Chapter 15 Pertarungan, Kebenaran, dan Permulaan Bagian 1-Awal Pertempuran dan Misteri Realitas
...
Cuplikan
...
Suara kereta*
Di sebuah gerbong kereta yang sudah dipenuhi darah dan kerusakan disana sini, seorang perempuan duduk dengan tubuh berlumuran darah. Mukanya terlihat sangat serius, tapi dia masih bisa duduk dengan tegap dan anggun seperti pemimpin.
Di depannya, seorang pria dengan rambut hitam dan mata yang berbeda warna duduk dengan sebelah tangan yang hilang dan tubuh dipenuhi perban.
Perempuan itu menatap pria di depannya dengan pandangan lembut dan penuh senyum. Di kedalaman matanya terlihat pancaran harapan dan penyesalan yang luar biasa.
"Ini adalah kesalahan saya..."
Perempuan itu membuka mulutnya dan berbicara dengan suara yang bergetar.
"Keputusan saya..."
"Dan..."
"Semua situasi yang terjadi sebagai hasilnya."
"Pada akhirnya, hasilnya jadi seperti ini."
Diluar terlihat kereta tersebut berjalan di rel yang terbuat dari kumpulan cahaya layaknya galaksi. Melewati bongkahan tanah raksasa yang lebarnya saja bisa menyamai luasnya tata surya.
"Saya menjadi sadar kalau anda benar."
Lautan darah menggenang di daratan itu dan ditengahnya terlihat tubuh raksasa yang mengambang. Kereta terus melakukan dan melewati bongkahan daratan lainnya lagi.
"Saya ingat apa yang dulu anda katakan pada saya tentang mengemban tanggung jawab."
"Saya tidak bisa memahaminya waktu itu. Tapi sekarang saya bisa."
Darah keluar dari luka dipelipis perempuan berambut biru, melewati pipi, dan dagunya sebelum jatuh ke pangkuannya. Membuat rok panjangnya yang berwarna putih ternoda lebih banyak warna merah.
"Bukan perkara pengalaman..."
"Tapi pilihan."
Pria yang ada di depan perempuan itu mendengarkan dengan seksama dan tidak berniat menyela nya. Matanya terlihat dipenuhi rasa lelah yang kuat, seolah detik berikutnya dia akan segera pingsan jika tidak berkonsentrasi tetap terjaga.
"Pilihan yang hanya bisa dibuat oleh anda."
Pria itu tertegun sejenak, matanya menatap perempuan didepannya dengan pandangan rumit. Seolah mengatakan 'apakah kamu mengejekku?'
"Tanggung jawab dan kewajiban."
Pria itu bersandar dengan lemas ke kursi dibelakangnya dan berbicara didalam hatinya. (Apa yang kamu lakukan adalah kelalaianku.)
"Saya mempercayai anda sebagai satu satunya manusia yang mampu membimbing kami."
(Sayangnya sudah terlambat. Semuanya hancur.)
"Anda pasti akan bisa memberikan hasil yang berbeda..."
(Jangan membuang energimu untuk berbicara dan sembuhkanlah lukamu.) batin pria itu. Dia tidak bisa berbicara karena kemampuan bersuara nya telah hancur. Tapi dia tahu bahwa perempuan didepannya tahu apa yang dia ucapkan di dalam pikirannya.
Itu karena mereka berdua terhubung.
"Dari akhir yang akan datang."
Pandangan pria itu tiba-tiba menjadi kabur. Seolah dia sedang menatap layar TV tabung yang sudah tua dan hampir rusak total.
"Pilihan menuju masa depan tersebut harus ditemukan."
Sayup-sayub, pria itu bisa mendengar kata-kata yang diucapkan perempuan berambut biru.
(Apa yang kau lakukan?! Hentikan, *! Sembuhkan lukamu dulu!)
"Jadi, O,"
",Tolong bantu mereka sekali lagi."
Pandangan pria itu segera menjadi gelap.
"Biarkan saya, menebus kesalahan saya ini."
...
Cuplikan selesai
...
"Kamu sudah mengirimkan signal darurat?!"
Panel cahaya di depan Serika menyusun huruf dan menjawab pertanyaan Serika dengan jawaban.
"Ya. Master akan mengirimkanmu senjata dan memintamu untuk melawan Yuuka. Aku harus pergi menuju Master karena pertarungan dengan [Angra] terlalu hebat."
Serika yang melihat jawaban dilayar menggigit bibir bawahnya. Dia tidak bisa menyalahkan Naruto karena tidak datang membantu, hanya saja masih ada keluhan di hatinya karena Naruto tidak datang membantu secara langsung.
