Tittle : Soulmate

Rating : T / T+

Genre : Romance , Humor

Words : 2k+

Soulmate AU

Soulmate. Banyak versi bermunculan tentang asal-muasal soulmate. Salah satu yang terkenal datang dari era Yunani Kuno.

Pada zaman dahulu, manusia diciptakan dengan empat tangan, empat kaki, dan satu kepala yang memiliki dua wajah. Dengan fisik seperti ini, manusia memiliki kekuatan dua kali lipat. Khawatir manusia akan berbuat semena-mena, dewa Zeus mengutuk mereka dan membelah tubuh manusia menjadi dua. Sosok manusia baru -dengan dua tangan, dua kaki dan satu wajah- akan menghabiskan seumur hidupnya untuk mencari belahan jiwa dan tubuhnya yang lain.

Dan tidak lupa, setiap manusia akan memiliki tanda di pergelangan tangan mereka. Dimana kata yang tertulis di pergelangan tanganmu adalah kata pertama yang akan soulmatemu katakanpadamu. Tentu saja itu akan mempermudah seseorang untuk bertemu dengan soulmatenya.

Walau terkadang, kata-kata yang akan tertulis begitu unik dan aneh.

Seperti seorang Harry Potter. Ia tidak yakin jika ia sudah siap untuk bertemu dengan soulmatenya. Entah kenapa, ia merasa harus sedikit waspada pada soulmatenya ini. Bukannya berprasangka buruk, tapi terkadang beberapa orang memang aneh, kan?

"Harry, masih belum bertemu soulmatemu?"

Pemuda berkacamata itu menoleh saat kedua sahabatnya datang dari belakang. Tentu itu adalah Hermione dan Ron yang baru menyelesaikan kelas mereka.

Harry menggeleng menjawab pertanyaan Ron. Dan hal itu membuat Ron menghela napasnya. "Mate, apakah kau tidak penasaran dengannya? Setidaknya cobalah dengan menemui orang-orang baru,"

"Benar Harry, jika kau hanya duduk diam tanpa ingin bertemu orang-orang baru, bagaimana mungkin kau akan bertemu dengan soulmatemu!" kata Hermione menyetujui ucapan Ron.

Harry mendengus. Ia begitu heran, kenapa semua orang yang sudah bertemu dengan soulmate mereka jadi begitu menyebalkan? Ya, Ron dan Hermione adalah soulmate. Dan itu semua berkat Harry, dialah yang mempertemukan kedua sahabatnya ini. Tepatnya saat Harry dan Hermione sedang di kantin, dan kemudian Harry menghubungi Ron untuk bergabung dengan mereka.

Dan bukannya menyapa dengan ramah, Ron dengan santainya malah mengumpat tepat di depan teman-temannya. Mungkin efek karena tugas laporan yang ia buat semalaman suntuk hanya diberi nilai C oleh dosen kesayangannya. "Thats fucking dumb! I get the bad score," dan tanpa pikir dua kali, Hermione langsung memukul kepala Ron dengan kamus setebal tujuhratus halaman.

Ron yang begitu terkejut membalikkan badannya kebingungan. "What's my fault?"

"Watch your language!" ucap Hermione kesal. Dan tepat sebelum mereka ingin lanjut berdebat, keduanya terdiam dan melihat pergelangan masing-masing.

Sejak saat itu, di mana ada Hermione Granger, pasti ada Ron Weasley. Dan itu hanya membuat Harry merasa seperti obat nyamuk begitu mereka bertiga berkumpul.

"Aku begitu kasihan pada soulmatemu, Harry. Dia pasti sudah seperti orang gila karena masih belum bertemu dengan soulmatenya." ucap Hermione yang langsung di setujui oleh Ron.

"Tapi, jika orang itu memang begitu sabar, mungkin soulmatemu adalah orang yang luar biasa, Harry," sambung Ron.

