Markmin

Mark x Jaemin

Disclaimer SM dan orangtua mereka

watashi hanya meminjam nama saja

Ting nong...

Suara bel berbunyi menghentikan aktivitas Jaemin yang sedang mengelus salah satu Triple Lu, Luna kucing Jaemin. Beranjak dari tempat nya, Jaemin menghampiri interkom melihat siapa yang mengunjunginya di malam hari ini. Saat melihat orang yang mengunjunginya ia terburu-buru membuka pintu nya dan tampaklah orang itu – Mark dengan wajah kusut dan muram.

"Oppa? Ayo masuk! Kau tampak lelah." Ucap Jaemin sambil menyingkirkan tubuhnya dan membuka pintu lebih lebar namun tiba-tiba Mark langsung memeluknya, membuatnya sedikit terkejut. Jaemin memaklumi tingkah kakaknya ini akhirnya mengalah dan membiarkan Mark memeluk dirinya sepuas hati, sambil dirinya menutup kembali pintu apartemennya.

"Sudah?" tanya Jaemin sambil melirik Mark. Sudah beberapa menit ia diam membiarkan tubuhnya dipeluk Mark namun gelengan kepala yang terasa membuatnya menghela napas sambil mengelus rambut sang kakak.

"Sebaiknya kita ke sofa saja ne? Tak baik berdiri di depan pintu, aku akan memelukmu lagi Oppa." Jaemin memberikan pengertian kepada kakaknya yang masih bergeming. Namun akhirnya Mark menuruti perkataan Jaemin dan berjalan sambil mengeratkan tangannya di pinggang Jaemin.

Sampai di sofa ruang tamu, suara salah satu Triple Lu membuat Mark menoleh ke bawah menemukan Lucy yang mengeong pada Mark kemudian menggosokkan badannya ke kaki Mark, mencari perhatian. Mark berjongkok dan mengelus Lucy dan menggendong nya. Jaemin yang melihatnya hanya tersenyum dan membiarkan Mark menikmati waktu nya bersama Lucy sedangkan dirinya akan menyiapkan minuman hangat untuk Hyung nya itu.

Melihat Mark yang masih mengelus, mencium dan memeluk Lucy, Jaemin masih membiarkan nya dan meletakkan minuman Mark ke meja kemudian ikut bergabung di samping kanan Mark.

"Apa kamu sudah lebih baik Oppa?" Tanya Jaemin membuat Mark menoleh kearah Jaemin yang sedang memasang senyum lembut nya, membuat Mark merasa lebih nyaman.

"..." tanpa berkata ia hanya mengangguk pelan namun ia langsung menarik Kepala Jaemin dan membuat kepala Jaemin bersandar di dadanya. Disisi lain Lucy bergelung manja di sebelah kiri Mark dengan tangan Mark yang masih mengelus bulu halus Lucy.

Terdiam beberapa saat karena terkejut, akhirnya Jaemin membuka suara.

"Kau ada masalah? Ingin cerita?" Tanya Jaemin sambil menutup mata menikmati suara detak jantung kakaknya yang terasa nyaman di telinga nya.

"Jaemin... Aku merasa... Aku merasa sangat lelah. Seperti tak berujung membuatku merasa benci dengan pekerjaan ku. Aku ingin berhenti." Ucapan Mark membuat Jaemin terkejut dan segera mengangkat kepalanya dari dada Mark. Melihat keadaan Mark yang terlihat sangat kelelahan dan putus asa, akhirnya Jaemin sadar bahwa sang kakak berada dalam fase terendah nya.

Jaemin pun segera menarik Mark dan membawanya ke dalam pelukannya. Mengusap surai halus Mark sambil bergumam gwaenchana. Disisi lain Mark merasa nyaman dengan pelukan Jaemin, ia merasa tenang dan tidak lagi berpikir hal buruk.

Sepuluh menit berlalu, posisi mereka masih sama namun Lucy sudah pergi dari sisi Mark seperti tidak ingin mengganggu para majikannya menikmati waktu bersama.

