Title : Summer Love

Genre : Romance

Rating : T

Words : 2k+


Ini adalah musim panas ketujuh belas bagi Harry, namun ia tetap tidak terbiasa. Lebih menjengkelkan lagi saat kedua orang tuanya malah meninggalkannya sendirian di rumah karena alasan pekerjaan. Dan Harry berani bertaruh semua tabungan yang ia miliki sekarang bahwa Ayah dan Ibunya hanya akan bekerja sekitar dua hari dan kemudian liburan selama dua minggu.

Memang nilai Harry sedikit menurun akhir-akhir ini, tapi bukan berarti dia tidak bisa menikmati liburan musim panas kan? Ia begitu bosan di rumah.

Harry menatap jam dinding yang kini sudah menunjukkan pukul satu siang. Ia ingin makan eskrim, namun ia terlalu malas untuk keluar rumah di tengah teriknya matahari ini. Memang musim panas tidak terasa lengkap tanpa eskrim, tapi jika untuk mendapatkan sebuah eskrim maka ia harus berjalan kaki ke supermarket, Harry dilema.

Setelah hampir sejam terdiam hanya untuk berpikir, Harry akhirnya memutuskan untuk ke supermarket. Ia segera mengambil topi dan melangkahkan kakinya menuju supermarket.

Sayang, di siang yang terik ini Harry masih harus menguji kesabarannya. Tepat saat ia melewati rumah tetangganya, sang pemilik rumah menyambutnya dari depan pintu.

"Hey, Pottah, sedang cari angin ya,"

Harry menghentikan langkahnya dan memutar mata malas mendengar suara yang sudah pasti ia tidak akan salah tebak. Dengan malas Harry menengok ke samping dan langsung berdecak sebal melihat tetangga kesayangannya. Harry yang hanya berdiri di depan gerbang kediaman Malfoy membalas sapaan Draco dengan tatapan tajam.

Draco menampilkan seringainya. "Oh, pasti melelahkan sekali berjalan di tengah musim panas ini, sayang aku tidak bisa memberimu tempat berteduh yang lebih layak dari rumahmu," Draco jelas ingin membuat Harry kesal.

Kalau saja tidak ada gerbang yang membatasi mereka, mungkin Harry sudah melepaskan tinjunya pada wajah menyebalkan –namun tampan- milik Draco. "Oh, Malfoy, bisakah sehari saja kau tidak menggangguku? Aku bahkan hanya lewat di depan rumahmu!" ucap Harry berkacak pinggang menatap tajam Draco.

Reaksi Harry hanya membuat seringai Draco makin mengembang. "Ayolah Potter, anggap saja jika aku adalah seorang baik hati yang selalu mau berbicara denganmu," ya, sebenarnya Draco juga merasa sedikit kasihan melihat Harry yang masih berdiri di bawah teriknya matahari siang ini.

"Sungguh baik hati dirimu, wahai Mr. Malfoy yang terhormat," balas Harry sarkas, "dan sekarang biarkan rakyat jelata ini untuk menarik diri dari hadapanmu,"

Draco tertawa puas. "Sungguh sopan, kau boleh pergi sekarang," kata Draco setelah melihat Harry yang sudah hampir hangus berdiri terlalu lama di depan rumahnya.

Baru saja Harry ingin mengambil langkah kembali, tiba-tiba ada hal yang menarik perhatiannya.

Meow ~

Harry langsung berhenti dan mencari asal suara, hingga akhirnya ia sadar jika suara menggemaskan yang baru saja ia dengar berasal dari kediaman Malfoy.

Harry memandang Draco bingung, dan Draco memandang Harry lebih bingung lagi.

Meow ~~

Harry menolehkan kepalanya ke arah kaki Draco dan langsung berteriak girang saat melihat seekor kucing berbulu seputih salju tengah mengelus kaki Draco. "Oh My! Dia menggemaskan sekali!"

Harry langsung berlari membuka gerbang rumah Malfoy dan dengan bersemangat menghampiri kucing tersebut. Ia segera membawa anak kucing manis itu ke pelukannya. Draco yang menyaksikannya hanya mendesah malas. Kalau tau anak kucing itu akan menarik perhatian Harry, akan lebih baik jika ia tidak menahan Harry tadi.

"Malfoy! Sejak kapan kau memelihara seekor anak kucing?" tanya Harry dengan perhatian masih belum lepas dari kucing yang sekarang sudah nyaman di pangkuannya.

"Luna," jawab Draco malas, "dia membawa salah satu kucing peliharaannya kemarin dan dengan seenaknya saja meninggalkannya padaku. Tck, dia pikir rumahku penangkaran hewan apa,"

"Malfoy, siapa namanya?" tanyanya Harry lagi setelah Draco baru selesai menjawab.