"Baik. Dimana senjatanya?"
Baru saja Serika bertanya, distorsi ruang terjadi. Pandangan Serika sedikit berputar sebelum akhirnya sekelilingnya berubah. Dia yang tadinya berasal di dalam tubuh [Binah, sekarang keluar dan langsung dihadapkan dengan kristal tajam yang muncul dari tanah.
"Apa?!"
Serika dikejutkan dengan kejadian yang tiba-tiba. Apalagi dia keluar dari tubuh [Binah] dalam posisi diudara. Menghindari serangan secepat ini diudara tidaklah mungkin!
Secara reflek, Serika menyilangkan tangannya didepan wajah. Sementara itu, dibelakang terlihat Haruka yang terkejut melihat [Binah] tiba-tiba menghilang dan meninggalkan Serika yang nyawanya terancam oleh kristal tajam.
'Tidak akan sempat!'
Haruka yang melihatnya berteriak panik didalam hati. Tapi dia masih mengumpulkan energi peledak di tangannya dan bersiap meletuskan nya kearah kristal yang mencoba membuat Serika menjadi donat. Walaupun dia tahu bahwa dengan kecepatan ini, dia akan terlambat.
Tswushhh
Distorsi ruang-waktu muncul didepan Serika dan memunculkan roda Rune emas yang berputar kencang layaknya gerinda. Roda Rune melesat dan menghancurkan setiap kristal yang menyerang Serika sebelum akhirnya menerjang kearah Yuuka.
Haruka menghela nafas melihatnya dan menghentikan aliran energinya. Sementara, Serika berhasil mendarat di tanah dengan selamat.
Yuuka yang melihat Roda Rune melesat kearahnya langsung melakukan manuver menggunakan pijakan kristal. Yuuka terlihat kewalahan menghindar, dan nyaris beberapa kali terkena.
Setelah beberapa kali tidak berhasil, akhirnya Roda Rune terbang keatas dan sebuah kekai raksasa terbentang luas hingga mengurung Yuuka, Serika, dan Haruka.
Roda Rune terbang kembali ke bawah dan melayang dibelakang punggung Serika. Tanpa menunggu respon Serika, Roda Rune mengirimkan aliran energi besar ketubuh Serika dan membuat Serika berteriak kesakitan.
Yuuka yang melihatnya langsung mengayunkan scythe ditangannya dan membuat kristal tajam tumbuh dari tanah menuju kearah Serika.
Haruka tiba di depan Serika dan mengarahkan telapak tangannya kedepan. Energi peledak mengalir keluar dari telapak tangannya dan udara didepan Haruka muncul retakan berwarna merah yang terus merambat hingga akhirnya membentuk tabung.
Crakk
Booommm
Kristal bertabrakan dengan retakan energi peledak diudara dan menciptakan ledakan hebat. Hempasan angin tercipta disertai debu serta pecahan kristal yang beterbangan.
Bersamaan dengan itu, Serika merasakan tubuhnya seolah melepaskan sebuah beban berat. Rasa sakit akibat suntikan energi menghilang tanpa bekas, semua kemampuan fisik dan indra nya meningkat, dan di kedalaman jiwanya, sebuah api menyala redup sebelum akhirnya berkobar dengan hebat.
{Furogane, Kagayami Ignis}
Mata Serika yang terpejam terbuka dan memperlihatkan sepasang mata kucing yang berwarna ruby indah. Roda Rune dibelakang tubuhnya berputar gila dan pecah menjadi untaian rune yang menyatu ketubuh Serika.
"Aku Kuromi Serika. Ras Pantheon Furogane. Nama gelarku Kagayami Ignis."
Ucap Serika dengan pandangan kosong sebelum akhirnya Haruka memeluk tubuhnya dan membawanya pergi di dalam kepulan asap akibat ledakan.
Swushhh
Yuuka mengibaskan Scythe bernama [Athares] ditangannya dan menenangkan gejolak energi akibat ledakan sekaligus menghilangkan asap serta debu yang beterbangan akibat ledakan.
Walau debu tidak bisa menghalangi pandangannya yang sekarang sangat meningkat, kekacauan energi yang terkandung di dalam debu mengaburkan pandangannya.
Mata emas miliknya menatap kearah sekitar dan hanya menemukan pecahan kristal serta tanah akibat ledakan sebelumnya tanpa menemukan keberadaan Haruka dan Serika.