"Nana..., Aku akan menginap malam ini."

Jaemin melepaskan pelukannya dan Mark merubah posisi nya menjadi duduk berhadapan dengan Mark.

"Kalau begitu Oppa minum dulu... " Jaemin akan memberikan segelas teh cammomile hangat namun saat ia pegang gelasnya sudah terasa dingin.

"Eh? Sudah dingin, sebentar ya Oppa aku akan membuat yang baru untuk kita." Jaemin pun beranjak pergi menuju dapur.

Mark menunggu Jaemin sambil melihat-lihat ponselnya. Kemudian matanya tak sengaja melihat notifikasi dari ponsel Jaemin, diam-diam ia mengambil ponsel Jaemin dan membukanya. Betapa terkejut nya ia saat layar menampilkan artikel buruk dan hate comment yang ditujukan untuk Jaemin membuatnya refleks mengalihkan pandangan ke arah dapur. Terlihat Jaemin masih berkutat dengan gelas dan sendok, yang membuatnya sibuk. Mark menghela napas berat dan melanjutkan aktivitas meng scroll serta memblokir semua hate comment disana.

Suara langkah kaki terdengar mendekat, Mark langsung mematikan layar ponsel Jaemin dan meletakkan kembali ke tempat semula. Terlihat Jaemin membawa 2 cangkir teh dengan asap yang masih mengepul sedikit.

"Ini Oppa, rileks kan pikiran mu dulu."

Jaemin memberikan salah satu cangkir kemudian ikut duduk di samping Mark.

"Na..." panggil Mark sambil memperhatikan Jaemin yang sedang meminum tehnya

"Hm?" Jaemin hanya bergumam dengan mata yang hanya melirik sekilas pada Mark karena dirinya yang masih meminum teh.

"Jangan sembunyikan apapun ya?" Mendengar Mark berkata aneh Jaemin hanya menatap bingung

"Sembunyikan ap... Oh.. Hyung melihatnya ya.." Jaemin mengingat kalau sebelum Mark datang ia melihat artikel tentang dirinya dan hate komen dari banyak orang. Jaemin langsung paham jika Mark sudah melihat semuanya.

"Maafkan aku..." Mark merasa bersalah, ia hanya bergumam minta maaf sambil menundukkan pandangan yang tanpa ia sadari Jaemin tersenyum kecil.

"Tak apa, aku sudah terbiasa... Aku masih hanya harus percaya saja yang mencintai ku lebih banyak dari yang membenciku." Jaemin sudah masa bodo dengan semuanya asalkan ia masih memiliki waktu bersama dengan orang yang ia sayang.

"Aku sudah merasa lega sekarang.." Perkataan Mark membuat Jaemin terkejut sekaligus heran. Kok bisa?

"Secepat itu? Wow yokshi uri Mark Lee." Jaemin hanya menimpali seadanya karena dirinya masih bingung dengan ucapan sang kakak

"Alasanku bisa kembali dari fase ini adalah kau Jaemin." Mark berkata sambil menatap Jaemin dengan tatapan lembut dan cintanya pada Jaemin. Dirinya sudah ingat bahwa yang membuatnya bertahan adalah melihat adiknya dan juga mengingat orang-orang yang masih mendukungnya.

"Kenapa aku?" Tanya Jaemin memasang wajah bingung sambil menunjuk ke dirinya sendiri. Mark yang melihat kebingungan Jaemin hanya tersenyum lembut, kemudian memegang tangan Jaemin yang sedang menunjuk itu dengan kedua tangannya

"Alasanku bertahan di industri ini aku sudah mengingat nya kembali, itu adalah kau. Terimakasih Na..." Ucap Mark dengan lembut, sedikit membuat Jaemin salah tingkah

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku, aku hanya bisa menjadi tempat bersandar mu dan teman-teman." Setelah mengatakan itu Jaemin mengalihkan pandangan nya dari Mark.

"Kalau kau menjadi tempat bersandar ku dan teman-teman, maka aku akan menjadi tempat bersandar mu satu-satunya."

