4

Pagi hari yang cerah dikota konoha yang ramai, dengan banyak orang yang beraktifitas dipagi hari.

Namun tidak dengan dua insan berbeda surai, sang laki-laki bersurai Pirang jabrik, sang perempuan bersurai merah darah, mereka masih tidur didalam salah satu kamar, mereka masih terlelap, dan mereka tidur tanpa berbusana.

Dan cahaya matahari tersebut, mengenai wajah 2 orang bergender tersebut, dan membuat mereka terbangun dari tidur nyenyak mereka.

Gadis berambut merah yang kita ketahui bernama Rias itu, kini mengerjapkan matanya perlahan, mencoba memulihkan kesadarannya.

Riad kini menggeliat tak nyaman, dan membalikan badannya.

Membalas pelukan erat yang kini telah melingkar di pinggang gadis itu.

Rias yang masih tidak menyadari posisinya sekarang, hanya mencoba menyamankan kembali posisi tidurnya, dan mulai menggesekan hidungnya pelan ketika menghirup aroma jeruk bercampur mint yang sangat menenangkan untuknya.

Ah~ wanginya benar-benar menggoda.

"Ohayou Rias-nee. Jangan menggodaku di pagi hari Rias-nee."

Pemuda itu berbisik pelan di telinganya.

Rias yang masih belum menyadari sapaan dari sang laki-laki pirang tersebut yang diketahui adalah Naruto.

Rias tetap asik menggesekan hidung sambil memikirkan benda hangat yang Ia anggap sebagai guling ini ternyata berbeda.

'Tunggu, siapa ini?'

Rias yang akhirnya penasaran, mulai mendongkakkan kepalanya, menoleh ke arah sumber terpaan nafas yang berhembus di telinganya.

"Kyaaa! Sedang Apa Kau Disini?!!!"

Rias berteriak, dan menjauhkan jaraknya dengan adik tirinya ketika menyadari posisi mereka benar-benar sangat intim!

"Rias-nee ada apa? Kenapa berteriak?"

Tanya Naruto, sambil duduk di tepi ranjang.

Selimut yang melorot itu, kini menampilkan dada bidang dan perut six pack Naruto, yang terlihat jelas.

Sehingga membuat Rias memalingkan wajahnya, Wajahnya sudah memerah sekarang kerena dipertontoni tubuh atletis Naruto.

"Ke-kenapa Ka-kau Disini Hah?! Da-dan Ke-kenapa kau tak memakai ba-baju mu?"

"Are? Memangnya kenapa? Bukankah kemarin Rias-nee sendiri, yang sudah melepaskan bajuku?"

Mendengar ucapan sang adik tiri, membuat Rias terdiam mencerna semua yang sejak tadi Naruto katakan.

"Apa maksudmu?! A-aku tidak pernah sudi melakukan hal itu! Dan Ce-cepat pakai bajumu!"

Ucap Rias, lalu melemparkan sebuah bantal ke wajah Naruto.

Tapi sayang, Naruto menangkisnya dengan cepat.

Namun Naruto itu malah menyeringai jahil ke arahnya.

"Rias-nee juga tidak memakai baju, jadi untuk apa aku memakai baju?"

Ucap Naruto menyeringai jahil kearah Rias, dan mulai memperdekat jaraknya dengan Rias yang kini terlihat sangat bingung.

"A-a-apa maksudmu?"

Rias mencengkram erat, selimut yang menutupi tubuhnya.

Jantungnya sudah berdetak tak karuan.

Perasaannya tidak enak sekarang.

Naruto masih diam, hanya memandangi Rias dengan tatapan intensnya.

"Ke-kenapa diam? Aku masih memakai ba-"

Rias menghentikan ucapannya, ketika Ia menyadari bahwa tubuhnya polos, kali ini.

"KYAAAAAAAA!!!"

Teriakan Rias menggema ke seluruh kamar, yang membuat Naruto menutup telingannya rapat-rapat.

Untung saja kamar Rias, kedap suara.

"Sepertinya kamu lupa akan kejadian kemarin malam ya, Rias-nee."

Mendengar Perkataan Naruto, Rias hanya mengangguk mengiyakan.

"Baiklah... Akan kuceritakan."

.

Flashback Now!!!

.

Brak! Brak! Brak!

"Iya aku segera datang!"

Ucap Naruto sambil sedikit berlari menuju pintu masuk rumahnya.