Yuuka kemudian menatap kearah penghalang yang mengurungnya. Jangkauannya sangat luas dan yang lebih anehnya lagi, langit-langit ruang bawah tanah sekarang meninggi secara tidak normal hingga 20 meter. Padahal sebelumnya hanya beberapa meter saja.
"Agak tidak terduga si kecil [Angra] itu gagal. Tapi itu baik untukku. Sekarang aku mendapat tubuh baru. Selama aku melenyapkan 2 serangga tadi. Aku bisa mulai melebur jiwa serangga ini dan menyatu sepenuhnya dengan tubuh baru."
Yuuka bergumam dengan santai dan mengibaskan sakitnya dengan ringan, menyebabkan beberapa kristal tajam melonjak dari tanah yang ada disekelilingnya.
Sebelumnya dia adalah jiwa asli pemilik senjata [Athares] yang akhirnya mati dalam sebuah pertempuran. Beruntungnya jiwanya masih melekat di dalam senjata dan bisa kabur dari kematian.
Sayangnya [Angra] tiba-tiba terlahir dan mencoba melenyapkan nya agar bisa menguasai penuh senjata [Athares]. Sampai akhirnya, seseorang tiba-tiba datang dan menyerahkan pecahan senjata ruang-waktu. Ditambah [Angra] telah menemukan tubuh dengan kemampuan [Devour] yang membuat [Angra] mengalihkan perhatiannya dari senjata [Athares].
'Tapi aku masih bingung. Apa yang dilakukan orang itu-ackhhh!'
"Argghh."
Yuuka atau saat ini adalah pemilik senjata [Athares] memegang kepalanya dan berteriak kesakitan, dia bisa merasakan jiwa Yuuka yang memberontak dan mencoba menelan jiwanya.
'Apa-apaan serangga ini?! Bagaimana dia bisa melakukan ini?!'
Pemilik senjata [Athares] jatuh tertunduk sambil memegang kepalanya. Ekspresinya terlihat penuh kejutan dan ketakutan saat merasakan jiwanya berusaha dilahap balik oleh Yuuka.
'Tidak hanya tubuhnya bisa mengendalikan dan menampung energi dengan mudah. Jiwanya juga tidak biasa. Dunia macam apa ini? Serangga ini-tidak, makhluk yang tubuhnya kuambil alih ini bukan makhluk sembarangan.'
Di kedalaman ruang tempat jiwa Yuuka berada, terjadi pertempuran sengit antara 2 jiwa yang saling melahap satu sama lain.
"Tidak akan kubiarkan kau menggunakan tubuhku untuk menyakiti teman temanku!"
Yuuka dalam wujud jiwa berteriak dengan marah dan terus berjuang melahap jiwa asing yang mencoba menguasai tubuhnya.
...
"Serika, apakah kamu baik-baik saja?"
Haruka dan Serika bersembunyi di balik batu yang dulunya adalah penyangga ruang bawah tanah. Disebut sebelumnya karena sekarang langit-langit ruang bawah tanah telah menjadi lebih tinggi secara tidak normal.
Keduanya bersandar di batu dengan Haruka memeluk Serika yang terlihat bengong.
"Hei! Sadarlah! Apapun yang terjadi padamu, ingatlah temanmu menjadi aneh disana. Ular besar itu juga menghilang. Kamu tidak bisa bengong seperti ini! Aku masih butuh bantuanmu untuk menemukan kakakku."
Serika terlihat masih menatap kosong kedepan sebelum akhirnya membuat Haruka mau tidak mau menampar pipinya.
PPlak
"Uh?"Serika tersadar seketika saat terkena tamparan Haruka. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah penuh debu dan peluh Haruka yang menatapnya dengan cemas.
Serika seketika mengingat apa yang terjadi sebelumnya dan akhirnya menatap Haruka dengan pandangan berterima kasih.
" Terimakasih telah menyelamatkanku."
Sekarang Haruka menerima kepercayaan Serika karena tindakannya yang menyelamatkan nyawanya. Ini benar-benar membuktikan bahwa pa yang diucapkan Harupa pada saat pertama kali bertemu adalah kebenaran, disamping masih ada beberapa keanehan.
Haruka yang melihat Serika merespon menghela nafas lega. "Syukurlah kamu tidak apa-apa. Sekarang bagaimana? Temanmu itu apakah dia sedang bertengkar denganmu? Bagaimana dia menjadi seperti ini."
Serika terdiam sebentar mendengar pertanyaan Haruka. "Kita tidak pernah bertengkar. Sejujurnya aku tidak begitu mengenalnya. Tapi dia orang baik, dia pasti dikendalikan senjata itu. Kita harus menyadarkannya."