Harry terlihat ragu mendengar perkataan sahabatnya itu. "Entahlah Ron, tapi aku malah berpikir jika dia ini sedikit... aneh," ucapnya pelan sambil melihat dua kata yang tertulis di pergelangan tangannya.

.

"Goddamnit!" Seorang pemuda dengan rambut platina memukul meja di depannya membuat dua temannya terkejut.

"Calm dude, what's wrong?" tanya pemuda berkulit negro pada pelaku yang menggebrak meja.

"Wajahmu benar-benar menakutkan sekarang, Drake," ucap gadis yang duduk di seberangnya.

Pemuda dengan nama Draco Malfoy itu akhirnya menjawab pertanyaan kedua sahabatnya setelah puas mengumpat. "Untuk hari ini, sudah ada tujuh orang yang mengatakan Hi padaku. Dan menyebalkan karena tidak ada satu pun dari mereka yang merupakan soulmateku," Pansy dan Blaise saling pandang dan kemudian tertawa.

"Salahkan soulmatemu yang menyapamu selayaknya orang normal," sahut Blaise yang di balas tatapan tajam dari Draco.

"Aku yakin jika akan ada lagi yang mengatakan Hi padamu nanti," sambung Pansy makin membuat Draco kesal.

"Dan aku berharap tidak!" balas Draco lantang sekaligus menyuruh Pansy untuk diam.

"Itu sama saja artinya kau tidak mengharapkan bisa bertemu dengan soulmatemu," Blaise memberitahu isi pikirannya tanpa menoleh pada Draco.

Draco tidak bisa lagi mendeskripsikan betapa kesalnya ia pada dua orang di depannya ini. Draco akui, jika orang-orang akan jadi menyebalkan saat sudah bertemu dengan soulmate mereka. Oh, Dray, sepertinya kau punya pikiran yang sama dengan seseorang.

Draco menghela napas frustrasi. "Aku harap orang yang akan menyapaku setelah ini adalah soulmateku,"

"Bagaimana jika ternyata tidak?" Blaise sepertinya memang sudah hobi membuat temannya ini jengkel.

"Kalau begitu begini saja," Pansy memberi usulan. "jika ada seseorang yang mengatakan Hi lagi padamu, tidak peduli apakah dia itu soulmatemu atau bukan, kau harus melakukan tantanganku,"

Draco menaikkan alisnya cukup tertarik. "Baiklah, apa itu?"

Sebuah seringai muncul di wajah Pansy. "Mudah saja, dan aku yakin Tuan Muda Malfoy akan dengan senang hati menerima tantangan ini,"

.

"Damn Hermione! Kenapa juga harus aku yang menjemputmu!" Draco menatap sebal pada sepupunya dari dalam mobil. "kau kan bisa pulang bersama pacar rambut merahmu itu,"

Hermione hanya memutar mata malas. "Ron ada kelas tambahan, dan aku tidak mau berjalan pulang di tengah teriknya matahari sekarang ini," balas Hermione santai.

Draco berdecak. "Sekarang memang terik, tapi nanti pasti hujan. Begitulah Inggris,"

"Dan kau tidak mungkin akan membiarkanku kehujanan kan?"

"Maybe I'm," balas Draco mendapat death glare dari Hermione. Tapi ia tidak peduli, ia sudah sering mendapatkannya. Walau terkadang memang tatapan Hermione bisa membunuhmu jika kau mengacuhkannya. "Apa lagi yang kau tunggu? Kau bilang tidak suka dengan panas yang menyengat ini, lalu kenapa masih belum masuk?"

"Sebentar, aku mau menunggu temanku dulu," jawab Hermione yang hanya membuat Draco makin jengkel padanya.

"Harry!" Hermione melambai pada Harry yang berlari kecil ke arahnya. Draco yang masih berada di dalam mobilnya menoleh pada seseorang yang dipanggil Hermione, dan dia diam seketika. Memperhatikan gerak seorang pemuda berambut hitam legam dengan kacamata membingkai kedua netra emeraldnya. Wah, ini pertama kalinya Draco tidak bisa melepaskan pandangannya dari seseorang selama ini.