Saat Naruto membuka pintu, ternyata yang menggedor-gedor pintu rumahnya adalah Rias.

Naruto terkejut melihat kondisi Rias sekarang, gaun pesta (Gaun yang biasa dipakai wanita-wanita klub malam) yang ia kenakan agak berantakan, rambut merahnya agak kusut, mata yang sayu dan wajahnya sudah dipenuhi oleh rona merah.

'Dia habis mabuk?!'

Tanya Naruto dalam hati.

"Wah! Hik! Ternyata ada hik! Naru disini hik!"

Ucao Rias dengan sendawa mabuknya.

Saat melihat Rias yang mulai oleng ingin jatuh, Naruto dengan segera menahan tubuhnya.

"Ri-rias-nee! Kau mabuk?!"

Tanya Naruto panik.

"Siapa hik! Yang mabuk! hik! Aku hanya minum hik! Teh rasa hik! Anggur! Hik!"

Mendengar ucapan sang kakak tiri Naruto jadi sweatdrop.

Dengan segera Naruto langsung mengendong Rias dipunggungnya, untuk membawa kekamarnya.

"Wah! Naruto dan hik! Aku akan bermain hik! Lompat kodok! Hik!"

Ucapan Rias senang makin melantur, namun Naruto hanya menghiraukanya saja, namanya juga orang mabuk pasti seperti ini.

"Naru! Hik! Kamu pernah hik! Bilang Bahwa hik! hubungan yang yang namanya hik! Pacaran, itu tidak hik! Menghasilkan apa-apa, termasuk hik! Cinta hik!"

Ucap Rias selama sepenjang perjalanan menuju kamarnya, namun Naruto hanya diam mendengar ucapan sang kakak tirinya ini.

"Lalu hubungan hik! Seperti apa hik! Agar menghasilkan cinta hik! Naru?"

Walaupun Pertanyaan itu dilontarkan oleh orang yang sedang mabuk, entah kenapa Naruto malah menjawabnya.

"Pernikahan... Seperti Tou-chanku dan Okaa-chanmu."

Mendengar jawaban Naruto yang seperti itu, Rias terlihat seperti orang berpikir.

"Aku juga mau hik! Mempunyai hubungan hik! Yang menghasilkan hik! Sebuah cinta! Hik! Tapi sayang hik! Basara-kun sudah punya hik! Cintanya sendiri hik! Bukan diriku hik!"

Naruto agak sedikit sedih mendengar ucapan kakak tirinya ini, Walaupun ia sedang mabuk, karena permasalahan ini yang membuatnya mabuk.

"Naru... Hik! Apa kamu mau hik! Menikah denganku hik! Dan hik! Menghasilkan cinta kita hik!"

Mendengar ucapan sang kakak tiri barusan membuat Naruto sangat terkejut.

"Apa yang Rias-nee katakan?! Sebaiknya Rias-nee diam, sampai kita sampai dikamar!"

Ucap Naruto dengan wajah memerah, mendengar perkataan sang kakak tirinya ini, Walaupun ia tahu Rias tengah mabuk, tapi itu membuatnya malu.

"Hehe hik! Aku hanya bercanda Naru! Hik! Mana mungkin aku hik! Menikah dengan hik! Mu!"

Mendengar ucapan sang kakak tirinya barusan tadi, membuat Naruto menjadi kesal.

'Seharusnya aku tidak percaya omongan orang mabuk!'

Batin Naruto kesal.

Saat sesampainya dikamar Rias, Naruto dengan segera merebahkan tubuh Rias diatas kasur.

Dan Naruto langsung ingin meninggalkan kamar tersebut, namun baru mau melangkah tiba-tiba Rias mengenggam lenganya.

"Naru... Kamu hik! Mau kemana? Hik!"

"Aku mau kekamarku."

Mendengar perkataan Naruto, Rias malah menggelengkan kepalanya.

"Jangan tinggalkan aku hik! Seperti yang Basara-kun hik! Lakukan hik! Temani aku tidur hik! Disini... Hik!"

Kali ini perkataan Rias benar-benar membuat Naruto terkejut.

"A-apa yang Ri-rias-nee katakan?! Le-lebih baik Rias-nee banyak istirahat, supaya cepat-"

"Jadi Hiks... Kamu Hik! Mau meninggalkan aku Hiks... Hik! Seperti Hik! Yang Basara-kun lakukan Hiks... Naru..."

