Title: Love in the Library

Genre: Romance, friendship

Rate: K+

Words: 960


.

Harry sibuk mengelilingi perpustakaan Hogwarts untuk mencari buku-buku bacaan yang bisa membantunya di ujian mendatang. Sesekali ia menggunakan kotak yang tersedia untuk membantu mengambil buku di rak yang cukup tinggi. Namun, ketika hanya perlu mengambil satu buku lagi, Harry segera mendorong kotak itu menjauh.

"Astaga, kalau memang tidak sampai, ya pakai saja, dasar pendek."

Harry menghela napas. Dia ketahuan ternyata. Ia berbalik dan menatap Draco malas. "Terima kasih untuk sarannya, Tuan Tiang Listrik," balas Harry sarkas. Kembali mengambil kotak tadi dan menaikinya.

Draco mendengus mendengar balasan Harry. Tetap kesal walaupun ia tidak tahu apa itu tiang listrik.

Masih belum puas dengan candaannya, Draco menyeringai saat Harry masih kesulitan untuk mengambil buku yang diinginkannya. Secepat kilat, Draco berjinjit untuk mengambil buku itu lebih dahulu. Segera mencibir kepada Harry saat buku tersebut sudah berada di tangannya.

Harry terperangah. Ia mendengus dan memaksakan tawanya. "Oh, menyenangkan sekali, Malfoy."

"Tentu saja!" seru Draco bangga.

"Baiklah, sekarang berikan buku itu padaku," kata Harry sambil berusaha mengambil buku yang dipegang Draco dan tentu saja ia tidak mendapatkannya.

Draco terus menghindari Harry yang mencoba mengambil bukunya. "Memohonlah untuk mendapatkannya," Draco memberi penawaran.

"Kau pasti bercanda," kata Harry kesal, "lebih baik aku pergi daripada memohon kepadamu."

Draco tersenyum puas saat Harry pergi melewatinya dengan raut kesal. "Bilang lagi padaku jika kau kesulitan mengambil buku, Harry Pendek Potter!"

Harry mengepal kedua tangannya dengan wajah yang sudah memerah. "Sialan, Malfoy sialan!" teriak Harry tidak peduli lagi jika dia sedang berada di perpustakaan.

Besoknya, Harry bersikeras memaksa Ron untuk ikut ke perpustakaan bersamanya. "Kumohon, bantu aku," rengek Harry menarik-narik lengan Ron.

"Aku malas, Harry," tolak Ron sambil menenggelamkan tubuhnya di sofa asrama.

Harry berdecak kesal. "Ayolah, aku tidak mau pergi ke sana sendirian."

"Kau sudah sering ke perpustakaan sendirian. Apa masalahmu sekarang?"

Harry menghela napas. "Aku tidak mau bertemu Malfoy di sana."

"Kalau begitu berharap saja dia tidak akan datang," ucap Ron tidak peduli sama sekali.

Harry menyerah, dengan perasaan kesal ia meninggalkan ruang asrama dan pergi menuju perpustakaan.

Harry melihat sekeliling perpustakaan dan tidak menemukan pemuda Slytherin berambut pirang itu di mana-mana. Harry menghela napas lega dan segera mencari buku-buku yang ia perlukan.

Sebuah buku terletak di rak yang cukup tinggi. Harry bisa menjangkaunya, sebenarnya. Dengan berjinjit maka Harry sudah mendapatkan buku itu, tetapi hanya jika Draco tidak lebih dahulu mengambilnya.

Harry menyimpan semua kata-kata kasarnya dan menatap tajam ke arah Draco. Pemuda yang ditatap hanya tersenyum puas. Merasa menang.

"Apa? Kau mau buku ini?" Draco mengayun-ayunkan buku yang baru saja diambilnya di depan wajah Harry.

Harry menarik napas dalam sebelum bicara. "Ya, berikan padaku. Sekarang."

"Tapi, tidak asyik kalau aku langsung memberikannya padamu, 'kan?"

"Lalu apa maumu?" tanya Harry malas.

Draco tersenyum makin lebar. "Aku sudah bilang kemarin. Memohonlah padaku, Harry Potter."

Sekali lagi Harry memastikan jika tidak ada lagi buku lainnya di rak. Harry bersiap-siap untuk melayangkan pukulannya pada Draco. "Berhenti bermain-main dan berikan buku itu padaku!"

