Si bungsu Hyuuga Hanabi mengucek matanya berulang kali saat mendengar kakaknya berteriak seperti orang kesurupan.
"Yeay! Aku diterima." Hinata memeluk kencang tubuh adiknya sambil menggoyangkan ke kiri dan ke kanan.
"Akh, Nee-chan! Bisakah kau berhenti? Kepalaku sakit." Hanabi memijit keningnya yang terasa berdenyut.
"Kau tidak bahagia? Kakak baru saja diterima di konoha airlines!! Konoha airlines Hanabi!" Hinata memandang kearah jendela seraya berhayal akan memakai seragam kebanggaan maskapai dibawah naungan Uchiha Group itu.
Betapa membanggakan bukan!
"Aku jadi tidak sabar."
"Selamat Nee-chan. Tapi bukankah kau harus memberitau ayah?"
"Ayah sedang di Otogakure. Apa aku mengirimkan pesan saja ya?" Gumamnya meminta pendapat.
"Kapan kau akan mulai bekerja?" Tanya gadis berambut cokelat.
"Aku harus menyiapkan semuanya seminggu lagi. Karena senin depan aku sudah mulai training!" Balas hinata menggebu-gebu.
"Aku akan membantu dirimu. Kebetulan tidak ada jadwal kuliah seminggu ini."
"Yeay, aku mencintaimu sayang!" Hinata kembali memeluk adiknya erat- erat dan mencubit pipi gembulnya.
]
Di pusat mall terbesar di konoha, Hinata ditemani Hanabi untuk membeli beberapa pasang baju formal serta sepatu untuk dipakai di masa training. Mereka memasuki beberapa store pakaian dan memilih dua untuk dicoba si sulung Hyuuga.
Drtt drrt
Bunyi ponsel berdering terasa dari dalam tas bahu milik Hinata. Ia segera merogohnya dan membuka panggilan itu.
"Moshi-moshi." Sapa Hinata diujung telepon.
"Hei Hinata. Ini aku Matsuri. Aku lihat dari storymu barusan, kau di terima di konoha airlines? Selamat ya!! Aku ikut bahagia~" celoteh gadis sebaya Hinata dari seberang telepon.
"Ah terima kasih Masturi-chan. Kau sendiri bagaimana?"
"Ak-aku... DITERIMA juga hehe."
"Se-serius? Aaa. Kalau begitu selamat untukmu. Berarti kita satu batch nanti!" Orang yang berlalu-lalang menoleh sekilas kearah hinata karena suaranya terdengar berisik.
"Ya semoga saja, tapi aku masih di Suna, mungkin lusa aku akan ke konoha, kau sedang sibuk? Kapan kita bisa bertemu Hinata?" Tanya antusias gadis berambut pendek.
"Aku free, hanya mengurus barang yang aku butuhkan nanti. Kabari aku kalau sudah tiba Matsuri-chan." Lanjut Hinata.
"Nee-chan." Panggil Hanabi memutar bola mata. Ia bosan menunggu, saat kakaknya tak kunjung mematikan telepon.
"Ano Matsuri-chan kita lanjutkan nanti saja. Aku sedang di luar bersama adikku, hehe."
"Baiklah kalau begitu sampai bertemu di tempat kerja!"
Tutut
Hinata menarik tangan adiknya untuk melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda, dengan senyuman secerah mentari ia lanjut menyusuri mall tanpa lelah.
]
Sebuah mobil porsche panamera berwarna hitam, berhenti di parkiran onsen. Pria berwajah tampan keluar dari kendaraan bernilai fantastis itu. Ia terlihat memasuki tempat pemandian air panas terkenal di konoha. Dirinya tidak sendiri, melainkan sahabat kecilnya ikut atau lebih tepatnya memaksa dirinya untuk ikut berendam menikmati hari libur mereka.
"Teme tunggu!" Seru pria berambut kuning mengejar Uchiha Sasuke yang terlebih dahulu masuk kedalam.
Mereka menuju meja resepsionis dan mulai membooking kolam..
"VVIP." Pesan anak pemilik saham terbesar di konoha itu.
"Baik tuan, silahkan ikuti saya." Mereka berdua diantar ketempat ruang ganti baju yang hanya boleh diisi oleh keduanya saja.
