, rasa malas. Tidak ada sedikit pun hal-hal di SMA ataupun kehidupan sehari-hari saya yang membuat saya membenci menulis, fanfict ini, tidak pernah sedikit pun. Hanya malas lah yang sangat sulit saya antisipasi dan karena itu sekali lagi saya meminta maaf dengan sangat atas apa yang terjadi.
Dear Maid! Adalah salah satu karya besar yang saya buat dan merupakan karya besar kedua saya yang membuat saya sangat tertarik dengan hobi menulis; hingga detik ini. Maka dari itu, tentunya saya haruslah berterima kiasih kepada komunitas Fanfict khususnya Fanfict Indonesia yang sudah mau mengapresiasi tulisan saya sehingga saya mendapatkan ketertarikan dalam menulis.
Malam ini, saya iseng membuka Fanfict karena penasaran dengan aturan Keminfor terbaru yang mem-ban situs-situs yang tidak terdaftar di pangkalan data mereka; salah satunya Fanfict. Dan dengan iseng saya membaca lagi Dear Maid! Dan Dear God! Saya seakan dibuat ingat lagi tentang alasan mengapa saya suka menulis. Ketika menulis adalah hiburan dan bukanlah tuntutan. Ketika menulis adalah hal yang menyenangkan dan bukan menegangkan.
Akhirnya, setelah merenung beberapa lama, saya segera membuka word dan memutuskan untuk membuat catatan ini. Saya juga berterima kasih ke Renji dan Ikkaku yang sudah mau membantu sketasa komedi saya di awal dan di akhir tulisan ini nanti (spoiler deh).
Intinya adalah, saya ingin kembali merasakan kembali 'alasan mengapa saya suka menulis'. Membuat cerita tokoh yang saya suka dengan kreasi sesuka saya. Betapa indahnya hal itu.
Jadi izinkanlah saya untuk mencoba menuliskan kembali apa yang dulu saya hentikan. Memang waktu sudah berlalu dan ada beberapa hal dari saya pula yang berubah, tetapi hei! Saya adalah saya sehingga apapun yang terjadi komedi di cerita ini akan saya coba pertahankan dengan konimex.
"Konsisten …"
I-iya itu maksudnya…
Ehem, kembali lagim saya ingin membuat lagi kisah Dear Maid! tentunya dengan kualitas yang meningkat pula dari jumlah kata dan juga ejaan kata (tentu harus sesuai dengan EYD V; tamparan keras untuk diri saya di masa lalu yang masih tidak benar dalam menyusun tulisan). Selain itu juga saya akan mencoba untuk tidak typo atau salah ketik karena salah ketij adhala hal ygan tidah baik jadi akahn sya hindrai.
Dear Maid! akan saya lanjutkan setelah chapter 15, namun untuk chapter selanjutnya akan saya buat menjadi Dear Maid! S2
"APA!? BRENGSEK KAU MAU BIKIN FANFICT BARU YA!?"
Eh sabar dulu Ikkaku! Tentu saja tidak! Kalau begitu percuma dong saya balik nulis lagi. Maksud saya, setelah chapter 15: Kamu Yakin? Saya akan ubah format chapter selanjutnya dengan tambahan S2. Jadi nanti judulnya adalah S2: Kamu Siap?
Intinya nanti musim kedua akan tetap di fanfict yang sama sama yaitu Dear Maid!
Jadi tidak ada tuh istilah Dear Maid! 2
Oh iya saya juga akan coba kurangi kata-kata 4lay saya karena ternyata geli juga ya baca gaya penulisan jaman dulu hehe. Tapi tenang kok itu hanya untuk di Author Note saja, untuk cerita? Tetap lah!
Sebelumnya saya juga ingin berterima kasih kepada pembaca saya yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca. Biar tidak bingung siapa pembaca yang saya maksud, saya akan tulis nama kalian di sini sebagai wujud balasan dari apresiasi kalian selama 6 tahun terakhir, jadi saya izin cantumkan ya:
Terima kasih banyak untuk:
Honorary Mention
sanaa11 yang selalu hadir di review saya dengan masukan-masukan membangun dan juga masukan penyemangat. Beliau juga memnajdi pemberi masukan kepada saya secara inbox. Bila berkenan pembaca boleh cek cerita dia juga, meski memang dia sudah lama tidak aktif. Semoga kamu juga sudah menjadi apapun yang kamu mau dan juga menjadi orang yang sukses. Apabila kamu baca ini semoga Dear Maid! bisa menjadi salah satu bacaanmu lagi. Terima kasih banyak.