"Ashley," jawab Draco singkat.

Harry mengangguk tanda mengerti. Sedang ia masih sibuk mengelus bulu kucing bermata sama dengannya itu hingga mengacuhkan Draco. Draco mendengus tidak percaya. Benarkah seekor kucing bisa membuat Draco terlupakan begitu saja? Bahkan Harry sama sekali tidak menanggapi saat Draco mengatainya terlalu kekanak-kanakan.

Namun untuk beberapa saat, entah kenapa Draco tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah exited Harry. Dan Draco tau sekarang kenapa orang-orang memanggil Harry itu menggemaskan. Cukup lama hanya diam menatap, Malfoy junior itu mengernyit dengan isi pikirannya sendiri. Draco segera menggelengkan kepalanya menghilangkan semua pemikiran gila yang tiba-tiba datang.

"Malfoy, kau tidak apa-apa?" tanya Harry kebingungan dengan tingkah aneh Draco.

"Ah, eh, ya, tidak apa-apa," balas Draco kembali berusaha kalem. "Oh iya, dia belum makan siang, mau menemaninya makan, Potter?"

Harry speechless untuk beberapa saat. Apa seorang Draco Malfoy tadi bicara padanya? Atau ia cuma salah dengar? Harry yakin jika ada yang salah dengan cara bicara tetangganya ini.

Dan Draco juga bingung dengan perkataannya sendiri. Tidak percaya jika ia baru saja menawari Harry untuk menemani Ashley dengan nada yang begitu bersahabat. Ini benar-benar bukan gaya Draco. "Ehem! Maksudku, aku selalu kesulitan menyuruh kucing itu makan, jadi aku menyerahkan tugas makan siangnya hari ini padamu. Anggap saja ini latihan jika nanti kau berminat bekerja di keluargaku," ucap Draco segera berbalik dan memasuki rumahnya.

Harry hanya angkat bahu dan segera menggendong Ashley membawanya masuk mengikuti Draco. Sebenarnya sih dia tadi mau protes dengan perkataan Draco, tapi nanti dia malah tidak jadi bermain lebih lama dengan Ashley.

"Tempat makannya di sana," tunjuk Draco pada sebuah tempat makan hewan di sudut ruangan. "dan makanannya ada di bawah meja dapur,"

Harry mengangguk mengerti dan segera menuju dapur setelah mengambil tempat makan Ashley. Dengan masih menggendong Ashley. Sepertinya Harry tidak berniat melepaskan Ashley barang sebentar saja. Sampainya di dapur, Harry segera mengisi tempat makan Ashley.

"Ayo Ashley, ini saatnya makan siang," Harry kembali menggendong Ashley dan membawanya ke ruang depan. Duduk di lantai dan membiarkan Ashley memakan makanannya.

Draco yang tadinya hanya sibuk memperhatikan TV kini teralihkan pada Harry yang berada tidak jauh darinya. Ia mendengus melihat Harry yang dengan asyiknya malah mengajak Ashley bicara. "Benar-benar seperti anak kecil," komentarnya yang hanya dibalas dengan cibiran oleh Harry.

"Ashley, apakah kau mengenal tuanmu yang sekarang? Ya, Draco Malfoy. Hati-hati dengannya, ada banyak rumor buruk tentang dirinya. Dan percayalah jika dia adalah orang paling menyebalkan di dunia, tidak ada yang bisa mengambil tempatnya sebagai Ferret paling menjengkelkan,"

Draco membulatkan matanya mendengar penghinaan tidak langsung itu. Harga dirinya terluka sebagai Perfect Prince. "Oh, Potter, menyebarkan rumor tentangku pada seekor kucing? Pintar sekali kau," kata Draco yang langsung membuat Harry mencibir padanya. Draco balik mencibir dan kemudian mengalihkan perhatiannya kembali pada TV. Mencoba tidak peduli lagi.

Namun bicara tidak semudah melakukannya. Buktinya, Draco masih saja mencuri pandangannya pada Harry yang kini sudah membawa Ashley ke pangkuannya. Untuk sesaat, Draco yang melihat Harry dengan senyum lebar menghiasi wajahnya dan pipi yang sedikit kemerahan merasa terkagum. Entahlah, Draco juga tidak tau apa yang membuatnya terkagum. Namun sepertinya hal itu membuat Draco lagi-lagi tidak bisa berhenti menatap pada Harry. Dan kebetulan sekali Harry menyadari hal itu.

"Malfoy?" panggil Harry membuat Draco terbangun dari lamunannya dan segera memalingkan wajahnya dari Harry. Sepertinya ia salah tingkah karena tertangkap basah memperhatikan Harry terus. Harry bingung namun tidak peduli, kemudian berdiri –dengan masih menggendong Ashley, memilih duduk di sofa di samping Draco.

