2
"Hoaaamm! Ternyata tidur disini lumayan nyaman juga yah!"
Ucap Naruto yang baru keluar kamar, menuju dapur dan harus melewati ruang tengah, namun saat diruang tengah ia mendapati sang ayah yang sedang bersiap-siap diambang pintu.
"To-tou-chan?! Kau mau kemana?! A-Apa yang Tou-chan pakai!?"
Ucap Naruto terkaget-kaget sambil meneliti pakaian sang ayah, Rapi dan juga bersih.
"Tou-san mau main golf bersama Fugaku, kebetulan hari ini, hari minggu karna besok Tou-san mendapat pekerjaan dari bos Tou-san, untuk dinas keluar kota selama 1 minggu, jadi Tou-san mau refresing dulu!"
Dan Naruto sukses dibuat menganga, bagaimana bisa sang ayah yang baru menikah kemarin meninggalkannya?!
Disini?!
Sendirian bersama kedua wanita molek yang sudah menjadi bagian dari keluarganya sekarang?!
"To-tou-chan kau ya-yakin meninggalkan a-aku sendirian disini?!"
Tanya Naruto dengan nada panik.
"Kau tidaklah sendirian sekarang Naruto, kau sekarang itu sudah punya ibu dan Saudari baru, itu yang kau inginkan selama 10 tahun ini Naruto, mempunyai keluarga lengkap."
Ucap Minato dengan santai.
"Tou-chan! Maksudku kau yakin meninggalkan aku dengan Okaa-chan, dan Rias-nee! Kau tahu aku belum begitu akrab dengan mereka berdua. Kita bisa melakukan komunikasi antar keluarga, masalahnya jika Tou-chan tidak ada, aku tidak bisa memulai pembicaran keluarga dengan mereka."
"Kau pasti bisa akrab dengan mereka berdua Naruto, buktinya kau sudah memanggil Rias dengan sebutan 'Rias-nee', berarti kau menganggap Rias sudah seperti kakakmu sendirikan Naruto."
Benar yang dikatakan sang ayah, kalau bisa akrab dengan Rias, pasti ia bisa akrab dengan ibu barunya yaitu Venelana.
Tapi yang jadi permasalahanya adalah, jika ia ditinggal sendiri denfan kedua wanita itu disini, bisa-bisa nafsu birahinya bisa lepas.
"Ta-tapi Tou-
Namun belum juga mengeluarkan tanggapan Ayahnya sudah berlari dengan secepat kilat.
Samar-samar ia mendengar ayahnya mengatakan sesuatu.
"Sudah! Bicara denganmu tidak ada ujungnya! Lebih baik Tou-chan segara pergi main golf!"
"To-tou-chan! Tunggu!"
Dan hanya tersisa keheningan.
Minato pergi dengan sukses.
"Apa lagi ini!"
Teriak Naruto penuh kekesalan.
.
.
My New Mom And Sister.
.
.
Setelah sampai diruang dapur Naruto membuka sebuah kulkas disana, lalu mengambil satu botol air mineral.
Namun saat Naruto menutup pintu kulkasnya, Rias sudah ada disana sambil memandang wajah Naruto ketus.
Rias saat ini terlihat berantakan seperti orang baru bangun tidur, memang kenyataanya begitu.
Melihat Rias yang terus menatapnya sambil tidak bicara, akhirnya Naruto membuka pembicaraan.
"Ohayou Rias-nee."
Sapa Naruto mengucapkan selamat pagi terhadap Rias, namun Rias tetap mengacuhkan Naruto.
Tiba-tiba ia berkata.
"Minggir, aku mau mengambil makanan."
Ucap Rias dengan suara ketus.
Dan Naruto hanya menurut apa yang Rias katakan.
Narutopun duduk disalah satu kursi dapur, sambil menuangkan air minum kedalam gelas.
Setelah terisi penuh, Naruto meminum air tersebut.
"Ah~"
Suara lega Naruto saat air tersebut sudah habis semua.
Naruto lalu menoleh kearah kiri melihat Rias, yang sudah duduk dibangku urutan pertama, karena disana ada lima bangku yang berjejer rapih disana, dan Naruto duduk dibangku nomer 4, jadi mereka duduk agak berjauhan.