"Maaf menunggu, ini bukumu. Thanks," ucap Harry sambil menyerahkan buku pada Hermione.

"You're welcome," balas Hermione tersenyum. "Harry, kau mau pulang bersamaku? Kebetulan hari ini supirku dengan senang hati menjemputku,"

"Oh, aku memang baik hati, Nona Muda!" balas Draco sarkas.

Harry hanya tertawa kecil melihat balasan Draco terhadap perkataan Hermione. Tapi Hermione tetap tidak peduli pada sepupunya itu. "Baiklah, baiklah. Harry, kenalkan, ini sepupuku, Draco Malfoy,"

Harry mengangguk dan kemudian tersenyum ke arah Draco. "Hi!" sapanya ramah hingga kedua matanya ikut tersenyum.

Draco terdiam. Kata Hi yang kedelapan untuk hari ini. Dan itu membuat Draco teringat akan tantangan yang di berikan Pansy kepadanya. Namun entah kenapa, ia masih belum bisa berhenti menatap wajah manis Harry.

"Dan Draco, ini sahabat terbaikku, Harry Potter," Hermione tidak lupa untuk memperkenalkan Harry pada Draco.

Dan bukannya menyapa balik Harry, Draco malah mengatakan hal yang luar biasa unik untuk sebuah pertemuan pertama. "Let's fuck,"

Plak*

Dan satu pukulan telak di berikan Hermione pada kepala Draco menggunakan kamus yang sama dengan yang ia pakai untuk memukul kepala Ron. Berharap jika pukulan itu bisa me-normalkan otak sepupunya ini.

"Hell! You're moron!" teriak Draco menatap tajam Hermione. Tapi tatapannya kalah dengan tatapan tajam Hermione yang siap membunuhnya kapan saja.

"Perhatikan kata-katamu! Kau bahkan baru bertemu dengannya!" Hermione cepat-cepat menoleh pada Harry yang terlihat begitu terkejut dan meminta maaf atas perbuatan sepupunya. "Maaf Harry, aku bahkan terkejut dengan apa yang dia katakan. Tapi mau bagaimana lagi, menjadi menyebalkan adalah tujuannya hidup, dan lebih baik kau tidak usah dekat-dekat dengannya,"

Harry menggeleng dan tersenyum canggung. "U-um, tidak apa-apa kok,"

"Ya, aku akan mengantar kalian berdua pulang, jadi ayo cepat naik," perintah Draco santai seolah ia tidak melakukan kesalahan apa-apa tadi.

"Pasti aku mendapat sebuah kutukan sehingga bisa memiliki sepupu sepertimu," gumam Hermione yang pada akhirnya masuk ke mobil Draco dan diikuti oleh Harry yang duduk di belakang.

"Drake, tetap lurus dan tidak lama kita akan sampai di rumah Harry," kata Hermione sambil menunjuk jalan lurus di pertigaan. Bukannya tetap lurus, Draco malah belok kanan membuat Hermione bingung. "Kenapa malah belok?"

"Rumahmu ke arah sini kan?" Hermione mengangguk. "biar aku antar kau dulu,"

"No, no, no!" Hermione tiba-tiba menatap Draco galak. "kau pikir aku bisa meninggalkan sahabatku denganmu sendirian? Tanpa pengawasan?"

"Tentu saja,"

"Tidak! Bagaimana jika terjadi apa-apa pada Harry? Meskipun kau sepupuku, tetap saja kau tidak aman untuk dekat-dekat dengan Harry!" ucap Hermione penuh penekanan. Bukannya Hermione begitu tidak percaya dengan Draco, hanya saja setelah perkataan pertama Draco pada Harry, Hermione sedikit khawatir meninggalkan Harry bersama Draco.

"Tenang saja, mana berani aku melakukan hal-hal aneh pada bocah manis ini," balas Draco dan menatap Harry dari kaca depan dan menampilkan seringainya.