Haruka mengangguk mendengar ucapan Serika dan mempercayainya."jadi, apa kamu ada rencana untuk mengalahkannya?"
Serika merespon pertanyaannya dengan berdiri sendiri dan meledakkan energi miliknya dengan kuat, untaian Rune keluar dari tubuhnya dan menyatu menjadi roda Rune berwarna merah ruby dibelakang punggungnya. Diatas kepala, sebuah Halo muncul dan menambah kesan elegan dan kuat pada saat bersamaan.
"Yah, hajar saja. Itu memang rencana yang bagus." ucap Haruka ketika melihat reaksi Serika.
Bersamaan dengan itu, pecahan kristal besar melesat dari balik batu. Menembusnya dan berniat membunuh keduanya sekaligus.
Seink dezk
Kristal menancap di tanah hingga terbenam setengahnya tanpa mengenai Haruka dan Yuuka yang sudah menghindar duluan. Keduanya segera berlari ke balik batu, tempat dimana serangan berasal.
Belasan meter dari batu tersebut, Yuuka yang tubuhnya dikuasai oleh pemilik asli senjata [Athares] berdiri sambil menutupi sebelah wajahnya menggunakan tangan kiri.
"Selama aku melenyapkan kalian. Aku bisa menguasai tubuh ini!"
Selama keduanya meninggal, jiwa asli tubuh ini akan kehilangan tekadnya dan pada saat itu, dia akan menjadi pemenang akhir dalam memperebutkan tubuh fisik ini.
Mata kanan Yuuka bersinar dengan cahaya emas terang dan menatap kearah 2 orang yang menyerangnya secara bersamaan.
...
Zhsshhh
Slashh
Kilatan cahaya emas menembus udara dan menebas habis segala rintangan yang ada. Lengan gurita hitam raksasa terpotong menjadi dua sebelum mendaratkan serangan.
[A/N: FYI, Gurita tidak memiliki tentakel. Tetapi delapan lengan.]
Api merah menyembur dari tanah dan melahap lengan gurita yang terputus hingga lenyap tak tersisa. Tapi secara mengejutkan lengan gurita yang terpotong menumbuhkan lengan baru, hanya saja ini membuat tubuhnya semakin mengecil.
Mika mendarat di tanah dengan ekspresi kelelahan tertulis diwajahnya. Tak lama, Asihira juga datang ke sampingnya. Kondisinya terlihat lebih buruk dan wajahnya benar-benar pucat pasi karena energi yang terkuras.
"Kamu baik-baik saja? Wajahmu tidak terlihat bagus." Mika menatap kearah Asihira dengan khawatir.
Asihira menghela nafas dan menenangkan gejolak energinya. "Tidak masalah. Jika terus seperti ini, kita bisa melenyapkan nya sebelum energiku habis."
Mika terlihat mengerutkan keningnya mendengar jawaban Asihira yang menurutnya terlalu memaksakan diri. Keduanya telah bertarung di domain Asihira selama beberapa jam dan didunia nyata hanya berlalu beberapa menit saja. Bisa dibilang waktu di dalam domain benar-benar berbeda dengan dunia nyata.
Hal ini membuat domain sangat menguras energi. Apalagi Asihira harus bertarung bersamanya sekaligus melenyapkan bagian-bagian tubuh [Angra] yang terpotong. Energi yang dibutuhkan benar-benar luar biasa.
"Jangan memaksakan diri. Diluar masih ada yang lainnya. Kita bisa melawannya bersama diluar. Lagipula, hh?!"
Mika tidak bisa meneruskan ucapannya ketika tiba-tiba langit domain berlubang. Asihira sebagai pemilik domain langsung terkena dampaknya dan jatuh pingsan kebelakang.
Mika secara reflek menangkap Asihira.
"Apa itu?! Tsk, Asihira pingsan. Sialan."
Muka memunculkan sayap cahaya 7 pasang miliknya dan terbang menjauh karena serangan bombardir leser energi dari ratusan mata [Angra].
Ditengah pelarian, Mika yang membawa Asihira melihat kearah lubang di langit domain dan melihat pecahan kaca yang dipenuhi energi yang mempu mendistorsi ruang dan waktu.
Lubang yang tercipta membuat domain mulai retak layaknya porselen yang rusak. Dimulai dari lubang dilangit, retakan mulai menyebar ke segala arah.