Dilihat Rias sedang mengolesi dua lembar roti tawar dengan madu, ternyata nafsu makan sang kakak tirinya ini tidak buruk juga.
Saat Rias sudah menumpuk roti itu menjadi satu, Rias lalu memakanya, dan tiba-tiba Naruto membuka pembicaraan.
"Kau kenyang hanya memakan 2 roti itu, Rias-nee?"
Tanya Naruto kepada Rias, namun Rias hanya menjawab...
"Hem!"
"Kalau aku sih bisa makan 6 lembar roti seperti itu dipagi hari."
Ucap Naruto sambil meminum air putihnya lagi.
"Ngomong-ngomong Rias-nee sekarang kelas berapa?"
"Tihga!"
Ucap Rias masih sambil memakan roti tersebut.
"Oh... Hari ini Rias-nee sibuk tidak?"
"Gluk! Gluk! Ah! Kau ini banyak tanya terus ya?! Memang kenapa kalau hari ini aku sibuk?!"
Ucap Rias yang sudah menghabiskan rotinya.
"Ya maaf, aku hanya bertanya saja, kalau Rias-nee tidak sibuk bagaimana jika kita cari angin segar diluar, sekaligus mempererat hubungan saudara kita."
"Dengar ya! Aku belum sudi mengangapmu adalah saudaraku! Sudahlah aku pergi dari sini!"
Ucap Rias sambil melenggang keluar dapur, namun sebelum dia benar-benar kaluar, Naruto memanggilnya lagi.
"Rias-nee!"
"Apa lagi hah?!"
Ucap Rias karena Naruto memanggil namanya terus.
"Aku sebenarnya ingin mengatakan ini dari tadi, kumohon jangan marah ya."
Rias merasa aneh mendengar perkataan Naruto barusan.
"Iya! Memang ada apa?"
"Ano... Itu... Bra mu kelihatan."
Ucap Naruto malu-malu.
Rias terkejut mendengar perkataan Naruto, lalu ia melihat kearah dadanya, dan ternyata piyama ungu yang sedang ia kenakan, 3 kancing atasnya lepas, memperlihatkan bra pink yang ia pakai.
"Kyaaa! Hentai!"
Teriak Rias sambil berlari menuju kamarnya.
"Hah...itu adalah cobaan yang kecil jika aku tinggal bersamanya, semoga aku bisa menahan diri tinggal dengan mereka berdua. Lebih baik aku mandi saja, untuk meringankan pusing dikepalaku, memikirkan hal ini sejak kemarin."
Ucap Naruto sambil berjalan pergi dari dapur, dengan memijit plipisnya.
.
.
My New Mom And Sister.
.
.
Naruto melangkah menuju lemari mengambil pakaiannya lalu cepat-cepat menuju kamar mandi, yang berada disamping kamar kedua orang tuanya.,
Naruto saat membuka pintu kamar mandi.
"hn?"
Naruto tertegun sesaat.
ia melihat siluet dari balik embun-embun atau asap-asap kamar mandi, perlahan asap-asap itu mulai menghilang.
Yang pertama terlihat adalah Kepala terlihat sedikit saat mulai menghilangnya asap kamar air kamar mandi.
Menampakkan leher jenjang yang mulus.
Dua bongkahan besar bawah leher wanita itu bagai menantang membuat Naruto yang tengah Mematung dengan wajah memerah diambang pintu.
Saat sesosok wanita itu ternyata adalah ibu baru Naruto yaitu Venelana, saat Venelana menoleh kearah pintu, ia sangat terkejut saat melihat anak tirinya yaitu Naruto, sedang mematung memandanginya.
"Na-naru-kun?!"
Mendengar namanya dipanggil dari sang ibu tiri Naruto, langsung menutup pintu itu dengan cepat, dan bersandar dipintu itu dengan nafas tersengal-sengal.
"A-a-ano go-gomene! O-okaa-chan! A-aku ti-ti-tidak tahu ji-jika ada Okaa-chan di-di-dalam kamar mandi! Aku cari kamar mandi lain!"
Ucap Naruto terbata-bata sambil berjalan pergi dari situ.