Ucap Rias sambi sedikit meneteskan air mata.

Melihat sang kakak tirinya menangis, entah kenapa Naruto malah menjadi kasihan kepadanya.

'Walaupu di sedang mabuk, pasti sekarang ia merasa tertekan.'

Batin Naruto Iba.

Dengan segera Naruto langsung merebahkan tubuhnya disamping Rias, Sedangkan Rias melihat Naruto ikut berbaring disampingnya, langsung memeluknya dengan erat.

"Eh?!"

Naruto agak sedikit terkejut, karena tiba-tiba Rias memeluknya dengan erat.

"Aku Tahu! Hik! Naru tidak akan Hik! meninggalkanku! Hik!"

Ucap Rias senang namun masih dalam keadaan mabuk.

Melihat perilaku kakak tirinya terhadapnya, Naruto hanya bisa memakluminya, ia mabuk karena dia sedang tertekan saat ini, Naruto hanya bisa melakukan hal ini untuknya saat ini.

"Naru... Hik! Tatap aku hik!"

Naruto mendengar ucapan Rias, langsung menoleh kearah wajahnya, untuk menatap Rias yang saat ini sudah menatapnya sayu.

"Sebenarnya perkataan ku hik! Saat kita berjalan kesini hik! Aku tidak bercanda Naru... Hik!"

Mata Naruto membulat sempurna mendengar ucapan Rias barusan.

"Aku mencintaimu Naru... Hik! Dan mau kah kamu membuat hasil cinta kita hik!"

Kali ini Naruto benar-benar dibuat shock oleh Rias.

"Ta-tapi Rias-nee, ki-kita ini saudara."

"Mau saudara atau Hik! tidak aku tidak peduli! Aku tidak tahu harus Mencintai siapa lagi! aku Hik! sudah tidak percaya pada lelaki Hik! manapun kecuali kamu seorang Hik! Naru... Hik! Kumohon... Ayo kita buat hasil cinta kita..."

.

Flashback Off Now!!!

.

Rias mendengar cerita Naruto barusan, wajahnya langsung memerah melebihi rambutnya.

"A-aku... Berbicara seperti itu..."

Mendengar ucapan Rias yang terdengar seperti gumaman, Naruto hanya bisa mengangguk saja.

"La-lalu setelah itu... A-a-apa yang kita lakukan?"

Tanya Rias takut-takut.

Lalu Naruto memandang wajah Rias lagi, lalu bercerita.

.

Flashback Off Now!!!

.

"Aku mencintaimu Naru..."

Tiba-tiba Rias mencium Naruto dengan ganas.

Lidah Rias menyeruak masuk, Mencari-cari kehangatan di rongga mulut Naruto.

Sesaat setelah mengucapkan isi hatinya, Rias mencium Naruto.

Mereka berciuman dengan panas dan basah.

Naruto sudah pasrah diperlakukan seperti ini oleh kakak tirinya.

Lidah mereka saling menari bertautan, saliva mengalir di sudut bibir mereka, bunyi kecapan ciuman mereka membuat Rias semakin bergairah.

Naruto mulai berpikir bahwa bibir Rias, ternyata semanis buah ceri.

Dan Naruto langsung membalas ciumannya Rias, namun sedikit lebih ganas.

"Mmmhhh~! Mmmmhhh~!"

5 menit mereka berciuman, Naruto hampir lupa untuk bernapas kalau saja Rias tidak memukul pelan dadanya.

Rias terengah dengan benang sliva yang terhubung dengan bibirnya.

Bibirnya berkilau merah karena ciuman panas mereka.

Wajahnya merona malu, namun sorot matanya bergairah.

Rias menginginkan dirinya.

Tiba-tiba Rias kembali menarik Naruto kedalam ciuman.

"Mmmmhhh~! Eeeggghhh~!"

Rias mengerang.

Mengalungkankan lengannya pada leher Naruto, membuat dada besarnya menempel ketat pada dada bidang Naruto.

Kedua Lengan Naruto menyusup kedalam pakaian Rias.

Menyentuh bongkahan pantat Rias, dan membelai keduanya.

Dengan gemas di remasnya bokong Rias.

"Eeerrggghh~!"

Rias membalasnya dengan erangan manis.

Gadis itu sedikit menegang saat Naruto menyentuh perut ratanya.

