Chapter 1 : Persiapan

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

As you wish © Elevtron

Rating : M

Genre : Adventure, Tragedy

Warning : Unsur kekerasan, Update tidak menentu, Typo, Bahasa tidak baku, Etc.

Pairing : Coming Soon

Summary : Naruto seorang siswa biasa terjebak bersama teman-temannya di dalam sebuah permainan yang dimulai oleh makhluk yang tidak diketahui asal-usulnya. Mampukah Naruto dan teman-temannya bertahan? Atau permainan ini adalah akhir dunia?

Chapter 1 : Persiapan

Siaran Berita

Penyeledikan masih terus dilakukan setelah ditemukan sebuah jasad menggantung di langit-langit Salah satu SMA , Jasad itu diketahui merupakan jasad seorang ketua osis yang bernama...

"Berita membosankan" Umpat Laki-Laki berambut pirang jabrik yang duduk di sofa ruangan

Kring...Kring...

"Ada apa?" Ucap lelaki pirang tersebut bosan

"Kau ingat hari ini kan?" ucap suara laki-laki di telepon

"Tentu saja aku ingat" Balas pria tersebut gusar sembari mengenakan jaket oranye miliknya lengkap dengan celana panjang berwarna jingga dengan sedikit aksen hitam

"Ada apa dengan nada bicaramu itu naruto?" Ucap suara di seberang sana dengan sedikit dingin

"Kau sudah tahu penyebabnya sasuke. Ini sudah seminggu dan berita itu masih menjadi headline di televisi nasional" Balas naruto yang sudah bersiap keluar dari apartemennya

"Tidak ada waktu untuk mendengar ocehanmu. Cepatlah kesekolah pemalas" Balas laki-laki di telepon yakni sasuke

Tut...tut

"Cerewet" Umpat Naruto itu kesekian kalinya dan mempercepat langkah kakinya menuju sekolah

Pandangan Naruto menerawang ke arah langit. Ini sudah satu minggu, ya satu minggu semenjak ia kehilangan seseorang yang berharga baginya. Seseorang yang menemani hari-harinya yang sepi setelah ia ditinggalkan kedua orang tuanya untuk selama-selamanya. Seseorang yang bisa dibilang menempati tempat spesial di dalam hatinya sama seperti sahabat karibnya Sasuke.

Flashback On

Di sebuah tempat berbentuk persegi tampak tiga orang sedang melakukan pembicaraan serius. Lebih tepatnya dua orang dengan seragam khas polisi sedang menginterogasi seseorang di hadapannya

"Namamu Naruto benar?" Tanya seorang polisi dengan tatapan menekan lawan bicaranya

"I...iya pak" Jawab Naruto

"Kapan kau terakhir melihat korban?" Tanya polisi lainnya

"Aku tidak ingat" Jawab Naruto

"Kau harus kooperatif nak, kau tau semua orang bisa menjadi tersangka" Mata polisi tampak memandang Naruto dengan tatapan malas

"Apa maksudmu? Aku bukan pembunuh!" Bentak Naruto

"Itu tugas kami untuk menentukan pembunuhnya, sekarang kau boleh pergi"

Polisi tersebut tampak mengusir naruto dari ruangan mereka setelah dirasa jawaban dari pria di depan mereka tidak memberikan petunjuk apapun

'Hah...ini tidak akan ada habisnya' Keluh batin mereka berdua

Flashback off

"KENAPA KAU LAMA SEKALI?" Teriak seorang wanita dengan rambut pink

"Sabar, aku juga harus bersiap-siap" Jawab Naruto santai sementara wanita yang menjadi lawan bicaranya tampak mendelik tajam dan..

BLETAK

"Adawww...ampun Sakura-chan" Teriak Naruto sambil memegangi kepalanya yang sudah benjol

"Seharusnya kau itu datang lebih cepat karena kau itu adalah laki-laki, bodoh" Ucap sakura ketus

Naruto hanya diam selagi melihat sekeliling dan terlihatlah bangunan megah di depan mereka berdua. Gedung tempat mereka menimba ilmu yakni Konoha Gakuen. Meskipun gedung itu terlihat megah, akan tetapi tampak hanya mereka berdua di sana.