Sedangkan Venelana sedang memegang kedua buah dadanya, sambil bergumam.
"Ia... Melihat tubuhku..."
Tiba-tiba Venelana segera membuka pintu kamar mandi, dan hanya kepalanya saja yang menyembul keluar dari situ.
"Naru-kun!"
Ting!
Panggilan itu Seperti setruman yang menghentikan laju langkah Naruto.
Dengan gugup Naruto membalikan tubuhnya, untuk melihat kebelakang, dan yang ia lihat adalah ibu tirinya, yang ada diambang pintu dan hanya kepalanya yang tidak tertutupi oleh pintu kamar mandi.
"I-iya... Okaa-chan..."
Sahut Naruto dengan nada lirih.
"Ummm... Ba-bagimana jika kamu mandi bersama Okaa-chan?"
Deg!
'What The Duck???!!!'
Permintaan Venelana barusan, membuat Naruto melotot dengan wajah shock.
"Ta-ta-tapi ke-kenapa?"
"Ummm... Aku ingin menggosok punggungmu!"
Ungkap Venelana dengan wajah malu-malu.
Sedangkan Naruto?
Dia bahkan sudah menganga.
Ia tidak memmpercayai apa yang baru saja sang ibu tirinya katakan?!
"A-aku... hanya ingin membiasakan diri saat menggosok punggung Tou-san nanti!"
"Ta-tapi Oka-"
"Kumohon Naru-kun..."
'Sial...'
Apa kalian sudah tahu jika seorang wanita sudah memohon kepada Naruto, Naruto tidak bisa menolak permintaan wanita tersebut.
.
Skip Time Now!!!
.
Saat ini Naruto sudah berada didalam kamar mandi berdua dengan sang ibu tiri dengan keadaan telanjang bulat, dan ia tengah duduk disebuah kursi kecil yang bernama jongkok.
Walaupun ia telanjang menutup bagian privasinya dengan handuk kecil berwarna putih.
Penisnya itu sudah membengkak karena terus-terusan melihat tubuh polos sang ibu tiri, yang sedang menyiapkan sponge dan sabun.
Penisnya harus segera disembunyikan agar tidak melihat godaan dan berakhir mengamuk didalam lubang.
"Jangan tegang santai saja, Aku akan melakukannya dengan lembut."
Bisik Venelana ucap sambil menyiapkan sabunnya.
Kesepuluh jarinya bahkan mengusap bahu tegap Naruto, membuat pemuda itu menutup mata secara spontan.
'Tangan yang sangat lembut Dattebayo!'
"Mari kita berbincang-bincang sedikit Naru-kun."
Dan Naruto hanya mengangguk saja mendengar ucapan sang ibu tiri.
"Apakah kamu sudah punya pacar?"
Tany Venelana sambil terus menggosok punggung Naruto, dengan sponge yang ia pegang.
"Be... Belum Okaa-chan..."
Ucap Naruto sambil menahan nikmatnya surga duniawi.
"Akh!"
Badan Naruto menegang saat punggungnya merasakan sesuatu yang empuk menyentuh dan menempel disana.
Dan penisnya yang sedari awal sudah terbangun, semakin tegang tak terkendali.
Handuk kecil yang menutupinya bahkan terlihat menyembul keatas.
'Sial!'
Umpat Naruto didalam hati.
Satu guyuran air Venelana berikan ketubuh Naruto, lalu mengusap tubuh Naruto sponge penuh sabun dengan perlahan.
"Berarti kamu masih perjaka ya Naru-kun..."
Naruto hanya diam.
Karena Denyutan diantara selakangannya saat ini membuat otak Naruto tidak bisa bekerja.
Mata Naruto bahkan berat hanya untuk sekedar terbuka.
Mata itu terpejam dengan dahi mengkerut menahan sesuatu.
"I-iya... A-aku masih pe-perjaka... Okaa-chan..."
Sekuat tenaga Naruto mengatur Nada bicaranya agar tidak terdengar memalukan.
Hampir saja dirinya mengerang saat tugas spons telah digantikan kesepuluh jemari lentik yang saat ini menari lincah di permukaan punggungnya.