Membelainya lembut, menyalurkan rasa hangat pada telapak tangannya.

Rias menikmati sensasi menggelitik pada perut ratanya.

Secara naluri ia menekankan dadanya.

Kemudian Rias mengangkat baju yang di kenakan Naruto hingga membuatnya telanjang dada.

Lalu ia membuka celana pendek adik tirinya itu, dan membiarkan penis Naruto keluar dari sangkarnya.

Rias menjilati bibir bawahnya, wajahnya sudah merona setelah melihat sebuah benda yang begitu lezat baginya, teracung bagaikan tombak.

Tangannya dengan lembut mengocok pelan penis ereksi Naruto.

Rias tertawa kecil betapa terangsangnya Naruto saat ini.

"Naru~ Apa ini nikmat?"

Tanya Rias dengan

Wanita itu bermain-main dengan penis Naruto, memutarnya serta memijat batang yang sudah mengeras itu.

"Akhh! Iyahh Rias-nee ini sangat nikmat!"

Ucap Naruto Mendesah.

Rias merasa senang saat bermain dengan benda tersebut.

Ia lalu menggenggam penis Naruto, dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Aahh! Akh! Rias-nee! Ugh!"

Lidahnya bermain dengan penis itu di dalam mulut Rias.

"Ungghh! Rias-nee! Aaahh! Aahh!"

Kepala Rias maju mundur sembari ia terus memberikan sebuah blowjob pada adik tirinya tersebut.

Rias lalu melepaskan kulumannya terhadap penis Naruto, lalu ia mengocok penis tersebut sesekali menambahkan air liurnya sebagai pelumas untuk memperlancar kocokannya.

"Ahhh! Rias-neehh!!!"

desah Naruto.

Mendengar Naruto mendesah keenakan, Rias segera mempercepat kocokannya.

Tiba-tiba, dia berhenti mengocok penis Naruto dengan menggunakan tangannya dan menggantinya dengan mengulum penis Naruto.

"Ssshhh!"

Desis Naruto saat bibir seksi Rias mengulum penisnya.

Rias mempercepat kulumannya agar dapat memberikan Naruto kenikmatan.

"Emmmhhh~ emmmhh~"

Rias mengulum penis Naruto hingga ke pangkalnya.

Terkadang dia mengeluarkan penis Naruto dari mulutnya dan menjilatinya dengan lidahnya.

Tujuh menit kemudian, Rias merasakan penis Naruto akan berejakulasi.

Riad pun segera mengulum penis Naruto dengan sangat cepat.

"Ahhh! Aaahhh!"

desah Naruto saat merasakan kuluman super cepat yang diberikan oleh Rias.

"Rias-neehh! Aku keluar! Aakkhhh!!!"

Croot! Croot! Croot!

Tak berapa lama kemudian, penis Naruto menyemburkan seluruh cairan spermanya di dalam mulut Rias.

Setelah berejakulasi, Naruto segera menarik penisnya keluar dari mulut Rias.

Setelah penis Naruto keluar dari mulutnya, Rias menelan seluruh sperma yang ada di mulutnya.

"Hmm~ Spermamu nikmat Naru~"

Ucap Rias setelah menelan seluruh sperma Naruto yang disemburkan di dalam mulutnya.

Rias kemudian menarik kepalanya, ia menatap Naruto yang sedang meringis dengan wajah merona.

"Ayo Naru~ kita lanjut kemenu utamanya~"

ujar Rias lalu ia kemudian membuka satu-persatu pakaian yang melekat di tubuhnya, hingga ia telanjang bulat.

Naruto sedikit terperangah dengan tubuh seksi milik Rias.

"Rias-Nee..."

Rias duduk di atas lantai kayu, ia membuka pahanya lebar-lebar, memberikan sebuah kesempatan pada Naruto.

Wanita itu berdiri tepat di atas tubuh Naruto, ia menurunkan pinggulnya dengan pelan, membuka vagina basahnya untuk dimasuki penis Naruto.

Kemudian Rias menggesekan kepala Penis Naruto kevaginanya yang sudah basah

"Eengggh Naruto-kun."

Rias mengerang keenakan.

Dengan perlahan kepala penis Naruto memasuki vagina Rias, Naruto merasakan kepala penisnya dijepit dan diremas sangat kuat.