"Itu, apakah itu sumber distorsi ruang di seluruh kota?! Bagaimana bisa kesini?!"
Ucap Mika dengan wajah yang serius ketika mencocokkan apa yang dia lihat dengan informasi yang diberikan Naruto sebelumnya tentang distorsi ruang-waktu yang menutupi suruh kota.
Rooaarrrrr!
"Merepotkan! Sudah menjadi tidak waras. Tapi malah semakin merepotkan."
Gumam Mika sambil menghindari serangan lengan gurita [Angra] beserta lesernya. Tak ingin selalu menghindar, Mika dengan satu tangan yang tersisa memanggil [Aurelith] dan terbang keatas dengan berani atau mungkin ceroboh?
"Coba hancurkan pecahan itu dulu."
Swusshh
Rooaaarrr
[Angra] dalam mode tidak waras meraung dan terus menyerang Mika. Semua lengan gurita nya sudah tidak mampu menggapai keduanya dan pada akhirnya ratusan leser merah meletus dari mata [Angra] dan mengejar Mika.
Tapi dengan lihai Mika terus menghindar sambil membawa Asihira. Mika terus terbang keatas menuju pecahan kaca[Aurelith] ditangannya dialiri energi dalam jumlah besar dan meninggalkan jejak energi yang membuat Mika layaknya komet yang terbang ke langit.
"Cahaya yang lahir dari kegelapan."
"Di ujung malam, bintang terakhir bersinar."
"Pedang ini menggores langit yang murka."
"Mengurai nasib, menghancurkan segalanya."
Mika mengayunkan [Aurelith] kearah pecahan kaca.
[Aurelith : Radiant Abbys]
Crack
Pada saat pedang ingin mengenai pecahan kaca, ruang retak layaknya cermin yang hancur dan lingkungan disekitar Mika benar-benar berubah seketika menjadi diatas gedung perkantoran.
"Kau ini tidak berubah. Bagaimana kamu bisa berpikir bisa menghancurkannya? Dasar ceroboh!"
"Ugh!" Mika dengan posisi menebas terlihat kebingungan dengan lingkungan sekitar yang tiba-tiba berubah. Sampai akhirnya dia melihat Naruto yang berdiri didepannya dan memarahinya.
Mata Mika menjadi merah dan akhirnya membuang Asihira ke atas dan melesat untuk memeluk Naruto.
"Huwaaa! Naruto."
Naruto yang melihat mood Mika yang berubah tiba-tiba terkejut. Apalagi melihat Mika tiba-tiba melempar Asihira keatas seperti membuang sampah.
"Oi! Apa-apaan kamu ini?!"
Naruto segera melompat dan menangkap tubuh Asihira. Membuat Mika tidak bisa memeluknya hingga akhirnya terus menerjang ke depan tanpa mengerem dan jatuh dari atas gedung.
Naruto mendarat dengan mulus bersama Asihira dan segera berjongkok. Naruto membaringkan tubuh Asihira ke lantai dengan lembut dan terlihat tidak memperdulikan keadaan Mika.
"Huwaa! Jahat sekali."
Mika tiba-tiba muncul dibelakang Naruto, dia baik-baik saja karena dia bisa terbang, ini juga alasan kenapa Naruto tidak mengkhawatirkannya.
"Jangan bercanda. Kamu tadi ceroboh sekali. Apa yang kamu pikirkan?"
Tegur Naruto tanpa menoleh kearah Mika. Tangannya dengan cekatan membuka mulut Asihira dan meneteskan 5 tetes cairan kehidupan dan akhirnya menghela nafas lega.
Naruto bangkit dan membalikkan badannya kebelakang untuk menatap Mika. Seketika wajah Naruto membeku dan tertegun.
Di depannya, Mika terlihat menatapnya sambil tersenyum. Tapi kedua matanya terlihat mengeluarkan air mata. Di kedalaman mata indah itu terpancar ketakutan yang selama ini disembunyikan dibalik kekonyolan.
Ayah Mika selalu berkata, hadapi ketakutan dengan berani. Kecoh musuh dengan sikap meremehkan. Tenangkan rekan dengan ketenangan dan lelucon.
Tapi, Mika sekarang sudah tidak tahan lagi.
"Mika,."
Naruto mengucapkan nama Mika dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Hanya dengan melihat ini, Naruto bisa paham apa yang terjadi.
Mika selalu bertingkah konyol untuk mencairkan suasana, mempererat kerjasama, dan membuat semuanya menjadi berani. Tapi kenyataannya dia yang paling takut, khawatir, dan sedih. Tapi dia selalu menahannya untuk teman-temannya.