"A-a-apahhh yang Okaah-chhan lakukanh..."
Naruto tidak bisa lagi menahan nafasnya yang kian memberat.
Setiap kata yang keluar dari mulutnya seolah susah sekali untuk ia ucapkan.
Penisnya kian berdenyut dengan ereksi penuh mengacung tegak.
"Okaah-chhan... Berhenhhtihh... Shhh..."
Naruto menggigit mulutnya saat Venelana mengusap dadanya dari belakang.
Kedua dada ibu tirinya yang sangat berisi menempel erat dipunggung Naruto.
Membuat Naruto mengerang dan berteriak didalam hati.
"Kalau begitu kamu mau tidak, melepas keperjakaanmu dengan Okaa-chan?"
Tiba-tiba Venelana menyentuh penis Naruto yang masih tertutupi handuk.
"Akhh! O-okaa-chan! A-apah yang kau la-lakukan! Ja-jangan sentuh itu! Aahh!"
Ucap Naruto yang berusaha menghentikan Venelana yang sudah berani membelai kejantananya.
Memang tidak secara langsung, Venelana hanya mengusapnya dari handuk yang menyembul diantara kakinya.
Mulut dan otak Naruto menolak, tapi kenapa tubuhnya menerima bahkan ingin meminta lebih atas perlakuan Venelana.
"Kamu tahu Naru-kun, kemarin Tou-sanmu tidak memberi aku, kepuasaan yang cukup untuk bercinta, bagiamana jika kamu menggantikan peran ayahmu? Mau ya?!"
Mendengar perkataan Venelana barusan, membuat Naruto membatin kesal.
'Tou-chan! Ini semua salahmu! Kau tidak memberi asupan yang cukup untuk singa betina yang tengah kelaparan ini!!!"
Batin Naruto kesal terhadap sang ayah.
Tiba-tiba Venelana menghempaskan handuk yang menutupi selangkangan Naruto, sebelum ia mengocoknya, ia terlihat takjub dengan penis Naruto.
"Be-besarnya..."
Ucapnya dengan takjub karena penis Naruto lebih besar ketimbang penis suaminya.
Penis panjang nan gemuk itu berdiri menantang tegak siap memberikan kepuasan bagi Venelana.
Perlahan Venelana mengocok penis Naruto dengan kedua tangannya.
"Ugghhh! Okkaaahh-chhhaann!!"
Desah Naruto saat penisnya dikocok oleh Venelana.
"Ahhh! Okaa-chan! Aakkhh!"
desah Naruto.
Mendengar Naruto mendesah semakin keenakan, Venelana segera mempercepat kocokannya.
Tiba-tiba dia berhenti mengocok penis Naruto, lalu tiba-tiba Venelana memutar tubuh Naruto, lalu mereka saling berhadapan
Lalu Venelana berjongkok lebih rendah dibawah Narut, lalu mengulum penis Naruto.
"Aaah oka-okaa-chan! Aakkhh!"
desah Naruto dengan cukup keras.
Venelana sesekali menambahkan air liurnya sebagai pelumas untuk memperlancar kocokannya.
"Ahhh! Okaa-chan! Aakkhh!"
desah Naruto.
Mendengar Naruto mendesah keenakan, Venelana segera mempercepat kocokannya.
Tiba-tiba, dia berhenti mengocok penis Naruto dengan menggunakan tangannya dan menggantinya dengan Payudaranya.
Wanita itu membuka sela-sela payudaranya, mengapit penis Naruto dan menggerakkanya naik turun.
"Ahhh! Ahhh! Okaa-chan! Aaahh!"
Ia memberikan saliva pada penis Naruto, membuat penis Naruto licin untuk digerakkan naik turun oleh payudaranya, Tak lupa juga ia mengulum ujung penis Naruto.
Naruto sudah tidak tahan, dengan sesuatu yang akan keluar dari tadi.
"Aakkhh! Aaakkhh! Okaa-chhanh! Aakkhhu! Keluuuaarrhh!"
Crooot!!! Crooot!!! Crooot!!!
Hingga cairan putih kental nan hangat keluar dari penis Naruto, membasahi kedua payudaranya, serta menutupi wajah cantik wanita itu.