"Aahhhh! vaginamu sangat sempit Rias-nee! Aakhhh!"

desah Naruto.

Beberapa inchi Naruto memasukkan penisnya ke vagina Rias, Naruto merasakan sebuah penghalang yang menghalanginya

Inilah selaput darah Rias, kemudian Rias menyentakkan pinggulnya dalam-dalam, dan dengan sentakan tersebut, robeklah selaput darah miliknya, seketika banyak darah keluar dari vaginanya.

"Ugggkhh! Ri-rias-nee!"

"Kyaaahhhh!"

Rias mendesah kencang karena untuk pertama kalinya, sebuah penis masuk ke dalam vaginanya, dan untuk pertama kalinya vaginanya merasakan sesakit ini.

Kemudian Rias menggerakkan pinggulnya naik turun dengan perlahan, namun kelama-lamaan gerakan pinggul Rias menjadi cepat

"Aaahhh! Naruuuuhhh! Aaahhh! Aahhh! Aaahhh!"

Rias mulai mendesah saat merasakan penis Naruto bergerak keluar masuk di dalam vagina nya.

Rasanya sangat nikmat sampai membuat Rias memejamkan mata nya.

Tidak ingin terus bermain lembut, Naruto membalikan keadaan yaitu kini ia yang menindih Rias, dan mulai mempercepat gerakan pinggul nya dan membuat tubuh Riad mulai terhentak dengan buah dada yang bergoyang naik turun.

"Ohhh! Ahhh! Ahhh! Ahhh! Naruuuh! uhhh! nikmat sekali Ahhh!"

Desahan Rias semakin keras setiap kali Naruto menambah kecepatan nya.

Sampai suara benturan selangkangan mereka terdengar keras.

Plak! plak! plak! plak!

"Uhhhh! Vaginamu sangat sempit Rias-neehh! Aakkhh!"

"Uhhh! uhhh! uhhh! Emmmhhh! Ahhhh! Penismu nikmat Naruuuh! ohhh! Keras dan besar! Ahhhh! Ahh! Ahhh! Lebih cepat Naru! ohhh! Tusuk vaginaku lebih kuat lagi, ahhh! Ah! Ahhh!"

"Baiklah Rias-neehh! bersiaplah karna aku tidak akan menahan diri!"

Jawab Naruto senang.

Diri nya semakin brutal menggagahi Rias tidak peduli dengan tubuh wanita di bawah nya yang terus terhentak kasar.

"ohhhh! Ahhh! Ahhh! Ahhh! Yahh! Terus Naru! jangan berhentiih! ahhh!"

Tubuh Rias terus terhentak karna gerakan lelaki di atas nya.

Bahkan ranjang yang mereka tempati sampai berdecit.

"A-aku hampir sampai Naruuuh! ahhh! Ahhh! Ahhh!"

"Aku juga Rias-nee! kita keluar bersamaaah! Ugghhh!"

Gerakan Naruto semakin tidak terkendali saat diri nya hampir sampai.

"Ohhh! Ssshhhh! Ahhh! Ahhh! Ahhh! A-aku keluar Naruuuuhhh! kyyaaahhhhhhhhhhhhh!"

Croot! Croot! Croot!

Rias mendesah panjang saat sudah mencapai klimaks, tubuh nya sampai menegang dengan wajah yang mendongak ke atas.

"Uhhh! Aku juga Rias-nee! guuhhhhhhh!"

Desah Naruto dengan keras.

Gerakan pinggul Naruto semakin cepat, dada besar Rias juga ikut bergoyang, Naruto meremas dada Rias dan juga hisap secara bergantian.

"Rias-nee aku keluar Aaakkkhhh!!!"

Croot! Croot! Croot! Croot!

Dan pada hentakan terakhir, Naruto membenamkan penis nya sambil menyemburkan sperma kedalam vagina Rias.

Rias menikmati cairan panas yang mengalir kedalam vagina nya.

Rias bisa merasakan betapa banyak nya sperma naruto yang memenuhi rahim nya.

Dengan perlahan Naruto menarik penisnya dan membaringkan tubuhnya disamping Rias.

"Ahhhh!"

Rias terpekik karena penis Naruto tertarik keluar dari vaginanya.

Dengan segera Rias kembali menindih tubuh Naruto dan membenamkan wajahnya didada bidang Naruto.

Naruto mengelus rambut Rias dengan pelan dan mengecup dahi Rias dengan perasaan mendalam.