Bodohnya Naruto telat menyadarinya. Bagaimanapun, Muka tetaplah bocah yang pernah putus asa dan hampir menghilangkan nyawanya sendiri. Emosinya labil dan sulit ditebak, hanya setelah bersama Naruto emosinya kembali tenang.
Tapi setelah mengalami tekanan mengerikan saat ini. Mika mulai runtuh.
Kejadian menegangkan atas kemunculan pecahan kaca yang membuat Asihira tiba-tiba pingsan tadi benar-benar mengacaukan emosinya. Membuat ketakutannya akan kematian orang terdekatnya muncul kembal.
Membuat Mika kembali mengambil keputusan yang diluar dugaan dan logika yang ada. Sama seperti yang pernah dia lakukan dulu.
Mika berjalan kearah Naruto dan memeluknya erat. Isakan terdengar disertai pukulan ringan yang diarahkan pada tubuh Naruto.
Naruto hanya bisa membalas pelukannya dan membiarkan Mika melampiaskan emosinya.
Sayangnya ini tidak berlangsung lama,
Crack
Retakan kaca terdengar dan membuat keduanya mau tidak mau mengalihkan perhatian mereka.
Mika menoleh kearah sumber suara yang ternyata berada tak jauh dari mereka.
...
Keekkkhh
Suar teriakan elang terdengar di penjuru langit, menggema di padang rumput luas yang dulunya adalah Kota Suo. Kota yang entah kenapa menghilang setelah munculnya bulan merah.
Semua bangunan, benda, tembok, rumah, dan segalanya menghilang begitu saja saat malam hari datang.
Di pinggiran padang rumput yang dulunya adalah kota Suo, 2 orang manusia terlihat berkamuflase dengan lingkungan sekitar menggunakan peralatan kamuflase serba hijau. Terik panas matahari di langit tidak membuat mereka merasa kepanasan menggunakan pakaian kamuflase yang ketat dan pengap itu.
"Stt, sudah berapa banyak yang kamu dapat?"
Salah seorang dari mereka membuka percakapan dan menanyakan sesuatu ke rekannya.
"Aku sudah mendapat 1 kg buah berry aneh ini. Kantong dari kangguru yang bermutasi ini benar-benar membantu. Apalagi mereka ada banyak, membuat kita bisa mengumpulkan bahan makanan dengan lebih mudah."
Mendengar jawaban dari rekannya, orang A menghela nafas lega karena targetnya tercapai.
"Kalau begitu kita harus segera kembali. 1 kg berry ini bisa membuat ratusan orang kenyang selama 1 bulan. Jangan sampai kita terlambat dan membuat yang lain menunggu."
"Ok."
Orang B memberikan jempolnya dan keduanya segera pergi dengan hati-hati.
Setelah perjalanan yang cukup lama, mereka akhirnya tiba di sebuah gunung yang terlihat aneh. Keduanya terlihat mengeluarkan beberapa siulan berirama dan segera tanah dibawah mereka amblas kebawah, membuat keduanya jatuh.
Keduanya jatuh kebawah dan berseluncur layaknya di perosotan, kecepatan mereka mulai melambat setelah beberapa saat jatuh. Hingga akhirnya, cahaya terlihat diujung, menandakan bahwa disana dapat ruangan dengan cahaya yang kuat.
Keduanya masuk kedalamnya dan segera pemandangan benar-benar berubah. Sebuah kota yang terbuat dari kayu dan batu berdiri megah di tengah gunung yang berlubang ditengah.
Ini adalah tempat yang dibuat setelah kejadian retakan dimensi.
"Yoo! Kalian berdua selamat. Bagaimana dengan tugas kalian?"
Seorang pria kekar dengan seragam militer mendatangi keduanya yang baru keluar dari terowongan. Orang A dan B segera tertawa dan menyerahkan kantong kangguru yang mereka bawa.
"Kami membawa penuh. Sekarang apakah kami bisa beristirahat?"
Orang B bertanya sambil menyerahkan kantong kangguru. Pria kekar itu tidak langsung menjawab dan mengecek isi kantong sebelum akhirnya mengangguk puas.
"Bagus. Sekarang kalian beristirahatlah. Jangan lupa ambil makanan di Tenda makan."
Keduanya segera pergi setelah mendengarnya. Mereka melewati jalan setapak yang terbuat dari batu, menjumpai orang-orang yang berlalu lalang dengan berbagai tugas yang harus mereka selesaikan.
Ini adalah [Camp Despair].