Hermione berjanji untuk segera membunuh sepupunya ini. "Harry, aku benar-benar minta maaf sudah membuatmu bertemu dengan ferret menyebalkan ini," ucap Hermione dengan nada begitu menyesal.

Harry hanya tersenyum. "Tidak apa-apa," jujur, Harry juga cukup terhibur dengan perdebatan kedua saudara jauh ini.

"Baiklah, Hermione, silahkan keluar dari mobilku,"

Hermione menatap tidak percaya pada sepupunya. "Seolah kau mengusirku, Tuan Malfoy," ucapnya dan kemudian keluar dari mobil Draco. "Dan ingat!" Hermione kembali memasukkan kepalanya ke mobil dan menatap tajam Draco. "jangan macam-macam pada Harry, atau pemakamanmu akan siap besok!" ancam Hermione yang lagi-lagi tidak dipedulikan oleh Draco.

"Ya, ya, sekarang pergilah," usir Draco sambil mengibaskan tangannya mengusir.

Hermione masih sempat memberikan satu lagi death glare pada Draco dan kemudian beralih pada Harry. "Harry, sampai jumpa lagi besok, dan bilang saja padaku jika dia melakukan hal-hal aneh padamu," ucapnya dengan senyum manis dan akhirnya benar-benar pergi menuju rumahnya.

"Baiklah, kau bisa duduk di depan sekarang,"

Harry terlihat bingung. "Aku? Kenapa?"

Draco memutar mata. "Jika kau duduk di belakang seperti itu, maka orang-orang akan berpikir jika aku adalah seorang supir. Dan ingat, mana ada supir yang bisa se-tampan ini kan," terang Draco dan kemudian Harry segera berpindah posisi ke kursi di samping Draco.

Tidak ada yang bicara selama di perjalanan mereka hingga Draco buka suara. "Hei, kau tidak benar-benar takut padaku kan? Tenang saja, aku memang sedikit menyebalkan, tapi aku tidak akan macam-macam,"

Harry tertawa renyah. "Aku tidak takut padamu kok," sangkal Harry. "ngomong-ngomong, Malfoy,"

"Draco saja,"

"Um, Draco, apakah kau sudah bertemu soulmatemu?" tanya Harry hati-hati.

Mendengar kata soulmate, Draco mendadak dongkol. "Belum," jawabnya singkat. "dan asal kau tau saja, ini sedikit menjengkelkan karena aku sudah berkali-kali salah mengira orang lain adalah soulmateku karena dia akan bicara padaku dengan begitu normal," jelas Draco berterus terang. Aneh, jarang sekali Draco mau menceritakan suasana hatinya pada orang yang baru dikenalnya.

"Memangnya soulmatemu akan mengatakan apa?"

"Sama seperti kata yang pertama kali kau ucapkan padaku,"

Harry membulatkan matanya. "B-benarkah?"

Draco mengangguk. "Begitu umum bukan?" tidak ada balasan dari Harry, dan itu membuat Draco sedikit menoleh pada Harry. Dan yang ia dapati adalah wajah terkejut Harry yang masih terpasang di wajahnya. Terlihat bodoh, tapi menggemaskan bagi Draco.

'Tunggu, apakah ada alasan kenapa dia sampai seterkejut ini? ' tanya Draco pada dirinya sendiri. "Harry, apakah kau sudah bertemu dengan soulmatemu?" Draco menunggu jawaban Harry harap-harap cemas.

"B-belum," jawab Harry mendadak gugup. "dan sepertinya aku baru saja bertemu dengannya,"

Sekarang giliran Draco yang terkejut. "Apa kata pertama yang diucapkan soulmatemu padamu?"

Harry menjawab dengan ragu-ragu. "Le- let's f- fuck," Harry menjawab dengan wajah yang sudah sepenuhnya memerah.

Mata Draco mengedip cepat. "E-eh?" Draco segera menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan memutar tubuhnya hingga menghadap lurus pada Harry. "Harry, benarkah?"

