Tittle: Kiss
Genre: Romance, Humor
Rating: T
Words: 1k+
"Apa lagi sekarang?" Harry bertanya dengan nada malas dan frustrasinya saat Draco menghalangi jalannya bersama Crabbe dan Goyle yang setia di belakangnya. Harry benar-benar bingung, apakah Draco tidak punya hal lain yang bisa dikerjakan selain mengganggunya? Hanya sehari saja Harry berharap tidak diganggu oleh si junior Malfoy itu.
"Ingin ke perpustakaan ya, Potter?" tanya Draco basa basi. "sudah seperti Bookhead saja," sambungnya sambil memandang Hermione dengan seringai mengejeknya.
Hermione lebih memilih untuk diam sekarang. Percuma juga jika membalas perkataan Draco. Lagipula dia memang seorang Book's nerd.
"Bookhead? Harry itu Scarhead," balas Ron dengan bodohnya hanya membuat kedua sahabatnya menghela napas. Heran kenapa sahabat mereka jadi bodoh disaat seperti ini.
"Aku tidak meminta pendapat dari otak kecilmu itu, Weasel," balas Draco segera dengan tatapan tajamnya.
Baru saja Ron ingin membalas perkataan Draco, Harry langsung menahannya. Harry memandang Draco dengan ogah-ogahan. Sepertinya Harry memang begitu malas untuk berdebat sekarang. "Sudahlah, ayo kita pergi saja," ajak Harry pada kedua temannya.
Namun bukan Draco Malfoy namanya jika membiarkan Harry Potter pergi begitu saja tanpa membalas perkataannya. Dia lagi-lagi menghalangi jalan Harry dan kembali menampilkan seringai menyebalkannya –namun tampan disaat bersamaan.
Harry mendesah frustrasi. "Apa sih maumu, Malfoy?!" teriak Harry geram.
"Aku? Entah lah," jawab Draco santai yang hanya membuat Harry makin kesal saja. "tapi mungkin aku memang menginginkan satu hal.."
Harry masih mencoba untuk tidak peduli saat tangan Draco memegang dagunya dan mantap lurus ke mata emerald Harry. Seolah menantangnya. Membuat semua orang yang ada di sekitar mereka kebingungan melihat posisi ambigu ini. Dan tidak sedikit yang mulai berfantasi.
"Apa?" Harry menuntut meminta jawaban.
Dan tanpa pikir panjang setelah memberi sebuah seringai licik, Draco langsung memajukan wajahnya dan mencium bibir Harry. Harry tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, kedua matanya membulat sempurna, dan tubuhnya mendadak membeku. Goyle dan Crabbe terkejut bukan main, Ron terdiam tidak bisa bereaksi, Hermione jelas ingin memukul kepala Draco dengan buku di tangannya sekarang juga namun rasa terkejut lebih mendominasi. Dan semua orang yang melalui mereka berhenti seketika, benar-benar tidak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang. Bahkan untuk bernapas saja mereka sampai lupa. Namun dengan segera Harry mendapatkan kembali kesadarannya.
Plak!
"Hei! That's hurts! Moron!" teriak Draco setelah mendapatkan satu tamparan langsung di pipinya dari Harry.
"Peduli setan!" teriak Harry dengan tatapan tajamnya dan kemudian segera melalui Draco diikuti dengan Ron dan Hermione yang kebingungan tidak tau harus bicara apa. Bahkan untuk membalas tatapan tajam Draco saja mereka lupa.
Draco yang masih memperhatikan Harry dari belakang meringis sambil memegang pipinya yang sudah memerah. "What's my fault?"
Crabbe dan Goyle yang menatapnya iba seolah berkata, 'luar biasa kau masih menanyakan hal itu, sobat'.
"Harry!" Hermione dan Ron terus saja berusaha memanggil Harry, namun sepertinya teman berkacamata mereka itu sedang tidak mau diajak bicara.
"Damn!" Harry tiba-tiba berteriak frustrasi membuat kedua sahabatnya akhirnya memilih untuk diam dari pada berurusan dengan Harry yang sedang marah. Harry kemudian mempercepat langkahnya dan meninggalkan Ron dan Hermione dengan wajah merah entah karena marah atau malu.
"Kita tidak ikut?" tanya Ron hati-hati.
"Kau boleh pergi jika kau yakin bisa menghadapi Harry dengan segala kutukannya," balas Hermione dan segera balik badan menuju perpustakaan, tujuan pertama mereka. Dan Ron lebih memilih untuk mengekori Hermione, daripada harus berhadapan dengan seorang Harry Potter yang sedang marah.
Harry yang masih belum bisa berhenti mengutuk Draco bahkan tidak mempedulikan orang-orang yang menyapanya. Dan orang-orang yang awalnya ingin menyapanya langsung mengurungkan niat melihat wajah Harry yang seperti akan membunuh siapa pun yang mengganggunya. Separah inikah efek ciuman dari seorang Draco Malfoy?
"Draco Fucking Malfoy! Itu ciuman pertamaku!" teriak Harry tertahan. Sebenarnya Harry tidak terlalu mempedulikan siapa yang mengambil ciuman pertamanya, tapi mengingat kembali bagaimana Draco menciumnya tadi, Harry jadi ingin segera dibunuh oleh Pangeran Kegelapan sekarang juga! Bertemu dengan kedua orang tuanya dan menghantui Draco seumur hidupnya.