Terdengar mengerikan ya? Tapi ini memang disengaja. Agar setiap orang disini dapat terus berjuang keras bertahan hidup, sehingga nama Camp ini suatu saat dapat diubah menjadi [Hope].
"Tadi itu menegangkan. Aku kira ada masalah pada kita sehingga kapten Gajah datang memeriksa secara langsung."
Orang B berbisik pelan pada Orang A setelah merasa cukup jauh. Hal ini membuat Orang A memutar bola matanya karena merasa kesal dengan kebodohan rekannya ini.
"Jika ada masalah, kita sudah terkubur hidup-hidup saat melewati terowongan tadi. Ada yang selalu memantau terowongan dengan kemampuan khusus. Aku ingat, kalau tidak salah namanya [Capten Thot]. Dia membangkitkan kekuatan khusus dan selalu menjaga terowongan masuk."
Mendengar kata 'kemampuan khusus', orang B langsung merasa iri dan ingin memilikinya. Ekspresi ini jelas dilihat oleh Orang B dan membuatnya kembali mencibir.
"Jangan memikirkan yang tidak-tidak. Menjadi orang biasa juga tidak buruk. Resikonya bukan sesuatu yang kamu dan aku mau jika kita menjadi [Orang Terbangun]."
Orang B menghentikan pemikirannya dan tertawa. " Aku tahu. Dengan sifat kita, sebaiknya kita menjadi orang biasa saja. Lebih mudah dan sederhana. Tidak bisa dibayangkan jika kita selalu bertarung dengan monster mengerikan dan akan mati setiap saat."
"Kau pasti akan kencing dicelana." Orang A tertawa setelah mengejek dan langsung berlari kabur. Orang B yang marah langsung mengejarnya dari belakang.
Di atas sebuah bangunan batu, seorang perempuan dewasa dengan pakaian militer lengkap berdiri dengan mata terpejam. Di sekelilingnya aliran anergi tak terlihat seperti benang meliuk dan menyebar kesegala arah, menutupi seluruh gunung.
"Hmm, situasinya sekarang stabil. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya."
Perempuan itu membuka matanya dan menghela nafas, dia jatuh dari gedung dan jatuh di jalan yang dipenuhi kerumunan orang. Dia berjalan terus dan orang-orang disekitar secara ajaib menyingkir memberikan jalan. Anehnya semuanya yang ada di sana tidak sadar ada perempuan tersebut.
[Tsrttt, halo, check, Naga Api disini. Tolong jawab.]
Salah satu benang bergetar dan mentransmisikan suara ke telinganya. Hal ini membuat perempuan itu mengerutkan dahinya, ini adalah benang komunikasi yang diberikan khusus untuk tim Pemantau jika ada keadaan darurat.
Baru saja dia bilang situasi stabil, sekarang sepertinya ada masalah.
[Kapten Thot disini. Apakah ada sesuatu?]
perempuan itu membalas dan dari sini kita tahu bahwa perempuan berseragam militer tersebut adalah Kapten Thot yang dibicarakan 2 orang tadi.
[Terdapat distorsi ruang aneh di tengah padang rumput bekas Kota Suo. Distorsi ruang ini terus bergejolak dan menyebarkan energi aneh. Hewan dan tumbuhan yang terkena terlihat berubah menjadi monster mengerikan dengan skala B!]
Ekspresi Thot memadat mendengar laporan tersebut. Sudah 1 bulan semenjak kejadian kiamat mengerikan terjadi.
Pada saat itu, secara tiba-tiba hampir semua orang di Kota Suo di teleportasi keluar dari Kota. Banyak konflik dan kepanikam yang terjadi, apalagi dengan munculnya monster mutasi hewan lokal serta monster yang muncul dari retakan.
Banyak korban berjatuhan hingga akhirnya bisa ditenangkan oleh pasukan militer. Banyak orang mulai terbangun dan tentunya akan ada konflik karena kepentingan. Apalagi diketahui bahwa pemerintah tidak bisa dihubungi lagi, ini membuat banyak orang dengan kemampuan khusus memiliki pemikiran tersendiri.
Untungnya Jenderal Militer, Marduk mendapat keberuntungan pada saat itu dengan menemukan senjata misterius dari retakan ruang dan akhirnya mampu membuatnya mengalahkan semua orang dengan kemampuan khusus.
Lebih bagus lagi, pada saat itu retakan ruang yang terjadi lebih sedikit dan bahkan jika dihitung tidak lebih dari 1/10 dari jumlah retakan di kota Suo.