Harry mengangguk dengan wajah yang masih memerah. "Tentu saja, mana mungkin aku akan bohong tentang hal seperti itu,"

Dan tiba-tiba, Harry merasakan sentuhan lembut pada pipinya. Dan dengan perlahan, Draco meminta Harry menatap lurus ke manik silver kebiruannya. Dan semua terjadi sekejap mata, kedua bibir itu saling berbagi ciuman.

Draco memberi lumatan-lumatan kecil pada ciuman mereka, dan sedikit terkekeh karena Harry yang membalas dengan begitu kikuk. Draco yakin jika ini adalah ciuman pertama Harry. Harry perlahan membuka mulutnya saat Draco terus saja menjilati bibir bawahnya. Dan hal itu hanya membuat mereka makin dekat. Draco yang memang sudah menginginkan lebih membawa tangannya menyusup ke dalam kaos Harry. Terkejut dengan sentuhan Draco, Harry segera mendorong tubuh Draco hingga ciuman mereka mau tidak mau harus berakhir.

Draco memasang raut kecewa. Masih belum puas. "Harry, kenapa sudah berakhir?"

Harry memandang Draco tajam. "Apa yang kau pikirkan dengan mobil yang masih menyala?"

"Tapi kan aku hanya meminta sedikit lagi," pinta Draco seperti bocah.

"Tidak!" balas Harry absolut.

Draco menghela napas. "Baiklah baiklah," ucapnya pasrah, dan kemudian kembali membawa mobilnya ke jalanan. Ini pertama kalinya seorang Draco Malfoy begitu patuh pada orang lain. "tapi kau tetap tidak bisa menolak ajakan pertamaku," Harry memandang Draco melotot. "tidak ada penolakan, kita akan melakukannya nanti. Aku harus beli kondom dulu,"

Harry sekarang hanya bisa berharap jika pagi besok, ia tidak akan kesulitan berjalan. Hah, ternyata apa yang dikhawatirkan Harry selama ini menang benar.

Soulmatenya adalah orang yang begitu aneh.

.

"Drake, dia begitu menggemaskan!" komentar Pansy saat melihat foto Harry yang diperlihatkan oleh Draco. "kasian sekali anak menggemaskan seperti dia harus mendapatkan soulmate yang begitu brengsek sepertimu,"

"Hoi!" Draco merasa tersinggung.

"Hm, tapi kau tetap melakukan tantangannya, kan?" tanya Blaise.

Draco menampilkan senyum penuh kemenangannya. Ia kemudian memperbesar foto Harry yang ia ambil secara diam-diam. Blaise dan Pansy berdecak kagum melihat perpotongan leher Harry yang penuh dengan bercak merah.

"Ngomong-ngomong, terimakasih karena sudah membuatku mengatakan kata-kata itu. Karena dengan hal itu, aku sudah memiliki Harry sepenuhnya."

.

"Apa? Draco!?" raut wajah Hermione begitu jelas mengatakan jika ia terkejut. Harry hanya mengangguk kecil sebagi jawaban. "t-tunggu, bukankah kata yang pertama diucapkan Draco padamu adalah..."

"Ya, makanya aku begitu terkejut mendengar Draco mengatakannya," sambung Harry dengan santai. Beda dengan Hermione yang tidak bisa menghilangkan keterkejutannya.

"Pantas saja cara berjalanmu hari ini begitu aneh," gumam Hermione namun sayangnya masih bisa didengar oleh Harry yang kemudian menatapnya tajam. "dan Harry, saat aku bilang bahwa aku kasihan pada soulmatemu, aku akan menariknya kembali. Lebih pas jika aku mengatakan bahwa aku kasihan padamu,"

Harry hanya tertawa mendengar perkataan jujur Hermione. Sedang Ron yang berada di belakang mereka hanya menatap dengan bingung. "Kalian bicara apa sih?"

SoulmateCompleted