Dan makin menyebalkan saat Harry yang belum puas mengatakan sumpah serapahnya pada Draco, sepasang lengan menariknya ke dalam sebuah kelas yang kosong. Sumpah serapah Harry langsung berhenti saat melihat pelaku yang menariknya paksa. Orang yang sama yang membuatnya begitu frustrasi dari tadi.
"Apa lagi Mr. Mafoy?!" Harry benar-benar geram. Apalagi melihat seringai di wajah Draco yang masih terpatri rapi.
"Kau tidak perlu marah-marah juga kan,"
"Tentu aku perlu!" teriak Harry lagi namun Draco segera menutup mulutnya dengan telunjuknya.
"Kau ini teriak-teriak terus, tenang sedikit dong," balas Draco yang hanya di balas tatapan tidak peduli dari Harry namun seolah ingin membunuhnya. "seharusnya aku yang berteriak padamu, lihat!"
Draco memperlihatkan pipi kirinya yang memerah. Jejak tangan Harry tercetak jelas di sana. Namun Harry tidak peduli, itu bukan salahnya. Ia hanya refleks! Walau sedari dulu Harry benar-benar ingin menampar Draco. Sangat-sangat ingin.
"Lalu, kau ingin aku melakukan apa?" tanya Harry dengan malas. Menyembunyikan kegugupannya yang entah kenapa membuat jantungnya berdegup tidak karuan. Hei, Harry tidak sedang gugup karena berdiri begitu dekat dengan Draco kan?
"Kau masih bertanya? Kau membuat wajah tampanku jadi seperti ini," lagi-lagi Draco menunjukkan pipinya pada Harry, dan lagi-lagi Harry tidak peduli. Mencoba tidak peduli sebenarnya.
"Kau kan bisa mengobatinya sendiri, apa gunanya kau mempelajari sihir-sihir dan ramuan itu? Lagipula Hospital Wings buka duapuluh empat jam!" Harry tak habis pikir. "kena tampar saja kau negluh, apa lagi kalau kulemparkan semua kutukan-kutukan itu padamu,"
Draco hanya mencibir menanggapi perkataan Harry. "Tapi kau yang membuatku jadi seperti ini," Draco masih bersikeras. "setidaknya bertanggung jawablah sedikit!"
Harry mengernyit. Siapa yang salah di sini sebenarnya? Dia yang refleks menampar Draco atau Draco yang menciumnya hingga membuat Harry ingin membunuhnya saat itu juga?
"Malfoy, kau tidak pantas berkata seperti itu setelah dengan seenaknya mencuri ciuman pertamaku," ucap Harry penuh penekanan.
Draco mendengus. "Ciuman pertama? How lucky I am,"
Harry benar-benar ingin membawa Draco ke ketinggian tujuh ratus meter dan menjatuhkannya dari sana sehingga Harry bisa dengan puas menertawakan Draco yang terbaring di Hospital Wings.
"ugh! Lalu kau mau aku melakukan apa untukmu?" ucap Harry final. Ia hanya tidak mau berurusan dengan Draco Malfoy lebih lama lagi. Ingat, hanya itu, tidak lebih.
"Menurutmu apa yang pantas kau lakukan?" dan sepertinya Draco berpikir kebalikan dengan Harry. Karena ia ingin melihat wajah kesal Harry lebih lama lagi. Entahlah, sepertinya wajah kesal Harry yang menggemaskan menjadi candu bagi Draco.
'Merlin! Kutukan apa yang aku dapatkan sehingga aku harus bertemu dengan makhluk menyebalkan ini?! ' teriak Harry frustrasi dalam hati.
"Potty, apakah aku masih harus menunggu lama untuk mendapatkan obatku?" Harry benar-benar ingin menambah satu tamparan lagi pada wajah yang ada di depannya saat ini. "Potter?"
Tidak mau berlama-lama lagi berhadapan dengan makhluk paling menyebalkan ciptaan Tuhan ini, Harry akhirnya menyerah. Tanpa berpikir terlebih dahulu, Harry memajukan wajahnya sehingga ia bisa mengecup pipi Draco di tempat yang ia tampar sebelumnya. Harry kemudian menatap Draco yang tiba-tiba hanya diam tanpa bicara dengan malas. "Sudah kan," dan setelahnya segera meninggalkan Draco yang masih mencerna apa yang barusan terjadi. Takut jika Draco menyadari jika wajahnya mendadak memanas.
Draco masih memproses apa yang dilakukan Harry padanya, entah kenapa otaknya begitu lemot sekarang. Ia memegang pipinya yang tadi diberi sebuah kecupan oleh Harry. Ya, kecupan. Seorang Harry Potter memberinya kecupan yang begitu manis dengan tatapan sinisnya.
Draco segera menyusul ke luar kelas dan melihat punggung Harry yang masih belum jauh. Sebuah senyum di sudut bibir Draco mengembang melihat leher Harry yang memerah dari belakang.
Hm, sepertinya seorang Draco Malfoy baru saja menemukan hobi baru. Sesuatu yang lebih menyenangkan dari pada membuat pemuda Potter itu kesal. Tidak apa kan, jika Draco mengklaim bahwa hanya ia saja yang boleh mencicipi bibir manis Harry?
Tidak boleh?
Hm, Draco tidak peduli, jika dia bilang Harry adalah miliknya, maka dia tidak peduli apa kata orang-orang.
Ya, sepertinya keusilan Draco untuk mencium Harry membawanya pada hal yang lebih besar.
Kiss — Completed