Draco mencibir. "Tidak mau! Dan beritahu aku jika kau kesulitan mengambil buku lagi, Pendek!" Tanpa menoleh ke belakang, secepat kilat Draco meninggalkan Harry yang masih marah.

"Sialan, seharusnya langsung kupukul saja dia," Harry mengeram marah.

Harry memilih untuk menyerah hari ini. Mungkin ia harus menunggu hingga buku lainnya selesai dipinjam, jadi Harry langsung saja menghampiri petugas perpustakaan untuk mencatat buku yang akan dipinjamnya.

Setelah urusannya selesai, Harry bersegera ingin keluar dari perpustakaan. Namun, sebuah buku menarik perhatiannya. Buku yang tadi dicari-carinya dan berhasil di dapatkan oleh Draco kini terisa satu di atas meja.

"Oh! Apakah buku ini ada yang meminjam?" tanya Harry pada petugas perpustakaan.

Menggeleng, petugas itu menjawab. "Tadi Malfoy mengambilnya tetapi dia tidak meminjamnya. Dia bilang mungkin akan ada yang meminjam, makanya dia letakkan saja di sana."

Harry terdiam untuk beberapa saat. "Ah, begitu ya," balas Harry ringan. Ia kemudian mengambil buku tersebut dan meminjamnya. Aneh, pikirannya tiba-tiba saja dipenuhi oleh Draco Malfoy. 'Dasar, kalau tidak mau baca, berikan padaku dari awal.'

Kunjungan seterusnya Harry ke perpustakaan tidak ada bedanya. Ia selalu bertemu dengan Draco. Saat Harry kesulitan mengambil sebuah buku, maka Draco akan lebih dahulu mengambilnya. Saking seringnya hal ini terjadi, dia tidak bisa lagi marah-marah dan kesal atas perbuatan Draco.

Contohnya saja hari ini. Harry lagi-lagi mengambil buku dari rak yang tinggi. Baru saja ia mulai berjinjit, Draco sudah lebih dahulu mengambil buku tersebut. Tanpa basa-basi dan tanpa seringai di wajahnya, Draco memberikan buku itu kepadanya. Harry pun menerima buku itu seolah hal ini memang wajar.

"Thanks," ucap Harry kepada Draco yang dibalas dengan anggukan ringan. Pemuda Slytherin itu kemudian kembali berkumpul bersama teman-temannya.

Di belakangnya, Ron dan Hermione tidak bisa berkomentar tentang kejadian yang baru saja terjadi. Keduanya saling pandang dan bergantian memandang Harry dengan bingung.

Sadar dengan tatapan kedua sahabatnya, Harry ikut merasa bingung. "Apa?"

"Itu ..." Hermione kesulitan mencari kata-kata. "Apa yang barusan itu? Malfoy sampai pergi ke sini hanya untuk membantumu mengambil buku?"

"Well, tidak seaneh itu, 'kan?" balas Harry yang makin membuat keduanya sahabatnya bingung.

"Bukankah kau yang bilang jika bertemu Malfoy di perpustakaan itu sangat menyebalkan?" Giliran Ron yang bertanya.

"Itu sudah tiga minggu yang lalu."

"Lalu apa yang terjadi selama tiga minggu itu?" tanya Ron kebingungan. Sudah lama ia tidak datang ke perpustakaan dan inilah yang sekarang ia dapatkan. Sahabatnya dan Draco Malfoy bertingkah seperti ... bukan teman tetapi hubungan yang lebih spesial.

Harry mengingat-ingat apa saja yang terjadi selama tiga minggu terakhir ini. "Ya, dia memang menyebalkan pada awalnya. Setiap kali aku kesulitan mengambil buku, Draco ... maksduku, Malfoy akan mengambil buku itu duluan dan membuatku kesal. Dan mungkin karena sudah kebiasaan, jadi dia tanpa sadar melakukannya tanpa ada niatan untuk menggangguku. Dia aneh, 'kan?"

Hermione menggeleng. "Tidak. Kau juga aneh, Harry." ucapnya sambil menunjuk pada buku di tangan Harry yang tadi diberikan oleh Draco. "Kita hanya membutuhkan buku-buku dari rak bawah. Kau sama sekali tidak membutuhkan buku itu."


.

Love in the Library — Completed