"Disini sepi sekali, sudah seminggu sekolah diliburkan sejak-" Sambung sakura

"Ssssttt, jangan membicarakan hal itu lagi" Potong naruto

Hembusan angin cukup kencang pagi itu dan menerbangkan daun gugur serta membuat dua orang manusia di sekolah itu sedikit merinding. Sementara di tempat lain

"Sasuke, kau yakin memerintahkan mereka?" tanya seorang lelaki berkepala nanas

"Jangan khawatir Shikamaru, lagipula aku tidak punya pilihan lain, anggota OSIS lainnya sedang sibuk mengurus acara kelulusan untuk besok" jawab Sasuke yang mengenakan blazer hitam dan tulisan dibawah namanya 'Wakil Ketua OSIS'

"Tetap saja mereka hanya berdua, kau setiap hari melewati sekolah kan? Kau pasti tau aura di sana sedikit.." ucap Shikamaru

"Aku tau, tapi ini perintah Ibiki-sensei dan juga kita harus memeriksa sekolah setelah polisi berada disana untuk memeriksa TKP, berjaga-jaga kalau ada barang yang hilang" Jelas Sasuke

"Hey kalian bisa bantu aku!" Teriak seorang wanita berambut Cepol dua sambil membawa kardus

"Iya-iya, kami datang Ten-ten" Jawab Shikamaru sambil setengah berlari

Sementara Sasuke masih berdiri disana menatap ke luar jendela dengan pandangan yang sulit diartikan.

" Sial! Kenapa harus kita sih yang disuruh memeriksa inventaris sekolah, Aku takut" keluh Sakura

"Ayolah Sakura-chan, semakin cepat kau berjalan semakin cepat kita keluar dari sini" jawab Naruto sambil sedikit jengkel

"Baiklah, terakhir adalah inventaris osis cepat periksa"

"Sepertinya tidak ada yang hilang, tapi..." Pandang Naruto ragu

"Kenapa?" Tanya Sakura

"Kenapa barang-barangnya masih ada disini, bukankah seharusnya sudah dibawa oleh polisi"

Bulu kuduk mereka tegak dan perasaan mereka mulai tidak enak melihat barang-barang mendiang ketua osis masih tergeletak di atas meja

"Mungkin itu sengaja ditinggalkan, kau tahu kan beberapa barang tidak bisa dijadikan barang bukti" Sakura mencoba tenang

"Yah Kurasa kau benar"

BRAKKKKKK

"KYAAAAA!" Teriak Sakura ketakutan

"Suaranya dari koridor ayo kesana"

"Apa kau gila?" Tanya Sakura retoris

"Bisa saja itu pencuri, ayolah bukankah kau tadi yang tetap rasionalis"

"Tetap saja.."

Akan tetapi, Naruto sudah berlari menuju koridor

Sementara itu

Suasana di dalam ruangan sudah ramai menjelang Gladi resik untuk acara kelulusan esok hari, terlihat orang-orang yang melakukan kegiatan berbeda dari siswa lain hampir usai memindahkan barang-barang

"Kurasa ini yang terakhir" Ucap seorang laki-laki berambut hitam panjang dengan mata amethyst

"Kau benar Neji, haaah aku lelah sekali semua pekerjaan ini benar-benar merepotkan" Ucap Shikamaru sambil berbaring

Neji yang melihat kelakukan temannya hanya menggelengkan kepala. Sudah jadi rahasia umum jika Shikamaru merupakan makhluk ciptaan tuhan yang jenius dan pemalas. Salah satu bukti kemalasannya ialah ia akan mendahulukan tidurnya di atas kebutuhan pokok lain seperti makanan hingga bernapas. Meskipun kemampuan dapat tidur di segala macam kondisi bisa di bilang adalah bakat langka tetapi neji tidak mau memikirkan hal tidak penting seperti itu di waktu yang telah mendekati pelaksanaan acara ulang tahun sekolah mereka.