"Teme, aku tidak tau jika Itachi-nii sudah pulang." Naruto nama panggilan pria itu melirik sahabatnya masih bergeming
"Oi Teme!!" Panggil Naruto menaikkan volume suaranya.
"Hm?"
"Kau mendengar ku tidak? Aku bilang It-"
"Ya. Dia memang sudah pulang dua hari yang lalu. Kau mau berendam atau bergosip?" Balas sasuke ketus.
"Kalau boleh keduanya kenapa tidak?" Naruto terkekeh dibalas lemparan baju melayang kewajahnya. Ia mengerecutkan bibir tak suka.
"Huh menyebalkan!" Naruto mulai mengekori Sasuke dari belakang menuju ke kolam pemandian.
Sasuke merenggangkan badannya ditepi kolam. Ia lalu membuka jubah mandi yang menutupi tubuh berototnya. Perlahan ia masuk kedalam air kolam dan merilekskan tubuh.
Sebenarnya ia rutin melakukan kegiatan itu sebulan tiga kali, hanya saja kadang jadwalnya yang padat sebagai kapten penerbangan membuatnya tak teratur untuk melaksanakan rutinitasnya ini.
"Ahh nikmat sekali." Gumam Naruto tepat disampingnya
"O-iya Teme, kau datang kan nanti malam?"
"Hn." Balas Sasuke sambil memejamkan mata.
"Baguslah. Kau akan memberi hadiah apa untuk Sai?"
"Buku gambar." Jawab asal pemuda berwajah tanpa ekspresi itu.
"Buakakakkka.." Tawa Naruto menyeka air mata yang keluar di sudut mata.
"Berhenti bertanya padaku baka! Kau akan tau nanti!" Sasuke mengakhiri obrolan konyolnya dengan sang sahabat. Matanya kembali terpejam dan ia mulai tenggelam bersama suasana tenang.
]
Selesai berbelanja Hinata mengajak adik kesayangannya untuk memasuki salon. Mereka akan melakukan kegiatan selayaknya perempuan dalam hal memanjakan diri. Hanabi memilih di creambath sementara Hinata mencoba medicure, dan pedicure. Hampir satu jam mereka habiskan untuk kegiatan itu. Setelah membayar keduanya memutuskan untuk balik kerumah. Hinata membawa Hanabi ke basement mall tempat mereka memarkirkan mobil dan mereka pun berlalu dari sana.
Pukul delapan malam Hinata kedatangan tamu istimewa ke kediamannya. Gadis dengan tampilan cepol dua sebagai ciri khasnya, sengaja mengunjungi Hinata setelah tau bahwa sang calon adik ipar telah diterima di maskapai tempat ia bekerja.
"Hua Tenten-nee aku senang kau datang kemari." Rengek Hinata memeluk Tenten erat.
"Selamat untukmu Hinata. Akhirnya impian mu sedikit lagi terwujud!" Seru Tenten melepaskan pelukannya. Ia mendaratkan bokongnya kesofa putih yang terletak di ruang keluarga. Mereka asyik berbincang melepaskan rindu.
Jika dipikir-pikir Hinata adalah gadis yang beruntung. Ia terlahir di keluarga Hyuuga, Ayah kaya raya, sepupu yang mengkhawatirkan dirinya setiap hari, juga di kelilingi teman-teman yang baik kepadanya, lalu terakhir impian sedari kecil akan terwujud sebentar lagi...
Itu adalah suatu pencapaian yang tak semua orang bisa miliki. Begitulah yang ada di benak Ten-ten saat ini. Menurutnya pribadi, Hanya satu ketidakmujuran Hinata dalam hidup, yaitu tidak pernah bisa menggapai cinta pertamanya sedari dulu. Karena yang ia tau pria itu tak menaruh rasa sedikitpun kepada Hinata.
Yah Memang didunia ini benar adanya. bahwa tidak ada manusia yang memiliki hidup sempurna...
TBC
Disini Hanabi usianya terpaut dua tahun aja sama Hinata
Kalau kalian tanya kenapa aku suka sasuhina? Aku suka naruhina juga kok, tapi kalau buat cerita aku jarang baca pair canon. Lebih suka berimajinasi tentang sasuhina atau gaahina.
Bubayy ,oiya jangan lupa vote lopphh