Ali Topan Anak Jalanan yang selalu tertawa dan mendapati aspek-aspek yang menarik dari cerita yang semraut ini. Kamu semoga jika kesempatan memberi kamu masih bisa merasakan sensasi membaca yang sama dari tulisan saya. Terima kasih banyak.
tamiino ciao Yang selalu menjadi pengamat komedi cerita saya yang selalu membuat saya merasa bersyukur bahwa komedi saya bisa diterima. Kamu juga pemberi masukan dan semangat dari cerita ini. Apabila kamu mampir lagi semoga komedi yang kamu rasakan masih sama dengan 6 tahun lalu.
Graceful Thank
rovvxhyo80 Iya akan saya lanjutkan kok, Terima kasih banyak
Nelli is My Name sudah mau berkunjung ke fanfict Ichihime. Terima kasih banyak sudah mampir
hime yamanaka Pastinya akan lanjut. Terima kasih banyak.
Kai-Chan Iya Akan segera saya benahi ketertinggalan saya dalam cerita ini jadi stay tuned apabila kamu masih stick around. Terima kasih banyak sudah mampir.
aldi rizaldi Betul sekali Aldi Rizaldi Ichihime sudah canon! Terima kasih banyak sudah mampir
scarletfanfic Iya betul akhirnya ichihime canon! Terima kasih banyak sudah mampir
Zuraaaaa Iya makasih ya Zura, terima kasih sudah mampir
Itulah dia beberapa pembaca yang saya sangat apresiasi karena sudah menyempatkan waktu membaca tulisan saya. Saya harap mereka semua dalam keadaan bahagia.
Tentunya tantangan untuk kisah ini banyak mulai dari platform Fanfict yang pada kenyataannya dibawahi oleh Wattpadd, kisah Bleach yang sudah tamat; IchiHime juga sudah canon jadi feeling untuk menyatukan Ichigo dan Orihime harus berkesan secara mendalam, beberapa ide awal yang agak berubah; karena saya lupa ceritanya, trend cerita fanfict yang mungkin sudah berubah banyakm dan juga terblock-nya Fanfict oleh K*OMINFO sehingga semakin terbatas pembaca yang meramaikan wilayah fanfict ini.
Meskipun tantangannya demikian, saya akan berusaha kembali untuk menikmati proses menulis cerita ini. Entah akan ada yang menemukan fanfict ini atau tertarik dengan fanfict ini, saya akan berusaha menulis sebaik mungkin dan menghargai tulisan saya sebaik mungkin. Kembali lagi ke tujuan saya, saya ingin merasakan kembali 'alasan mengapa saya suka menulis'; terutama menulis fanfict Bleach.
Hal ini juga sekaligus sebgai upaya saya dalam memperingati kembalinya Anime Bleach dengan arc 1000 years Blood War. Selamat Mbah Tite Kubo ;D. Jadi mungkin fanfict ini juga bisa jad sebagai perayaan kembalinya Bleach yang mana merupakan anime favorit saya.
Saya harap musim dua bisa menjadi representasi dari kesempatan kedua dan awal baru bagi saya untuk kembali mencoba menulis.
Jadi mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan, tak terasa sudah banyak sekali yang saya tuliskan, namun tetap tidak bisa menulsikan besarnya perasaannya saya terhadapa niat saya kembali menggarap Dear Maid! ini. Akhir kata, terima kasih banyak sudah membaca tulisan ini.
Lalu, Ikkaku …
"Apa? Kau sudah selesai? Bertele-tele sekali"
Bisa tolong bopong Renji kemari? Ada hal yang perlu saya lakukan perihal apa yang sudah saya lalukan terhadap Renji di chapter sebelumnya.
"Uh baiklah," Ikkaku pun memboping Renji yang sudah setengah sadar.
"Dimana aku!? Siapa kau!?"
"Hei otak udang, berdirilah ada yang mau pria brengsek ini bilang,"
"'Siapa yang kau bilang otak udang dasar kepala martil! Tunggu!? Apa yang mau dia katakan?"
Aku pada akhirnya harus memberikan panggung ini kepadamu Renji untuk melanjutkan skenario yang harusnya terjadi di chapter 15 ketika aku motongmu ke scene Ichihime.
"Cih, baru sekarang kau ingat dasar brengsek …"
"Tetapi jika kau memaksa …" ucap Renji malu tapi mau, Ikkaku hanya menepuk jidat.
Renji berjalan ke tengah ruangan dan melihat ke arah kalian. Wajahnya agak merah malu dan matanya agak bingung menatap kedepan. Meski begitu, dia sangatlah bahagia bisa dapat jatah berbicara.
Renji menarik nafas dan maju satu langkah ke depan. Dia melihat ke belakang, ke arah Ikkaku dan Author. Renji mengangguk ke arah mereka dengan wajah yang percaya diri, kemudian Ikkaku dan Author pun membalas anggukan Renji. Renji pun dengan cekatan membalik wajahnya dan bersiap menyerukan suaranya.
"Baiklah aku-"
TAMAT-S1-
Berlanjut ke S2 (Chapter 16)
