SWORD AND SHIELD
Chapter 5 : Kekuatan untuk Melindungi - Pedang (Ichigo's POV)
Genre : Romance, Friendship, Slice of Life
Rating : T
Setting : Canon
JLEB.
Aku merasakan dadaku tertusuk pedang dari shinigami perempuan dihadapanku, namun tidak ada setetes darah pun yang keluar dari tubuhku. Dibanding rasa sakit saat merasakan pedang menembus tubuhku, justru aku merasa sesuatu sedang bergejolak di dalam tubuhku. Saat aku tersadar, rohku telah keluar dari badanku. Aku sudah mengenakan shihakusho hitam lengkap dengan sebilah pedang besar yang ada dalam genggaman tangan kananku.
Dengan kekuatan baru yang aku dapatkan ini, hidupku yang awalnya hanya sebagai murid SMA biasa pun berubah. Aku harus menghadapi monster-monster besar pemakan jiwa manusia yang sudah meninggal. Lencana kayu yang nampak seperti hiasan biasa ini menjadi barang yang selalu tersimpan di saku celanaku, bersiap untuk serangan yang bisa datang kapan saja.
Kekuatan yang aku gunakan untuk melindungi orang. Melindungi orang-orang terdekatku. Melindungi orang-orang yang aku sayangi.
Aku terkejut saat sesosok hollow Acidwire datang menyerangku saat aku berada di kamarku. Aku berhasil menepisnya dan memotong sebagian dari topengnya. Makhluk besar itu pun pergi melarikan diri. Seharusnya aku merasa tenang saat monster itu pergi, tapi hatiku mengatakan bahwa aku sebaiknya mengikuti kemana arah perginya. Aku mendapat prasangka buruk mengenai hal ini.
Dugaanku benar. Hollow itu menuju apartemen yang ditempati oleh Inoue.
Tubuhku seakan membeku melihat pemandangan menyeramkan yang sedang terjadi di depan mataku. Sahabatku, Tatsuki tengah terkapar tak sadarkan diri. Sementara itu aku melihat dua sosok Inoue.
Dua?
Barulah aku sadar bahwa salah satu dari sosok Inoue adalah jiwanya yang sudah terlepas dari raganya, melihat rantai yang menjulur dari dadanya semakin menguatkan keyakinanku. Tunggu dulu, rantai itu bukankah-
Inoue telah meninggal!?
Hollow ini lah yang melakukannya. Disaat pikiranku masih belum bisa mencerna dengan sempurna apa yang terjadi saat ini, aku merasakan tubuhku dihantam oleh ekor dari hollow itu keluar dari apartemen hingga jatuh terpental ke jalanan. Amarahku mulai naik, memikirkan bagaimana salah satu temanku kehilangan nyawanya karena monster menyeramkan bertopeng itu.
Tidak lagi. Aku tidak akan membiarkan hal yang sama terulang lagi.
Sebuah fakta mengejutkan bahwa hollow yang menyerangnya dan juga Inoue serta Tatsuki adalah transformasi dari jiwa kakak laki-kali Inoue yang sudah meninggal, Inoue Sora. Perubahan wujudnya terjadi karena rasa amarahnya kepada adiknya yang sudah "melupakannya", membuatnya menyerang orang-orang yang menjadi alasan sang adik mulai lupa untuk berdoa untuknya yaitu aku dan Tatsuki. Amarah dan kesepian yang membuat wujudnya berubah menjadi sosok hollow.
Aku berusaha melawan meskipun beberapa kali tubuhku dilempar dan ditekan di tembok, namun melihat temanku yang jiwanya sedang terancam membangkitkan kekuatanku hingga berhasil memotong lengan dan ekor Acidwire itu. Aku berlari menuju Inoue dan menahan serangan hollow kakak laki-lakinya dengan pedangku. Namun kemampuanku masih kurang karena lagi-lagi tubuhku terpelantai. Saat aku mencoba bangkit, yang aku lihat adalah sosok hollow itu telah menggigit tubuh atas Inoue. Namun yang membuatku terkaget adalah Inoue justru memeluk hollow tersebut.
Sambil berurai air mata Inoue mulai bercerita kepada sang "kakak" bahwa dia bukan melupakannya, namun dia hanya ingin membagikan kebahagian kecil yang dia dapatkan dari teman-temannya. Dia ingin menunjukkan bahwa dia saat ini hidup dengan bahagia, dia baik-baik saja dan tidak ingin membuat kakaknya bersedih. Inoue Sora yang sudah menjadi hollow seakan menyadari perbuatannya, ia tahu bahwa adiknya hanya mencoba untuk membahagiakannya.