"A-ah! Go-gomen! Okaa-chan! A-a-aku membasahi wajahmu!"
Seperti tidak menghiraukan ucapan Naruto, Venelana malah mencolek sperma Naruto yang ada diwajahnya, lalu memasukanya kedalam mulutnya.
"Hmm~ tidak apa Naru-kun, Slurp~ Sperma rasanya manis kok."
Ucap Venelana setelah menelan seluruh sperma Naruto yang disemburkan diwajahnya kedalam mulutnya.
bugh!
"Ugh!"
Erang Naruto saat Venelana mendorongnya kelantai, kemudian Venelana merangkak ketubuh Naruto dan menindih tubuh Naruto.
Kemudian Venelana menjilati wajah Naruto, seakan wajah Naruto adalah cokelat, yang enak Dimakan.
Naruto dapat merasakan nafas dari wanita yang tengah menindih dan menjilati wajahnya, Nafas Venelana seakan mengelitiki wajah Naruto.
"Eeeenngh!"
Venelana mengerang karena penis Naruto bergesekan dengan vaginanya
Venelana merenggangkan kedua kakinya, ia mengarahkan vagina miliknya tepat di atas penis Naruto.
Benda panjang itu mulai masuk ke dalam tubuh Venelana, wanita itu sedikit meringis merasakan betapa besarnya penis Naruto.
"Ohhhhh! Penismu!"
Dengan perlahan kepala penis Naruto memasuki vagina Venelana, Naruto merasakan kepala penisnya dijepit dan diremas sangat kuat.
"Aahhhh! vaginamu sangat sempit Okaa-chan! Aahhh!"
desah Naruto.
Beberapa inchi Naruto memasukkan penisnya ke vagina Venelana, dan saat semuanya telah masuk Naruto mendengar Venelana mendesah nikmat.
"Aakkhh~!"
Venelana pun menggerakkan pinggulnya naik turun, dia menikmati pergerakannya saat penis Naruto masuk ke dalam tubuhnya, dinding rahimnya berkedut saat penis besar itu terus bergesekan.
"Ahhh! Aahh! Ssshh!"
Venelana mengeluarkan desahannya saat dia menaik turunkan tubuhnya di atas penis Naruto, kedua payudaranya memantul seirama dengan pergerakannya, dia sungguh menikmati penis besar Naruto.
"Aakkhh!"
Kedua tangan Naruto berinisiatif untuk meremas kedua payudara yang menggiurkan itu, dan ia pun melakukannya, meremas kedua payudara menggiurkan milik Venelana.
Puting susu Venelana di hisap oleh Naruto Dan juga tidak lupa untuk menggigit kedua puting susu Venelana, bahkan memberikan banyak kissmark di sana.
Venelana pun mendesah keenakan akibat perlakuan dari Naruto.
"Akkkh~! Naruto-kuuunnh~!"
Naruto sedikit kaget karena sepertinya ia meminum sesuatu yang keluar dari puting dada Venelana, kemudian Naruto melepaskan kuluman pada puting dada Venelana.
Dan ternyata Naruto sepertinya tidak sadar yang ia minum adalah air susu atau ASI, yang keluar dari dada Venelana, dan Venelana mendesah kecewa karena Naruto berhenti mengulum dan meremas dadanya.
Venelana menarik kepala Naruto dan membenamkan wajah Naruto didada kanan'nya
"Naru-kun! hisap! hisap lagi Naru-khhuun! Ahhh~!"
ucap Venelana sambil mendesah panjang.
Naruto kembali meremas dan mengulum dada Venelana, dan kembali meminum susu Venelana yang keluar dari dada kanannya.
"Aaahh! terus Naru-kun terus Aaahh!"
Venelana mendesah panjang.
Venelana merasakan nikmat yang tiada tara saat vagina miliknya dimasuki penis Naruto, serta payudaranya yang sedang dihisap Naruto.
"Vaginamu juga menjepit penisku sangat kuat Okaa-chan uhhh! rasa nya hangat Dan nikmat uhhh~!"
Meski tidak muda lagi Tapi vagina Venelana Masih sangat rapat.
Mungkin karna Dia selalu merawat nya.
"Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Naru-kun Aku Mau keluar lagi Ahhh~! Ahhh~! Ohhhh~!"
"Aku juga uhhh! Kita keluar bersama Ohhh!"
Gerakan Naruto semakin tidak terkendali Saat hampir mencapai klimaks.
Membuat Venelana kualahan oleh permainan Cepat Naruto.
"Ohhhh~! Naru-kun ahhh~! A-Aku keluar kyaaahhhhhhhhhh~~~!"
CROT! CROT! CROT!
Venelana menyemburkan cairan cinta nya Saat Diri nya mencapai klimaks.
Tubuh nya sampai menegang dengan dada membusung.
"Aku juga Okaa-chan guhhhhh!!!"
CROT! CROT! CROT!
Dengan sekali hentakan keras Dan dalam, Naruto menyemburkan spermanya di dalam vagina Venelana.
Ia mengeluarkan seluruh spermanya ke dalam liang senggama Venelana, spermanya meluber keluar karena banyaknya cairan tersebut yang keluar dari penis Naruto, Diri nya keluar sangat banyak sampai sampai vagina Venelana tidak mampu menampung semua nya.
Tubuh Venelana terkulai lemas setelah mencapai klimaks.
"Okaa-chan... Apa tidak apa-apa kita melakukan ini? Maksudku kau itu Okaa-san walaupun tiri, apa boleh kita melakukan ini?"
Tiba-tiba Wanita itu mencium bibir Naruto dengan lembut.
"Tidak apa-apa Naru-kun, selama kita rahasiakan hubungan ini, hanya kita berdua yang tahu."
Ucap Venelana sambil membelai mesra rambut pirang Naruto.
"Sudah bicara nya. Sekarang kita kita lanjutkan soalnya badanku sudah lengket oleh spermamu."
Ucap Venelana yang berusaha berdiri karena selangkangannya agak perih, karena penis Naruto yang sangat besar dan dalam menyentuh rahimnya, ditambah lagi sperma Naruto masih banyak Yang keluar dari vaginanya.
'Ughh... Sperma banyak sekali, untuk pertama kalinya cairan sperma memasukiku sebanyak ini...'
Batin Venelana sambil berusaha berdiri, dan mengambil shower.
Naruto yang entah kenapa melihat cara berdiri Venelana, yang terlihat menggoda ditambah lagi cairan spermanya yang terus meluber keluar dari lubang vaginanya, membuat penisnya kembali tegang.
Dengan segera Naruto berdiri dari tiduranya dilantai kamar mandi..
Dia langsung memasukan penis nya kedalam vagina venelana yang masih berdiri di depan nya.
"Ahhh~! Ahhh~! Naru-kun tunggu dulu uhhh~!"
Naruto tidak memperdulikan ucapan Venelana, dan mulai menggerakan pinggulnya.
"Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Naru-kun Ohhh~!"
desah Venelana menggoda.
"Ssshhh~! Ahhh~! Lebih cepat Naru-kun Ohhh~! Tusuk vaginaku lebih dalam lagi Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~!"
Naruto tersenyum mendengar permintaan Venelana.
Sepertinya Ibu tiri ini mulai menikmati.
Naruto mempercepat gerakan pinggul nya seperti permintaan venelana.
Membuat Venelana mendesah semakin keras.
"Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Naru-kun nikmat sekali ahhh~!"
desah Venelana dengan wajah senang.
"ouuhhhhh~! ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ini nikmat sekali ohhhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Aku akan segera keluar Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~!"
Naruto mempercepat lagi gerakan pinggul nya saat venelana hampir klimaks.
"Aku juga Okaa-chan Uugghh! kita keluar besama ahhh!"
Ucap Naruto sambil mendesah.
"Ohhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Ahhh~! Aku keluar kyaahhhh~!"
CROT! CROT! CROT!
tubuh Venelana menegang saat mencapai klimaks.
Dia tersenyum puas merasakan klimaks yang begitu kuat.
"Aakkhh! Aku juga Okaa-chan! Aaakkkhhh!"
CROT! CROT! CROT!
Naruto menekan pinggul nya semakin dalam, lalu menyemburkan sperma nya kedalam rahim venelana.