"Malfoy, bolehkah aku membawa Ashley ke rumahku?" tanya Harry dengan wajah yang begitu berharap. Dan Draco mendadak jadi kikuk ditatap dengan wajah menggemaskan Harry. "Malfoy?"

"Tapi kalau Loony sampai tau jika aku menelantarkan kucingnya, dia mungkin akan mengisi kamarku dengan semua hewan peliharaannya yang aneh-aneh," jawab Draco mencoba menenangkan dirinya dan memilih menatap pada TV yang masih menyala.

Harry mem-poutkan bibirnya cemberut. Draco mengutuk dirinya sendiri saat menangkap pemandangan menggemaskan itu walau hanya sepersekian detik. "Malfoy, please," minta Harry sangat. Dan masih belum sadar jika wajah imutnya dengan puppy eyes itu membuat Draco benar-benar ingin memakannya. "Hanya hari ini, aku janji. Lagipula aku adalah sahabat Luna, dia tidak akan keberatan. Please Malfoy, aku cukup kesepian di rumah. Boleh ya..."

"Arrgh!" Draco mengacak rambutnya frustrasi sambil berteriak membuat Harry kaget. Draco menatap Harry tajam dan mendekatkan wajahnya. "Bisakah kau berhenti membuat wajah itu? Kau meminta izin untuk membawa Ashley atau sedang meminta agar aku segera memakanmu? Kau ini menggemaskan sekali!"

Hening. Harry terdiam di tempatnya, tidak peduli lagi pada Ashley yang sudah melompat dari gendongannya. Dan Draco juga ikut membeku mendengar ucapannya sendiri. Apa kata yang cocok untuk menggambarkan suasana ini? Canggung? Ini bahkan lebih parah.

"A-ah, itu... m-maksudku.." Draco mendadak gagap. Ia segera memalingkan wajahnya dari Harry. Draco yang masih kesulitan mencari kata-kata sesekali mecuri pandang pada Harry yang kini sedang memperdalam lidah topinya seolah ingin menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Tunggu.

Memerah? Apakah Draco tidak salah lihat? Seorang Harry Potter memerah menahan malu. Dan itu menggemaskan!

Draco kembali memutar tubuhnya menghadap Harry. "Um, aku tidak sepenuhnya ingin mengatakan hal itu, tapi.." Draco menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "a-aku tidak sepenuhnya bohong juga sih,"

Harry tidak tau harus menanggapi apa. Jantungnya mendadak bekerja lebih cepat dan membuatnya kesulitan bicara. Tidak aneh sebenarnya bagi remaja seperti mereka bicara tentang hal ini, tapi entah kenapa, suasananya sedikit, um, aneh?

"B-begitu ya," ucap Harry mencoba untuk tetap tenang.

Draco yang sebenarnya merasa terganggu dengan topi yang menutupi wajah Harry mengangkat tangannya melepaskan topi Harry. Harry terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Draco, sontak mengangkat kepalanya dan malah berakhir bertatapan langsung dengan manik silver Draco.

'Goddamnit,' umpat Draco dalam hati karena sepasang mata sewarna zamrud itu menatapnya. Ah, sekarang Draco akui jika kata indah saja tidak cukup untuk menggambarkan mata itu.

"Harry," panggil Draco pelan dan entah sejak kapan wajahnya pun sudah ikut memerah. Harry kembali bingung dengan kedua tangan Draco yang sudah menangkup wajahnya. Dan kebingungan itu langsung diganti dengan keterkejutan karena Draco yang tiba-tiba mencium bibirnya.

Dan tentu saja jika menyangkut ciuman seorang Draco Malfoy, maka susah untuk menolak. Buktinya, Harry membiarkan Draco melumat bibirnya dan dengan senang hati membuka mulutnya saat lidah Draco terus saja menjilati bibir bawahnya. Harry membalas dan ikut bermain dengan lidah Draco yang berada di dalam mulutnya dengan kikuk membuat Draco terkekeh. Bukannya meremehkan, tapi hanya gemas.

Merasa butuh pasokan oksigen, Harry mendorong tubuh Draco menjauh. Draco yang mengerti akhirnya melepas ciuman panas mereka membuat benang saliva terjalin dan akhirnya terputus. Ciuman yang luar biasa bagi Draco. Belum pernah selama ini ia mencium seseorang dan malah berakhir gugup dengan wajah memerah. Hanya Harry yang bisa membuatnya segugup ini. Padahal ini hanya sekedar ciuman, namun ia seolah baru saja mendapatkan jackpot.