Sang kakak semakin terkejut saat aku berkata kepadanya bahwa Inoue selalu memakai jepit rambut pemberiannya. Seakan menjadi tamparan keras, hollow Inoue Sora melepaskan gigitannya dan Inoue pun terjatuh, terbaring lemah. Ditengah kekhawatiranku, Rukia datang dan memberitahuku bahwa Inoue masih bisa diselamatkan. Rasanya lega begitu mendengarnya, membuatku lebih tenang dari kekalutanku.
Hollow Inoue Sora yang menyesali perbuatannya memintaku untuk menghancurkan sisa topeng hollow yang masih ada, dia tidak ingin menyerang dan menyakiti adik perempuannya lagi. Meskipun terkejut namun sejujurnya permintaannya membuatku lega, Rukia juga menyetujui keputusan yang diambil oleh Inoue Sora. Rukia menjelaskan bahwa dirinya tidak akan kembali ke wujud manusianya, namun jiwanya akan "dimurnikan" dengan zanpakutou dan rohnya akan menuju ke Soul Society.
Satu sentuhan terakhir dan perlahan sosok hollow Acidwire dari Inoue Sora mulai menghilang. Inoue yang sedang terbaring menatap penuh kebahagiaan kepada "kakak laki-lakinya" yang juga memberinya tatapan penuh kasih sayang dan dan penyesalan kepada adik perempuannya. Satu ucapan perpisahan dan akhirnya monster tersebut menghilang.
Inoue akhirnya "kembali" berkat bantuan dari Urahara-san. Senang melihatnya kembali atau bahkan lebih ceria dari sebelumnya, meskipun tidak aku ungkapkan melalui kata-kata. Namun mataku tidak bisa berbohong, melihatnya tersenyum juga membuatku merasakan kebahagiaan tersendiri. Begitu hangat dan menyilaukan seperti sinar matahari.
Kami bertemu kembali dan berbincang sebentar, saling bertukar kabar menanyakan keadaan masing-masing. Terlihat bahwa Inoue sedikit gugup namun tidak membuatnya urung untuk mengucapkan terima kasih kepadaku. Terima kasih sudah datang menyelamatkanya, terima kasih sudah melindunginya, terima kasih karena telah membantu membebaskan jiwa kakaknya dari kebencian dan amarah, serta sebuah permintaan maaf karena membuatku terluka saat melawan hollow kakaknya.
"Syukurlah Kurosaki-kun baik-baik saja.", ucapnya yang sebenarnya justru lebih tepat jika akulah yang mengatakan hal itu kepadanya.
Kekuatan yang aku miliki, pedang yang aku genggam ini bukan semata-mata hanya "kelebihan" yang aku dapatkan untuk kepentinganku sendiri. Tetapi aku sadar bahwa dengan kemampuanku, aku dapat melindungi banyak orang. Kekuatan ini tidak hanya berasal dari diriku sendiri, tapi juga dari orang-orang di sekitarku.
Jika ada orang yang berani mengganggu orang-orang yang aku sayangi, maka mereka harus siap untuk berhadapan denganku dan merasakan kekuatanku.
Update lagi yeeey.
Setelah putar otak mikir kata-kata yang bagus, meskipun belum sempurna tetapi semoga bisa memuaskan minat baca para pembaca sekalian. Untuk chapter ini aku perlu riset sambil baca ulang biar gak terlalu melenceng dari jalan cerita yang asli. Aku mencoba biar masing-masing karakter tidak keluar dari sifat asli mereka. Chapter selanjutnya akan ditulis dari sudut pandang Orihime, cuma masih belum aku pilih yang cocok yang mana.
Setelah jalan beberapa chapter ini aku merasa hanya sedikit percakapan langsung yang terjadi karena memang tujuan awalku itu "menyuarakan" pikiran dari Ichigo dan Orihime. Selain itu harus cari cara agar tidak terlalu cringey saat menuliskan istilah dalam bahasa Jepang ke bahasa Indonesia tapi tidak terkesan terlalu formal.
Mungkin sekian dulu cuap-cuap kali ini. Silakan kirimkan saran, kritik, masukan, apapun itu yang dapat mendukung penulis supaya makin semangat menulis dan rajin update. Selamat membaca dan jangan lupa jaga kesehatan.
Salam.
Yukari.