Setelah pertempuran berdarah itu terjadi, Jenderal Marduk menggunakan kemampuan kebangkitan elemen bumi miliknya untuk membuat Camp perlindungan ini dan terus menjaganya sampai sekarang.
[Apakah situasi disana memungkinkanmu memantaunya lebih lama?]
Thot mempercepat jalannya menuju pusat camp yang dimana tidak terdapat satupun benang energinya menutupi.
[Situasi masih terkendali. Tim kami akan menyelidiki lebih jauh penyebarannya. Sayangnya kami sepertinya tidak akan bisa melihat lebih jauh sumbernya.]
Thot sampai didepan pusat camp yang berupa bangunan tanah kotak sederhana yang terlihat tak memiliki pintu maupun jendela.
Pada saat Thot sampai didepan bangunan tersebut, dinding bangunan itu secara otomatis tenggelam kedalam tanah, memberikan jalan kepada Thot untuk masuk kedalam bangunan. Tanpa pikir panjang, Thot langsung masuk kedalam.
[Pastikan keselamatan kalian. Jika situasinya memburuk. Segera mundur dan jangan membahayakan nyawa kalian.]
[Siap!]
Sambungan terputus dan Thot terlihat berada di bangunan batu yang anehnya terang padahal tidak memiliki pencahayaan apapun. Di depan Thot, seorang pria paruh baya dengan seragam militer terlihat duduk di sebuah kursi batu sambil menatap sepotong foto di tangannya.
"Ada apa, Kapten Thot? Apakah ada masalah dengan makanan?"
Pria paruh baya itu bertanya dengan ringan dan terus menatap foto di tangannya. Tidak ada ketegasan dan salam militer yang seharusnya dilakukan, tapi Thot sudah terbiasa dengan tingkah Jenderal Marduk didepannya ini yang memang tidak begitu mementingkan formalitas setelah bencana kiamat melanda.
"Lapor! Tim Naga Api menemukan anomali di tempat 'bekas' kota Suo. Terjadi distorsi ruang disertai kemunculan energi yang mengubah tumbuhan dan hewan menjadi monster."
"Distorsi ruang?" Jenderal Marduk seketika mengalihkan pandangannya ke arah Thot mendengar laporan darinya. Matanya terlihat berkilat sejenak memikirkan sesuatu.
"Benar, Jenderal. Distorsi muncul di tengah padang rumput yang seharusnya dulu merupakan pusat kota. Energi aneh keluar dari distorsi tersebut dan menginfeksi makhluk sekitar dan mengubahnya menjadi monster."
"Berapa tingkat bahaya monster yang telah di identifikasi." tanya Marduk sambil menyimpan foto ditangannya kedalam saku baju.
"Menurut laporan, tingkat mayoritas monster ada di level bahaya B. Jumlahnya belum ditentukan, tapi seharusnya ada puluhan dari mereka."
Seketika ruangan memiliki atmosfir berat. Monster tingkat bahaya B, itu adalah monster yang bahkan bisa merobek sebuah tank dengan tangan kosong.
"Kumpulkan Tim [Weaken] sekarang. Tetapkan keadaan darurat dan hentikan aktifitas keluar dari camp."
"Baik." Thot mengangguk dan segera menginformasikan ini menggunakan kemampuannya. Benang energi di penjuru kota mulai mengirimkan perintah kesegala orang dan ini menimbulkan sedikit kepanikan.
Untungnya manusia adalah makhluk yang mudah beradaptasi. Setelah 1 bulan mengalami kengerian monster, membuat mereka menjadi tenang dan akhirnya mengikuti instruksi yang diberikan. Mereka yang selamat di camp ini sadar bahwa kepanikan hanya akan membuat mereka mati lebih cepat.
...
TBC
...
Halo Kawan. Bagaimana kondisi kalian setelah membaca ini? Semakin bingung? Semoga kalian tambah bingung.
Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa tiba-tiba sudah 1 bulan lebih? Apakah ini time skip? Kenapa diluar kota Suo terang tanpa bulan darah?
Masih banyak lagi pertanyaan yang belum terjawab. Tapi kedepannya pasti akan terjawab.
Juga, saya ucapkan terimakasih kepada kawan-kawan yang telah sudi meninggalkan jejak di kolom komentar. Komentar kalian jujur saja membuat saya semangat menulis disela kesibukan yang mulai tidak ngotak ini.
Semoga kalian terhibur dengan cerita ini, sehat selalu, dan sampai jumpa lagi.
Sehat selalu sahabat.
