Title: Summer Nights

Genre: Romance

Rate: T

Words: 507


Harry tidak tahu apakah dia menyukai musim panas atau tidak. Sejak mengetahui bahwa dirinya penyihir, tentu Harry lebih memilih hari sekolah dari pada menghabiskan musim panas bersama keluarga Dursley. Tetapi dia juga menikmati menghabiskan sisa liburannya bersama keluarga Weasley dan juga Hermione.

Sekarang, hal yang membuat Harry sulit mengatakan bahwa dia menyukai musim panas namun juga membencinya adalah Draco Malfoy. Sejak Harry dan Draco mulai berkencan Draco sering menginap di kediaman Black dan Harry juga sering menginap di Malfoy Manor. Harry menyukainya, tentu saja. Namun, masalahnya adalah suhu panas yang menyebalkan ini.

Draco benci dengan suhu panas, apalagi jika sedang tidur. Harry terus mencoba untuk menyelinap ke dalam pelukan Draco tetapi dia terus saja didorong karena pemuda Malfoy itu merasa kepanasa.

Suhu tubuh Harry memang sedikit lebih hangat dan Harry sendiri juga tidak terlalu suka jika udaranya terlalu panas saat tidur. Tapi bukankah wajar jika dia menginginkan pelukan kekasihnya saat tertidur?

Malam ini pun, Harry mencoba memeluk Draco yang sudah tertidur lelap di sampingnya. Namun, sudah dapat dipastikan jika Draco lagi-lagi mendorongnya menjauh.

Harry yang kesal kemudian bangkit. Dia duduk di tepian kasur dan tersenyum jahil. Sepertinya udara panas membangkitkan sisi kejam Harry.

Dengan perasaan yang masih dongkol, tanpa pikir panjang lagi Harry segera menyalakan penghangat ruangan. Harry tertawa kecil saat mendapati Draco menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya.

Draco akhirnya menyingkap selimutnya dan langsung terduduk. Netra kelabunya langsung menemukan Harry mencibir ke arahnya.

Draco menepuk-nepuk belakang lehernya karena kepanasan. Wajah Harry mulai memanas saat Draco membuka piyamanya yang sudah basah karena keringat. Harry cukup bersyukur telah mengerjai Draco.

"Kau menyalakan penghangat ruangan?" Draco menatap Harry dengan mata yang masih mengantuk.

"Hm, aku kedinginan," jawab Harry tak peduli dan kembali berbaring membelakangi Draco.

"Sekalian saja kau tidur di depan perapian sana," balas Draco terdengar jengkel. Ia makin kesal lagi karena Harry mengacuhkannya.

Draco mendengus dan kemudian memaksa Harry untuk menatapnya. Harry berkali-kali mendorongnya, tapi Draco tidak melepaskannya semudah itu. Ia mengunci kedua lengan Harry dan menatap lurus pada manik hijaunya.

"Biar aku tolong kalau kau memang kedinginan," ucap Draco dan langsung mencium Harry yang tidak bisa apa-apa di bawahnya.

Udara malam ini sudah terlalu panas sehingga Draco tidak perlu memulai ciumannya dengan manis. Ia tidak perlu repot-repot lagi menahan Harry, karena kekasihnya pun sudah menyerah dalam ciumannya.

Ciuman ini adalah ciuman yang begitu lama dan tentu saja, sangat panas. Draco bahkan bisa merasakan jika keringatnya bercucuran dan membasahi piyama Harry. Ia juga tidak lupa memberikan sebuah kiss mark di perpotongan leher Harry setelah mengakhiri ciumannya.

"Bagaimana? Sudah tidak kedinginan lagi?"

Harry mengangguk dengan wajah yang sudah sepenuhnya memerah. Draco bisa melihat rona merah itu dengan jelas karena cahaya bulan yang menerobos masuk melewati jendela.

Tersenyum tipis, Draco memberikan kecupan ringan pada Harry dan menyingkir kembali ke tempat tidur. "Sekarang matikan penghangat ruangannya dan kembalilah tidur."

Harry mengangguk dan segera mematikan penghangat ruangan seperti yang diperintahkan Draco. Ia tersenyum lebar saat kembali naik ke kasur. Dengan perasaan puas, Harry langsung memeluk Draco dari belakang begitu erat, hingga Draco lagi-lagi mendorongnya menjauh karena kepanasan. Sungguh malam musim panas yang menyebalkan.


Summer NightsCompleted