Kemudian Rias mendongakan kepalanya, lalu menarik kepala Naruto agar mendekat kearahnya dan mencium bibir Naruto.

"Emmhhh~"

Ciuman yang begitu romantis bagi mereka berdua.

Tak beberapa lama Rias melepaskan ciuamannya.

"Naruto-kun aku mencintaimu."

Ucap Rias dengan rona merah dipipinya yang sudah pekat.

"Ya Rias-nee aku juga mencintai mu."

Ucap Naruto dengan senyum tulus.

.

Flashback Off Now!!!

.

Setelah mendengar cerita Naruto Barusan, Rias dengan segera melihat kedalam selimut yang menutupi tubuhnya.

Rias memandang horor disekitar vaginanya dan vaginanya, banyak cairan berwarna putih yang masih menemprl disana, dan juga banyak bekas darah yang menempel ditubuhnya, dan juga sprei kasurnya.

"Apa yang sudah aku lakukan..."

"Rias-nee."

Panggil Naruto kepada kakak tirinya, Dan yang dipanggil namanya pun, menatap kearah Naruto yang tengah memakai bajunya.

"Lupakan kejadian tadi malam, anggap saja itu semua karena kau mabuk. Tapi Jika kau butuh kepala untuk disenderkan, bahuku selalu siap. Aku akan dengarkan semua curhatanmu."

Setelah mengatakan hal tersebut, Naruto langsung keluar kamar Rias, dan Rias yang melihat kepergian Naruto, hanya menatapnya intens.

.

.

My New Mom And Sister.

.

.

"Hadiah yang sering diberi saat 14 februari atau bisa disebut hari valentine, 7 mendatar... Cokelat."

Ucap Naruto sambil mengisi sebuah TTS diatas meja.

Namun saat asik-asiknya tiba-tiba Rias tengah berdiri disampingnya.

"Ano... Naru..."

Panggil Rias terhadap adik tirinya.

"Iya ada apa Rias-nee?"

Sahut Naruto tanpa memalingkan pandanganya terhadap TTS yang tengah ia isi.

"Bo-bolehkah aku duduk disampingmu?"

Mendengar permintaan sang kakak tirinya, Naruto menatap kakak tirinya yang kini terlihat cantik, dengan baju pink polos bertuliskan Love dan juga rok selutut berwarna pink agak keputihan.

Naruto tersenyum kearah Rias, sambil mengangguk mengiyakan permintaan sang kakak tirinya.

Melihat anggukan dari Naruto, Rias segera duduk disampingnya, dilihat Naruto tengah bermain dengan sebuah TTS diatas meja.

"Naru..."

Panggil Rias lagi.

"Iya Rias-nee?"

Sahut Naruto yang masih fokus terhadap TTS yang ia isi.

"Entah harus siapa yang harus duluan minta maaf soal kejadian tadi malam, tapi setelah aku pikir lagi itu semua salahku, aku minta maaf atas kejadian semalam Naru..."

Mendengar ucapan sang kakak tirinya seperti itu, Naruto menatapnya dengan pandangan teduh.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan Rias-nee... kau tidak bersalah, hanya saja aku mohon satu hal padamu... Jangan mabuk lagi saat kau sedang terpuruk, aku bisa menjadi teman curhatanmu selama kita hidup seperti ini."

Ucap Naruto sambil tersenyum lembut, membuat hati Rias terasa berdebar melihat senyuman dan perkataan tulus adik tirinya ini.

"A-arigatou Naru..."

Ucap Rias berterima kasih dengan malu-malu.

"Domo."

Ucap Naruto sambil mengalihkan pandanganya terhadap TTS Yang ia isi.

"Hubungan tulus akan menghasilkan sebuah... 5 menurun berawalan C..."

"Cinta."

Ucap Rias tiba-tiba, membuat Naruto menatapnya lagi, dilihat Rias tengah tersenyum tulus kearahnya.

"Bukankah kamu sudah mengajariku hal tersebut Naru..."

Ucap Rias sambil menyenderkan kepalanya dibahu Naruto.

Mendengar perilaku sang kakak tiri kepadanya, Naruto kembali tersenyum, lalu mengalihkan pandanganya pada TTSnya lagi, lalu mengisi 5 kotak kosong yang berawalan C tersebut.

"C-I-N-T-A..."

Continuará