Draco menatap Harry yang menunduk dengan wajah yang sudah memerah hingga ke lehernya. Draco dengan susah payah menahan dirinya agar tidak memakan Harry yang terlihat begitu menggemaskan di depannya saat ini juga. Ah, sudah berapa kali Draco mengatakan jika Harry itu menggemaskan?

"Em– a-aku, tadi itu hanya... kau tau, efek cuaca panas," ucap Draco gagap memberi alasan.

Harry mengangkat bahunya mencoba terlihat tenang. "Y-ya... tentu saja. Cuaca panas ini memang membuat orang jadi kesulitan berpikir,"

Draco yang tidak bisa melepaskan pandangannya dari Harry kemudian menyeringai. Sepertinya Draco Malfoy telah kembali. Draco kembali memajukan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada Harry. "Hm, and you make this summer getting hotter," ucapnya dengan seringai terlukis lebar di wajahnya.

Harry sudah tidak bisa memerah lagi karena wajahnya sudah sepenuhnya memerah sekarang. Draco tidak bisa menyembunyikan tawa gemasnya melihat tingkah Harry. Draco kembali menangkup wajah Harry dan mendekatkan wajahnya menghapus jarak antara keduanya. Bersiap kembali mencium Harry sebelum–

Meow ~

–Ashley tiba-tiba melompat dari atas sofa dan terjun ke arah Harry. Draco yang kaget dengan kedatangan Ashley mengutuk anak kucing tak bersalah itu dalam hatinya. Sedang Harry yang juga terkejut kemudian mengangkat Ashley dan membiarkan kucing putih itu bergelut manja di pangkuannya.

Harry terkekeh geli karena tingkah Ashley, berbeda dengan Draco yang memandang kucing titipan sepupunya itu dengan tajam seolah hewan itu adalah musuhnya. Dan lebih menyebalkan lagi karena Harry sekarang sudah tidak mempedulikannya, sibuk bermain dengan Ashley.

Draco mendengus dan kemudian mengalihkan perhatiannya pada TV yang sempat terabaikan. Namun Draco masih saja mencuri pandang pada Harry yang masih sibuk bermain dengan Ashley.

Kesal masih tidak diperhatikan oleh Harry, Draco akhirnya sudah tidak tahan. Ia segera mengambil Ashley hingga Harry memberi protes pada Draco, namun pemuda Malfoy itu tidak mempedulikannya dan meletakkan Ashley ke bawah.

"Malfoy!" Harry menatap Draco kesal, "apa yang kau lakukan? Mengusir Ashley?"

Draco hanya mencibir. "Kucing itu menyebalkan. Dan bagaimana mungkin kau langsung mengacuhkanku bahkan setelah ciuman itu!"

Harry menghela napas panjang. "Lalu aku harus apa? Kau yang tiba-tiba menciumku dan malah menggodaku setelahnya," balas Harry yang mendadak cemberut. "Lebih baik aku bermain seharian dengan Ashley dari pada harus meladenimu,"

"Oh, begitu," Draco menatap lurus pada manik emerald Harry yang masih terlihat kesal. "Kau ingin bermain dengan Ashley seharian?" Harry mengangguk, "tapi maaf, aku tidak bisa membiarkan Ashley keluar dari rumahku,"

Baru saja Harry ingin melayangkan protesnya, Draco tiba-tiba mendorong tubuhnya hingga mau tidak mau ia harus berbaring di sofa. Dengan Draco berada di atasnya tentu saja. Harry mendadak gugup melihat tatapan tajam seorang Malfoy padanya. Draco mendekatkan wajahnya dan berbisik pada Harry, "Jika kau ingin bermain dengan Ashley seharian, akan lebih mudah jika kau tidak keluar dari rumahku. Dan aku akan membuatmu tinggal lebih lama,"

Harry menutup matanya rapat saat Draco mulai mencium bibirnya. Dan Draco tersenyum di tengah ciuman mereka saat Harry sudah mengalungkan lengannya pada pundak Draco dan malah kembali menarik Draco saat Malfoy itu ingin melepas ciuman mereka. Ya, sepertinya hal ini tidak buruk juga.

Ini mungkin akan menjadi musim panas yang tidak akan terlupakan oleh keduanya. Dan juga, mungkin musim panas terpanas bagi mereka. Dasar remaja.

Meow~

Ashley mencoba memanggil mereka berdua sambil duduk tenang di atas meja. Draco yang tidak mau berbagi Harry langsung menggendong Harry ke kamarnya tanpa melepaskan ciuman mereka. Meninggalkan Ashley yang masih saja mengeong. Draco hanya tertawa puas di dalam hatinya. Tapi sepertinya Draco tetap harus berterimakasih pada anak kucing itu karena telah membawa Harry padanya. Seperti Santa di musim panas saja.


Summer LoveCompleted