"Hahahaha... Kau curang Oppa, asal kau tahu saja aku sudah menjadikan mu tempat bersandar ku selama ini. Kau kurang peka sekali." Jaemin tertawa sambil memegang bahu Mark dengan salah satu tangannya yang masih terbebas.

"Iyakah? Hm... Sepertinya benar..." Mark mengatakan itu dengan wajah berpose berpikir

"Sudah hampir tengah malam, kau lapar? Atau kita langsung tidur saja?" Tanya Jaemin sambil beranjak dari duduknya.

"Aku ingin langsung tidur, biarkan aku tidur dikamar mu." Ucap Mark dengan wajah serius, sedangkan Jaemin memasang wajah menggoda.

"Seperti biasa eoh?"

"Tentu saja... Memeluk kucing besarku sepanjang malam adalah salah satu hal yang paling nyaman yang pernah kulakukan." Mendengar itu Jaemin hanya tersenyum.

"Tidak ingin membawa Triple Lu?" tanya Jaemin lagi, dan Mark hanya menggelengkan kepalanya.

"Biarkan saja mereka, mereka harus mengerti jika orangtuanya butuh waktu bersama." Ucapan Mark menuai protes Jaemin

"Siapa yang kau sebut orangtua? aku kan yang memeliharanya sendiri." Kesal Jaemin dengan wajah cemberut

"Bukankah kau yang bilang kau adalah mamanya triple Lu? Dan papanya? Tidak adakan? Jadi biarkan gelar papa triple Lu jatuh padaku." Mark masih senang menggoda Jaemin yang saat ini sangat lucu di mata nya.

"Yak! Yang benar saja? Aku ini mama sekaligus papa Triple Lu, dan aku tidak akan... Mmph..." alangkah terkejutnya Jaemin ketika Mark tiba-tiba menciumnya tepat di bibir dan tak lupa juga melumat bibir tipisnya

"Sudah mengomelnya? Ayo kita tidur sekarang." Selesai mencium Jaemin, Mark menarik tangan Jaemin membawanya menuju kamar.

"Oppa jangan mencium ku tiba-tiba dan jangan lupa bersihkan dirimu dulu!" protes Jaemin sepanjang jalan menuju kamar.

Suara gemeresik air menemani Jaemin yang sedang bersandar di tempat tidur sambil membaca bukunya. Sedang asik membaca, ia merasakan suara derit tempat tidur, dan sentuhan di bahu nya.

"Baca buku apa?" Mark baru saja selesai mandi dan sekarang ia sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer sambil menatap kegiatan Jaemin.

"Psikologi" ucap Jaemin tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku.

"Hmmm... " gumam Mark setelah selesai mengeringkan rambutnya, kemudian ikut bersandar di samping Jaemin dengan handphone ditangannya.

Tak ada pembicaraan lagi karena mereka sibuk dengan masing-masing kegiatan nya. Merasa bosan, Jaemin meletakan bukunya di meja dan mulai memeluk pinggang Mark. Mark yang tahu Jaemin mulai clingy kepada nya segera meletakkan handphone nya dan mematikan lampu, kemudian ia balas memeluk Jaemin.

"Oppa untuk malam ini kita hanya tidur." Gumam Jaemin sambil tetap bergelung di perut Mark. Mark yang melihat tingkah menggemaskan Jaemin hanya tersenyum.

"Aku tahu, ayo tidur kucing besar."

Kemudian Mark membenarkan posisi Jaemin agar nyaman.

"Oppa..." suara lemah Jaemin menandakan bahwa ia sudah mulai mengantuk. Mark yang paham langsung mengelus punggung dan surai rambut Jaemin yang masih dipelukan nya.

"Selamat tidur Princess..." bisik Mark membuat Jaemin tersenyum dalam delapan Mark.

"Selamat Tidur Oppa..." balas Jaemin dan mulai menutup matanya menyelami alam mimpi.

Dan mereka pun tidur.

END

watashi buat cerita karena kedua orang ini bikin ovt :( ya semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi doakan yang terbaik untuk mereka :)))