"Apakah kita jadi menginap di gedung hari ini?" Tanya Sasuke

Ya inilah salah satu pekerjaan OSIS mempersiapkan acara dari awal hingga selesai

"Semua anggota laki-laki sudah sepakat, sedangkan yang perempuan akan datang kesini pagi-pagi sekali" Jelas Neji

"Baiklah, Hn... adakah dari kalian yang melihat si kembar?" Tanya Sasuke

Di dalam toilet gedung tersebut terdapat pria berbaju merah dan biru yang daritadi dicari oleh wakil ketua osis

"Sakon, bukankah kau harus menyerahkan susunan acara ke Sasuke?" Tanya pria berbaju merah

"Iya setelah urusan kecil ini akan kuserahkan, Bagaimana denganmu Ukon, sudahkah kau mengganti semua dokumen dengan tanda tangan Sasuke?" Tanya pria berbaju biru

"Tentu saja, itu sangat melelahkan kau tau, wanita itu bunuh diri di saat yang tidak tepat hahaha"

"Hei, berhentilah berbicara seperti itu, kau bisa terkena masalah" nasehat Sakon si kakak sambil melirik siluet adiknya di cermin

"Memang itu kenyataannya, aku tidak mengerti kenapa polisi sampai harus menginterogasi satu sekolah untuk mencari pembunuhnya, orang bodoh pun tau kalau itu bunuh diri" Balas Ukon si adik

"Yah, kau benar tetapi apa kau sadar kalau Naruto lebih sering marah-marah setelah di interogasi?" Tanya Sakon

"Aku rasa biasa saja, lagipula dia memang sudah sering marah-marah, aku lebih memperhatikan Ino dia lebih sexy dari biasanya kau tau hahaha" canda Ukon

Tiba-tiba lampu di toilet tersebut mati dan cermin di belakang mereka pecah

"SHITTT!" Umpat Sakon reflek berlari keluar dari kamar mandi

"Hey tunggu aku" tapi terlambat pintu kamar mandi terkunci mengurung Ukon

"Sial pintunya terkunci arghhhh!" Ukon frustasi sambil menendang pintu kamar mandi tersebut

"Ukon apa kau baik-baik saja?" tanya Sakon dari luar kamar mandi

"Pintunya terkunci, aku tidak bisa keluar" Jawab Ukon

"Aku akan mencari bantuan, bertahanlah" Ucap Sakon dengan nada khawatir

Suasana hening seketika hanya keran air yang terdengar sedangkan Ukon berdiri terpaku karena dia merasakan tetesan air mengenai ubun-ubun di kepalanya, tapi yang membuat dia terpaku tetesan itu adalah darah

"Naruto Brengsek! Kenapa kau meninggalkanku hah?" Umpat Sakura sembari menyusul naruto yang telah berlari menuju koridor

"Sakura, tadi kau yang memeriksa koridor kan?" Tanya Naruto

Mereka memang sempat berpencar ke setiap sudut sekolah untuk memeriksa inventaris agar lebih mempercepat waktu. Lagipula mereka tidak mau berlama-lama disini, selain suasana yang mampu membuat bulu kuduk berdiri mereka juga tidak mau kena semprot oleh ibiki-sensei yang terkenal akan kekejamannya akibat terlalu lama datang ke gedung tempat acara ulang tahun sekolah untuk membantu anggota OSIS.

"Benar, kenapa?" Jawab Sakura menampilkan ekspresi bingung

"Bagaimana bisa semua loker hilang?" Kali ini Naruto menatap Sakura dengan pandangan horor

"Apa Maksud...mu?" Kali ini Sakura terduduk lemas karena dia ingat persis koridor tersebut masih penuh dengan loker saat dia memeriksanya

"Naruto, masih ada satu disana" Ucap Sakura

"Justru itu yang membuatku bingung, itu loker 'dia' " Naruto gemetar terlebih loker tersebut terbuka

"Kita harus memeriksanya" Ajak Sakura

"Apa kau gila?" tanya Naruto sarkas

"Bisa saja itu petunjuk, ayolah jadilah sedikit pemberani"

"huft baiklah"

Mereka berdua pun berjalan ke arah loker yang terbuka tersebut tanpa mereka sadari itu adalah salah satu persiapan dari 'sesuatu' untuk menyiapkan kejadian yang lebih besar

TBC

Author Note's : Aloha...kenalin saya Elevtron pendatang baru di dunia fanfic. Ini adalah fanfic pertama saya jadi mohon maaf bila ada kekurangan.

Hope you enjoy it

Well see u in the next chapter

x

x

x