"Uuuhhh~"
lenguh Venelana saat Naruto mencabut penis nya.
Venelana merasa kakinya tidak kuat untuk berdiri, tanganya bertumpu pada bak kamar mandi, dan juga kaki diganti menjadi dengkulnya karena saking tidak kuat untuk berdiri.
"Spermamu banyak sekali Naru-kun sampai sampai rahimku tidak bisa menampung semua nya..."
Ucap venelana sambil tersenyum.
Tiba-tiba Naruto mengangkat tubuh Venelana, membawanya menuju kekloset.
"Eh?! Naru-kun? Apa yang kau lakukan?"
"Kita akan melakukan 1 ronde lagi Okaa-chan!"
"Eh?! Ta-tapi Naru-kun! Okaa-"
"Sudahlah Okaa-chan jangan protes nanti, Okaa-chan mendapat kenikmatan juga kok!"
Saat sudah sampai dikloset Naruto menutup lubang kloset tersebut, lalu Naruto duduk diatas kloset tersebut, lalu Venelana yang masih ia bopong langsung menaruhnya dipangkuanya, lalu mengarahkan penisnya ke vagina Venelana.
"Aku masukan sekarang Okaa-chan."
Venelana hanya menganguk dia sudah siap merasakan vaginanya di tembus penis Naruto.
Blesss!
"Aakkkhh!!!"
Venelana mendongakan kepalanya saat merasakan penis besar Naruto sudah masuk kedalan vaginanya, dia merasa vaginanya sangat penuh.
"Ayo aahhh! Ahh! Naruto-kun gerakan pinggulmu jangan buat aku aahh! menunggu!"
"Ha'i Okaa-chan!"
Naruto mulai menggerakan pinggulnya naik turun, membuat penisnya keluar masuk di vagina Venelana, dia memegang pinggul Venelana agar mudah menggoyangkan pinggulnya.
Dengan begini Naruto bisa menggoyang wanita seksi ini dengan keras.
Plak! Plak! Plak! Plak!
suara benturan antara pantat Venelana dan selangkangan Naruto terdengar keras.
"Ahhh! Aahh! Ahh! Naru-kun! kau tarlalu keras ahhh!"
"Tapi kau menikmatinya kan Okaa-chan."
Venelana tidak menjawab dia sibuk menikmati saat penis besar dan panjang itu menyentuh rahim nya.
Dia merasa akan keluar kalau begini.
"Ahhh! Aahh! Aaahhh! a-aku akan k-keluar Naru-kun!!!"
"Aku juga Okaa-chan! Ahhh!"
Naruto mempercepat gerakan pinggul nya membuat Venelana tidak bisa bertahan lagi.
"Aahh! ahh! ahhh! ahhh! a-aku keluar! kyahhhhhhh!!!"
tubuh Venelana menegang dan kaki nya menjijit merasakan kenikmatan di vaginaya.
"Aku juga Ahhh! Aahhh! Okaa-chan uhhh!!!"
Croot!!! Croot!!! Croot!!! Croot!!!
Naruto mengeluarkan sperma nya kedalam rahim Venelana lagi, saking banyak nya sampai meluber keluar seperti air keran.
"lihat Okaa-chan rahimmu tidak mampu menampung semua spermaku."
Ucap Naruto setelah mencabut penis nya.
Venelana tersenyum nakal melihat lelehan sperma yang keluar dari vagina nya.
"Kamu ah... Aahh... mau menghamiliku ya Naru-kun aahh... Aahh... dengan sperma sebanyak itu aahh... Aah...?"
Naruto hanya diam tidak menjawab pertanyaan Venelana dan Tiba-tiba meraih payudarnya, lalu Naruto menyambar payudaranya serta melumatmya.
"Akhhh! Naru-kun!!!"
desah Venelana saat Naruto tiba-tiba melumat dadanya.
"U-untuk ronde selanjutnya kita main pelan-pelan ya Naru-kun, aku sudah capek soalnya."
Ucap Venelana sambil mengelus penis Naruto yang masih tegang dihadapan vaginanya.
Dan Naruto hanya membalas dengan gumanan karena asik dengan kegiatannya.
To Be Continue...
